Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning

Communication Technology AECT. Menurut AECT, media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik, Heinich dalam Uno 2008: 113. Hal yang sama dikemukakan Briggs dalam Uno 2008: 114 yang menyatakan bahwa media adalah segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar.

2.4.2 Peran Media dalam Pembelajaran

Dalam pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. 1 Penyajian materi ajar menjadi lebih standar. 2 Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. 3 Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif. 4 Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi. 5 Kualitas belajar dapat ditingkatkan. 6 Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja. 7 Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuatbaik. 8 Memberi nilai positif bagi pengajar.

2.4.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran

Sanjaya 2009: 213 mengklasifikasikan beberapa jenis media pembelajaran sebagai berikut. a. Media grafis visual diam: Gambarfoto,diagram, bagan, poster, grafik 1 Media proyeksi. 2 Media Audio. 3 Media komputer. b. Penggunaan multimedia presentasi. c. CD multi media interaktif. d. Pemanfaatan internet.

2.5 Perencanaan Pembelajaran

Segala kegiatan yang direncanakan terlebih dahulu akan lebih terarah dan berhasil untuk mencapai tujuan. Sama halnya dengan kegiatan pembelajaran, guru harus mampu merencanakan pembelajaran. Perencanaan menurut Uno 2007: 2 adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehigga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sejalan dengan pendapat di atas, Sanjaya 2009: 28 mengatakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara