Jaminan Kecelakaan Kerja UU SJSN Pasal 29

g. Pelayanan untuk mengatasi interfertilitas; h. Pelayanan meratakan gigi ortodonsi; i. Gangguan kesehatan penyakit akibat ketergantungan obat danatau alkohol; j. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri; k. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur non medis, shinshe, chiroprctic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan health technology assessment; l. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan eksperimen; m. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu; n. Perbekalan kesehatan rumah tangga; o. Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasawabah; p. Kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah preventable adverse events yang ditetapkan oleh Menteri; dan q. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungannya dengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan. 72 BAB IV SISTEM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN SETELAH BERLAKUNYA PERATURAN TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL BPJS KETENAGAKERJAAN A. Ruang Lingkup Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan Dalam Pasal 6 ayat 2 UU BPJS ,”BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun”.

1. Jaminan Kecelakaan Kerja UU SJSN Pasal 29

72 Ibid, Hal. 20-22 Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24 - 1,74 sesuai kelompok jenis usaha. a. Manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja JKK memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan. Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha sebagaimana tercantum pada iuran. 1 Biaya Transport Maksimum a Daratsungaidanau Rp 750.000,- b Laut Rp 1.000.000,- c Udara Rp 2.000.000,- 2 Sementara tidak mampu bekerja b. Empat 4 bulan pertama, 100 x upah sebulan c. Empat 4 bulan kedua, 75 x upah sebulan d. Seterusnya 50 x upah sebulan 3 Biaya PengobatanPerawatan Rp 20.000.000,- maksimum dan Pergantian Gigi tiruan Rp. 2.000.000,- Maksimum 4 Santunan Cacat a Sebagian-tetap: tabel x 80 bulan upah b Total-tetap: 1. Sekaligus: 70 x 80 bulan upah 2. Berkala 24 bulan Rp 200.000,- per bulan 5 Kurang fungsi: kurang fungsi x tabel x 80 bulan upah 6 Santunan Kematian a Sekaligus 60 x 80 bulan upah b Berkala 24 bulan Rp. 200.000,- per bulan c Biaya pemakaman Rp 2.000.000,- 7 Biaya Rehabilitasi diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan patokan harga yang ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi RS Umum Pemerintah dan ditambah 40 dari harga tersebut, serta biaya rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp 2.000.000,- a Prothesealat penganti anggota badan b Alat bantuorthose kursi roda 8 Penyakit akibat kerja, besarnya santunan dan biaya pengobatanbiaya perawatan sama dengan poin ke-2 dan ke-3. b. Iuran 1 Kelompok I: 0.24 dari upah sebulan; 2 Kelompok II: 0.54 dari upah sebulan; 3 Kelompok III: 0.89 dari upah sebulan; 4 Kelompok IV: 1.27 dari upah sebulan; 5 Kelompok V: 1.74 dari upah sebulan. c. Tata Cara Pengajuan Jaminan 1 Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi form BPJS Ketenagakerjaan 3 laporan kecelakaan tahap I dan mengirimkan kepada BPJS Keteneagakerjaan tidak lebih dari 2 x 24 Jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan 2 Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuhmeninggal dunia oleh dokter yang merawat, pengusaha wajib mengisi form 3a laporan kecelakaan tahap II dan dikirim kepada BPJS Ketenagakerjaan tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuhmeninggal. Selanjutnya BPJS Ketenagakerjaan akan menghitung dan membayar santunan dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga kerjaahli waris. 3 Form BPJS Ketenagakerjaan 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan pembayaran jaminan disertai bukti-bukti: a Fotokopi kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan b Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form BPJS Ketenagakerjaan 3b atau 3c c Kuitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi pengangkutan. d. Manfaat Trauma Center TC 1 Manfaat lain dari program JKK yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan saat ini adalah dengan memperluas jaringan pelayanan kesehatan dengan membentuk jejaring Trauma Center TC dengan beberapa rumah sakit dan klinik. 2 Tujuan dibentuknya Trauma Center TC adalah agar peserta dapat lebih mudah menjangkau rumah sakit klinik dan mempermudah administrasi pada saat terjadi kecelakaan kerja, sehingga penanganan kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat ditangani secara cepat dan tepat.

2. Jaminan Hari tua UU SJSN Pasal 35 dan Pasal 37

Dokumen yang terkait

Kedudukan Hukum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

7 149 101

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Studi Pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Ketenagakerjaan Kantor Cabang Binjai)

6 127 174

Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Bagi Pekerja/Buruh Setelah Berlakunya Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs)

1 50 107

Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj) Provinsi Sumatera Utara

4 100 108

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kedudukan Hukum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Studi Pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Ketenagakerjaan Kantor Cabang Binjai)

0 0 38

BAB II PENGATURAN SISTEM JAMINAN SOSIAL BAGI PEKERJABURUH A. Sejarah Pengaturan Sistem Jaminan Sosial Bagi PekerjaBuruh - Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Bagi Pekerja/Buruh Setelah Berlakunya Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara J

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Bagi Pekerja/Buruh Setelah Berlakunya Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs)

0 0 19

Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj) Provinsi Sumatera Utara

0 0 28

Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj) Provinsi Sumatera Utara

0 0 25