Coomassie Dye-Binding Assay Bradford Assay

25 berbentuk globular sferis .Dan sebagian protein membentuk struktur kuarterner yang merupakan konformasi tiga dimensi suatu protein multisubunit yang terdiri dari sejumlah rantai polipeptida atau subunit disatukan oleh interaksi non kovalen. 40 Protein di dalam sel berada dalam keadaan “asli” naïve state. Panas, asam, dan bahan lain menyebabkan protein mengalami denaturasi, yaitu konformasi tiga dimensinya terbuka dan hilang.Dalam keadaan asli alami didalam sel ,banyak protein yang berikatan dengan substansi lain, dari ion samai molekul kompleks misalnya koenzim.Ligan-ligan ini penting untuk fungsi koenzim. Muatan pada protein terutama disebabkan oleh rantai sisi residu asam amino. Hanya gugus amino terminal-N dan gugus karboksil terminal–C yang berperan dalam menentukan muatan, karena semua gugus α-amino dan α-karboksil lainnya terlibat dalam ikatan peptida. 40 Protein disintesis dari asam-asam amino yang disatukan bersama oleh ikatan peptida untuk membentuk rantai linier yang disebut polipeptida. Pada ikatan peptida, gugus α-karboksil sebuah asam amino melekat secara kovalen ke gugus α-amino asam amino pada gambar berikut ini: 40 Gambar 2.6. Ikatan Peptida antara Dua Asam Amino. 40 Secara kimia, rantai sisi asam amino sangat beragam. Pada pH faali, gugus amino membawa sebuah proton dan bermuatan positif, sedangkan gugus karboksil melepaskan sebuah proton dan bermuatan negatif. Selain muatan positif pada gugus amino dan muatan negatif pada gugus karboksil, sebagian asam amino juga membawa muatan pada rantai sisinya. Rantai sisinya dapat bersifat polar hidrofilik dan dapat pula bersifat nonpolar hidrofobik. Asam amino berdasarkan rantai sisinya. 40

2.1.4. Coomassie Dye-Binding Assay Bradford Assay

Bradford assay merupakan prosedur analisis spektroskopik yang digunakan untuk menentukan konsentrasi protein total dalam cairan. Pada metode 26 ini terkandung coomassie dye berupa Brilliant Blue yang dapat berikatan dengan protein dalam cairan asam melalui prinsip triphenylmethane group berikatan dengan struktur nonpolar pada protein dan anion sulfonate group berikatan dengan sisi kation pada rantai protein contoh: sisi arginin dan lisin. Ikatan dye dengan protein memiliki daya penyerapan dari 465 nm sampai 595 nm dengan perubahan warna dari cokelat menjadi biru. 40,41 Prosedur Bradford assay menggunakan prinsip spektrofotometri, spektrometer digunakan untuk memproduksi sinar dengan pemilihan warna panjang gelombang dan fotometer untuk menerima nilai intensitas cahaya. Sampel protein yang akan diukur diletakkan ditengah-tengah alat tersebut. Sinar yang ditembakkan oleh spektrometer sebagian akan diserap oleh protein dan sebagian diterima oleh fotometer. Alat tersebut menghantarkan sinyal tegangan ke galvanometer. Sinyal tersebut berubah sebanding dengan perubahan jumlah sinar yang diserap yang kemudian menunjukkan angka konsentrasi dari protein yang diukur. Kelebihan Bradford assay untuk menentukan konsentrasi protein total dibandingkan metode lain adalah lebih cepat, langkah-langkah pencampuran lebih sedikit, tidak membutuhkan pemanasan, dan memberikan respon colorimetric yang lebih stabil. 41 27 2.2 Kerangka Teori Rokok Kandungan rokok Kandungan asap rokok Zat kasrinogenik Nikotin Radikal bebas Paparan panas dari rokok Aldehid Merusak pertahanan tuuh ↓Fungsi PMN ↓produksi IgAIgG Merusak Matriks ekstraseluler Sitokin proinflamasi dan mediator inflamasi IL- 1TNF- α, PGE Berikatan dengan –SH group pada molekul Iritasi mukosa mulut kemoatraktan neutrofil Aktivitas enzim pada saliva Pelepasan granul neutrofil elastase proteinase, kaptesin G Kerusakan sel dan jaringan kelenjar saliva Memepengaruhi salivary gland ↓Poduksi saliva ↓ Konsentrasi protein total pada saliva Mempeng aruhi vaskularis asi Semakina lama merokok dan semakin banyak konsumsi batang rokok perhari ↓Poduksi protein Durasi merokok dan jumlah batang rokok perhari ↓konsentrasi protein plasma Kondisi nurtisi buruk Kegiatan sebelum pengambilan sampel saliva: makan, minum, merokok, terpapar asap rokok, sikat gigi, obat kumur, konsumsi obat yang mempengaruhi produksi saliva Kondisi nurtisi buruk Kerja simpatis parasimpatis ↓Poduksi saliva 28

2.3 Kerangka Konsep

: Variabel bebas : Variabel diteliti : Variabel perancu perokok Kandungan asap rokok dan rokok Kerusakan sel jaringan kelenjar saliva Menurun konsentrasi protein total pada saliva Mempengaruhi produksi saliva Meningkatkan resiko penyakit mulut Durasi merokok dan jumlah batang rokok perhari, kondisi nutrisi buruk, kondisi stress, kegiatan sebelum pengambilan sampel saliva: makan, minum, merokok, terpapar asap rokok, sikat gigi, obat kumur, konsumsi obat yang mempengaruhi produksi saliva