13 Tujuan EPO adalah untuk mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas
pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatandokter tertentu, membandingkan pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatandokter satu dengan yang lain,
penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik, menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada EPO meliputi
indikator peresepan, indikator pelayanan dan indikator fasilitas Depkes RI,
2004.
i. Pemantauan Terapi Obat
Berbagai hal yang dipantau apoteker dalam pemantauan terapi obat antara
lain penyalahgunaan obat, salah penggunaan obat, pola penulisan resep yang abnormal, duplikasi resep, interaksi obat-obat, interaksi obat-makanan, interaksi
obat-uji laboratorium, reaksi obat merugikan, inkompatibilitas pencampuran intravena, kondisi patologis penderita yang dapat mempengaruhi efek merugikan
dari terapi obat yang ditulis dan data laboratorium farmakokinetik klinik untuk mengevaluasi kemanfaatan terapi obat dan mengantisipasi efek samping,
toksisitas Siregar dan Amalia, 2004.
j. Dispensing Sediaan Khusus
Dispensing sediaan khusus terdiri atas pencampuran obat suntik, penyiapan nutrisi parenteral dan penanganan sediaan sitotoksik. Tujuan dilakukan dispensing sediaan
khusus adalah untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk, melindungi petugas dari paparan zat berbahaya, dan menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat.
14
2.5 Instalasi Central Sterile Supply Department CSSD
Central sterile supply department CSSD atau instalasi pusat pelayanan sterilisasi merupakan satu unit atau departemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang membutuhkan kondisi steril Depkes RI
a
Tujuan adanya CSSD di rumah sakit adalah membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, untuk mencegah terjadinya infeksi,
menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi infeksi nosokomial, efisiensi tenaga medisparamedis untuk
kegiatan yang berorientasi pada pelayanan terhadap pasien, menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan.
, 2009.
Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari ruang dekontaminasi, ruang pengemasan alat, ruang produksi dan prossesing, ruang sterilisasi, dan ruang
penyimpanan barang steril.
2.6 Instalasi Gas Medis
Penggunaan gas medis pada sarana pelayanan kesehatan diatur berdasarkan kepmenkes nomor 1439MenkesSKXI2002 tanggal 22 Nopember
2002. Gas medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk pelayanan medis pada sarana kesehatan. Jenis gas medis yang dapat digunakan
pada sarana pelayanan meliputi oksigen O
2
, dinitrogen monoksida N
2
O, nitrogen N
2
, karbon dioksida CO
2
, udara tekan compressed air dan mixture gas Depkes RI
b
, 2002.
15
BAB III TINJAUAN KHUSUS RSUP H. ADAM MALIK
3.1. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik
Berdasarkan kepmenkes nomor 335MenkesSKVII1990 tanggal 10 Juni 1990, RSUP H. Adam Malik ditetapkan sebagai rumah sakit kelas A. Sesuai
dengan kepmenkes nomor 502MenkesSKIX1991 tanggal 17 Juni 1991, RSUP H. Adam Malik ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan dan juga sebagai pusat
rujukan wilayah pembangunan A yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam dan Riau.
Berdasarkan kepmenkeu nomor 280KMK.052007 dan kepmenkes nomor 756MenkesSKVI2007 pada Juni 2007, RSUP H. Adam Malik telah berubah
status menjadi badan layanan umum BLU bertahap. Berdasarkan kepmenkeu nomor 214KMK.052009 tanggal 10 Juni 2009, RSUP H. Adam Malik
mendapatkan status BLU secara penuh.
3.1.1. Tugas dan Fungsi 3.1.1.1 Tugas
Berdasarkan permenkes RI nomor 244MenkesPerIII2008 tanggal 11 Maret 2008, RSUP H. Adam Malik bertugas menyelenggarakan upaya
penyembuhan dan pemulihan secara paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian, dan pengembangan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan
dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan.