Gejala Klinis DM Landasan Teori

11 2. Beberapa individu datang dengan diagnosis yang telah disertai komplikasi. 3. Penatalaksanaan pada pasien DMT2 biasanya merubah riwayat alamiah dari penyakit DM itu sendiri. ADA 2011 merekomendasikan proses screening dilakukan setiap 3 tahun sekali oleh orang yang berusia 45 tahun. Untuk yang berusia kurang dari 45 tahun, rekomendasi screening berlaku apabila mengalami obesitas BMI 25 dan memiliki faktor risiko DMT2. 14

2.1.7. Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan DMT2 a.

Riwayat DMT2 pada keluarga Faktor genetik merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap berkembangnya DMT2 pada individu. Risiko untuk terjadinya DMT2 pada salah satu kembar identik apabila kembar yang lain terkena DMT2 adalah sebesar 70 sampai 90 . Sedangkan risiko pada individu dengan kedua orang tua menderita DMT2 dapat mencapai 40. Banyak gen yang diduga berperan pada perkembangan DMT2 pada individu. Mekanisme gen dalam meningkatkan risiko DMT2 diperkirakan melalui perubahan fungsi, perkembangan, dan sekresi insulin dari pulau-pulau langerhans pada pankreas. 14,50

b. Obesitas

Obesitas adalah suatu keadaan penumpukan lemak di jaringan adiposa secara berlebihan. Kesulitan dalam pengukuran lemak tubuh secara langsung membuat indeks massa tubuh IMT yang digunakan untuk menentukan apakah individu masuk dalam kategori obes atau tidak. Nilai IMT didapatkan dengan membagi berat badan dalam kilogram Kg dengan tinggi badan dalam meter kuadrat m 2 . Hubungan antara IMT dan lemak tubuh ditentukan oleh proporsi tubuh. Terdapat perbedaan interpretasi penilain IMT pada orang-orang berusia lanjut dan pada para atlet. Pada orang berusia lanjut, kemungkinan proporsi lemaknya lebih banyak dibandingkan para atlet, sedangkan proporsi otot tentu lebih banyak pada kelompok atlet. Berdasarkan penilaian IMT, dapat ditemukan status berat badan individu termasuk berat badan kurang, normal, lebih, berisiko, obes I dan obes II. 11,20,21 Sebagaimana dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: