30 farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Instalasi telah
menjalankan tugas dan fungsinya di dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. IFRS RSUP H. Adam Malik sudah memiliki sarana dan prasarana yang
sesuai dengan standar pelayanan farmasi di rumah sakit yaitu gudang farmasi, ruang produksi, depo farmasi sebagai perpanjangan tangan dari instalasi farmasi
untuk mendistribusikan perbekalan farmasi ke pasien, ruang pelayanan informasi obat, ruang konseling, ruang tata usaha dan ruangan lainnya.
4.3 Pelayananan Instalasi Farmasi
4.3.1 Pokja Perencanaan dan Evaluasi
Pokja perencanaan dan evaluasi IFRS pada RSUP H. Adam Malik mempunyai tugas melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan
rumah sakit, melakukan evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian, serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas
dilingkungan pokja perencanaan. Pokja perencanaan dan evaluasi melakukan perencanaan perbekalan
farmasi untuk kebutuhan RSUP H. Adam Malik dengan menggunakan metode kombinasi yaitu gabungan antara metode konsumtif dan epidemiologi. Data yang
diperlukan untuk perencanaan diperoleh dari laporan yang diberikan oleh kepala depo-depo farmasi, laporan bulanan pokja perbekalan serta rencana tahunan dari
masing-masing depo farmasi. Pelaksanakan administrasi pokja perencanaan dan evaluasi melalui SIRS.
Pembelian perbekalan farmasi sampai dengan 200 juta sudah dapat ditangani langsung oleh instalasi farmasi melalui pokja perencanaan dan
31 pembelian perbekalan farmasi diatas 200 juta ditangani oleh panitia pengadaan
dengan sistem tender. Pengadaan perbekalan farmasi oleh pokja perencanaan dilaksanakan setiap dua minggu sekali dan rencana pengadaan ini mengacu pada
persediaan perbekalan farmasi di gudang stok.
4.3.2 Pokja Perbekalan
Perbekalan farmasi yang masuk ke IFRS diterima, diperiksa, diteliti keadaannya, disesuaikan dengan surat pengantar barang SPB dan surat pesanan
SP, di-entry, dan disimpan sesuai dengan sifatnya obat termolabil di lemari es yang dilengkapi pengatur suhu, bentuk sediaan oral, injeksi, infus, salep, bahan
baku obat mudah menguapterbakar, obat narkotika dan psikotropik dalam lemari khusus dan terkunci, dan disusun secara alfabetis dengan sistem first in
first out FIFO dan first expired first out FEFO. Lemari es yang terdapat pada gudang askes belum memenuhi persyaratan suhu penyimpanan.
Perbekalan farmasi yang dibeli melalui tender diterima oleh panitia penerima barang bersama-sama dengan bendaharawan barang untuk menerima,
memeriksa dan meneliti keadaan perbekalan farmasi, disesuaikan dengan SPB dan SP, diserahkan ke instalasi farmasi melalui pokja perbekalan, kemudian dibuat
berita acara. Petugas pokja perbekalan menerima, meng-entry ke SIRS dan menyimpan perbekalan farmasi.
Pokja perbekalan melakukan kegiatan produksi sediaan farmasi seperti membuat akuades, H
2
O
2
3, NaCl 0,9 non steril , handscrub serta mengubah menjadi kemasan yang lebih kecil re-packing antara lain alkohol 96, alkohol
70 dan isodin povidon iodium.
32 Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan seperti rawat inap terpadu rindu, CMU, IGD, apotek I, apotek II, instalasi diagnostik terpadu IDT, instalasi
hemodialisis IHD, instalasi patologi anatomi IPA, instalasi patologi klinik IPK, instalasi radiologi dan user lainnya seperti poli-poli rawat jalan. IPK telah
memiliki kerja sama operasional KSO dengan pihak lain untuk reagen tertentu, namun untuk pengadaan reagen lain yang tidak termasuk KSO tetap dilakukan
oleh instalasi farmasi.
4.3.3 Pokja Farmasi Klinis