mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilain autentik lebih fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan
peserta didik untuk menunjukkan kompetensinya yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh sebab itu, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran pada jenjang sekolah dasar. Penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada pesera didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan
analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi antar sesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuam,
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas, seperti membaca dan meringkas, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat
multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
2.7.2 Konsep Penilaian Autentik
Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Penilaian merupakan
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan untuk memantau
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik mengetahui capaian pembelajaran learning outcomes.
Berdasarkan penilaian hasil belajar, peserta didik dan pendidik memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar.
Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatannya, peserta didik dan pendidik memiliki arah yang jelas apa yang harus diperbaiki dan dapat dilakukan refleksi
mengenai apa yang dilakukan dalam pembelajaran. Bagi pendidik, hasil penilaian belajar merupakan alat untuk mewujudkan akuntabilitas profesionalnya dan dapat
digunakan sebagai dasar dan arah pengembangan pembelajaran remedial atau pengayaan bagi peserta didik yang membutuhkan serta memperbaiki RPP dan proses
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Bagi peserta didik, memungkinkan melakukan proses transfer cara belajar untuk mengatasi kelemahannya transfer of
learning. Penilaian hasil belajar oleh pendidik tidak terlepas dari proses pembelajaran.
Pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan wujud pelaksanaan tugas profesionalisme pendidik sebagaimana termaktub dalam Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar standard-based education,
kurikulum berdasarkan kompetensi competency-based curriculum, dan pendekatan belajar tuntas mastery learning penilaian proses dan hasil belajar merupakan
parameter pencapaian kompetensi minimal. Untuk itu, berbagai pendekatan, strategi, teknik, dan model pembelajaran perlu dikembangkan untuk memfasilitasi peserta