Efek Merokok Tembakau terhadap Saliva

18 9 Formaldehid Biasa digunakan dalam pengawetan mayat. Menyebabkan iritasi hidung, tenggorokan, dan mata saat menghirup asap rokok.

2.1.2.4 Efek Merokok Tembakau terhadap Saliva

Saat ini sudah banyak penelitian dilakukan mengenai efek rokok, dan rokok dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Dan Mulut merupakan salah satu organ pertama yang terpapar oleh rokok, dan banyak penyakit yang timbul akibat paparan rokok. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan pun bervariasi, seperti kebersihan mulut dan gigi yang buruk, terdapat peradangan. Bahan toksik yang terdapat pada rokok dapat menyebabkan iritasi pada jaringan lunak di rongga mulut, infeksi mukosa,memperlambat penyembuhan luka, memperlemah kemampuan fagositois, dan bahkan mengurangi asupan aliran darah ke ginggiva. Dan saliva merupakan cairan biologis pertama dari tubuh kita yang terpapar oleh tembakau dari rokok yang mengandung bahan-bahan bersifat toksik yang dapat mengubah saliva baik secara struktural maupun fungsional. 21,22 Efek yang ditimbulkan oleh rokok tergantung dari jumlah rokok dan durasi merokok. Sebuah studi meta-analisis tahun 2008 menyatakan merokok meningkatkan 3 kali lipat risiko kanker mulut. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan hal itu, yang pertama efek dari paparan rokok saat menghisap rokok yang dapat mengiritasi mukosa mulut secara langsung. Selain itu bahan kimia pada rokok dan asap rokok dapat merangsang pelepasan zat kimia dari sel makrofag dan neutrofil aktif seperti IL-1, Prostaglandin 2, Elastase proteinase 3, katepsin G yang pada tubuh yang dapat merusak sel dan jaringan kelenjar saliva. Dan hal tersebut di pengaruhi juga oleh lamanya merokok dan jumlah batang erhari yang daat mempeburuk keadaan saliva. 22,23 Efek lain yang disebabkan oleh rokok terhadap saliva yaitu efek kemoatraktan langsung dari nikotin terhadap neutrofil. Neutrofil yang terkumpul akan mengalami pengaktivan dan membebaskan granulnya yag kaya akan elastase neutrofil, proteinase 3 dan katepsin G yang merusak jaringan , rokok juga meningkatkan aktivitas enzim matrixmetalloproteinases MMPs, elastase, 19 interleukin-1, dan prostaglandin-2 dari sel makrofag yang berakibat pada destruksi sel dan jaringan dan asap rokok mengandung banyak spesies oksigen reaktif ROS yang merupakan radikal bebas. Radikal bebas ini mengaktifkan transkripsi nuclear factor κB NF-κB yang lalu mengaktifkan gen untuk TNF dan IL-8 sebagai kemoatraktan neutrofil. Rokok menurunkan kadar Ig A dan Ig G yang berperan dalam melawan bakteri Gram negatif pada rongga mulut, rokok juga menurunkan kapasitas proliferasi sel T yang mengaktivasi sel B untuk memproduksi antibodi.rokok daat menurunkan alliran darah ke gusi. Penurunan respon sistem imun terutama disebabkan oleh nikotin. Kandungan dalam rokok seperti karbon monoksida menurunkan oksigenasi ke jaringan mengakibatkan gangguan dalam proses penyembuhan luka. Iritasi kelenjar saliva dan inflamasi saluran keluar kelenjar saliva yang berakibat pada peningkatan laju sekresi saliva pada awal paparan rokok, namun penurunan sebagai efek jangka panjang merokok. Komponen unsaturated saturated aldehydes pada rokok dapat berinteraksi dengan sulphydryl group -SH pada enzim saliva sehingga menurunkan kadar protein saliva dan menurunkan enzim laktat dehidrogenase LDH, aspartat aminotransferase AST, dan amilase pada pertama kali paparan rokok. Kadar glutathione GSH dan enzim peroksidase sebagai antioksidan yang menyumbangkan –SH kepada aldehid juga menurun setelah paparan rokok. 24,25,26,27 Penelitian yang dilakukan oleh Avsar dkk tahun 2009 pada anak-anak perokok pasif melaporkan bahwa kadar protein total saliva cenderung sama antara anak-anak perokok pasif dan grup kontrol, sedangkan kadar Ig A saliva pada anak perokok pasif lebih rendah dibandingkan grup kontrol, dan aktivitas amilase lebih tinggi pada anak-anak perokok pasif dibandingkan grup kontrol. 28,29 Penelitian yang dilakukan oleh Fujinami dkk tahun 2009 menyatakan bahwa terdapat penurunan kadar protein total pada saliva tikus pada hari ke 15 paparan terhadap asap rokok, jika dibandingkan dengan tikus kontrol. Pengamatan secara histologi juga memperlihatkan perubahan pada kelenjar saliva tikus, yakni terjadi degenerasi vakuola, vasodilatasi dan hiperemis. Kolte dkk, tahun 2012 melaporkan terjadi penurunan kadar protein total, magnesium dan fosfor saliva 20 pada perokok dengan periodontitis dan perokok yang tidak mengalami periodontitis dibandingkan dengan grup non-perokok yang sehat. 6,7 Hasil berlawanan dilaporkan oleh Laine dkk tentang efek rokok pada manusia berkaitan dengan peningkatan konsentrasi sodium, potassium dan protein total pada saliva. Hasil serupa juga dilaporkan oleh Kallapur dkk tahun 2013 tentang peningkatan kadar protein total saliva pada penderita diabetes yang merokok dan yang tidak merokok, yang diduga karena peningkatan permeabilitas membran basal vaskular akibat diabetes sehingga terjadi kebocoran protein plasma ke saliva dan penelitian oleh Negler dkk tahun 2000 munujukan penurunan aktivitas enzim amilase 34, lactic dehydrogenase 57, asam fosfatase 77 pada saliva akibat merokok, namun tidak berefek pada aktivitas aspartate aminotransferase dan alkaline phophatase. Penilitian ini juga mengatakan bahwa berbagai komponen pada rokok dapat mengakibatkan penurunan aktivitas enzim saliva dengan berbagai mekanisme. 28,30

2.1.2.5 Efek Merokok Tembakau terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut