28 elektrolit. Pada pemeriksaan kimia klinik menunjukkan kadar albumin berada
dibawah nilai normal yaitu 1,4 gdl menunjukkan pasien hipoalbumin, kemudian terdapat luka di pinggang bagian kiri pasien.
Berdasarkan semua hasil pemeriksaan tersebut dokter menyatakan bahwa pasien menderita Diare Kronik ec Collitis TB, Collitis non infeksiusa + TB Paru
+ Ulkus Dekoditus ot Regio Lumbal Sinistra + Hipoalbumineumia. Penulis melakukan pemantauan terapi obat, konseling pasien untuk
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat dan komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk kualitas pengobatan yang terbaik mulai
dari tanggal 07 desember sampai tanggal 14 desember 2011. Pemantauan terapi obat dilakukan untuk melihat apakah penggunaan obat untuk terapi pasien
diberikan secara rasional. Rasionalitas penggunaan obat meliputi tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan waspada efek samping. Pemantauan
terapi obat dilakukan setiap hari sesuai dengan obat yang diberikan. Penyampaian informasi penting tentang obat disampaikan secara langsung kepada pasien atau
keluarganya untuk meningkatkan pemahaman pasien mengenai obat, dan kepada tenaga kesehatan lainnya terkait dengan efektivitas obat dan stabilitas obat dalam
bentuk rekomendasi kepada dokter dan perawat.
4.2 Pengkajian Tepat Indikasi
Data hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan pendukung lainnya menunjukkan keadaan patologis dari pasien. Hasil diagnosis dokter menyatakan
bahwa pasien mengalami Diare Kronik ec Collitis TB, Collitis non infeksiusa + TB Paru + Ulkus Dekoditus ot Regio Lumbal Sinistra + Hipoalbumineumia.
29 Keadaan pasien yang mengalami dehidrasi dan kurangnya asupan makanan
menyebabkan gangguan elektrolit sehingga diberikan cairan infus NaCl 0,9 pada hari pertama pasien masuk, cairan infus tersebut mengandung elektrolit yang
merupakan bahan utama untuk terapi penggantian terapi yang penting untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, pemberian infus NaCl sudah
tepat indikasi karena pasien dalam keadaan lemah dan kekurangan cairan sehingga perlu diberi tambahan cairan untuk menjaga keseimbangannya di dalam
tubuh. Kemudian pada tanggal 8-14 desember 2011 diberikan infus ringer laktat dimana cairan tersebut penting untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh, pemberian cairan ringer laktat sudah indikasi tepat dikarenakan dalam cairan ringer laktat mengandung kalium untuk memenuhi kekurangan kalium
yang diakibatkan oleh diare dan didukung oleh hasil laboratorium patologi klinik pada tanggal 8 desember 2011 pada pasien dibawah ambang normal yaitu 3,2
mEqL. Pemberian seftriakson kepada pasien karena diduga terjadi infeksi lain
yang belum terbukti selain infeksi utama oleh Mycobacterium tuberculosis. Pemberian seftriakson dari tanggal 7-10 desember 2011 ini kurang tepat indikasi
karena penggunaannya secara empiris tanpa ada pengujian kultur. Pada hari rawatan ke-5 tanggal 11-desember 2011, hasil kultur dan uji
sensitivitas antibiotik telah tersedia. Hasil ini menunjukkan bahwa pasien sensitive terhadap antibiotik gentamycin, pemberian antibiotik tersebut sudah
tepat indikasi sesuai dengan hasil kultur yang diperoleh sehingga pasien terhindar dari resistensi pengunaan antibiotik yang tidak rasional.
30 Pemberian human albumin berdasarkan hasil laboratorium pada tanggal 9
Desember 2011 pasien mengalami hipoalbumin dimana kadar albumin 1,4 gdl berada di bawah normal yaitu 3,5-5,0 gdl. Pemberian human albumin dinilai
sudah tepat indikasi namun adanya keterlambatan pemberian yang dilakukan, dimana seharus nya pemberian human albumin sudah diberikan pada tanggal 9
desember 2011 dan baru diberikan pada tanggal 11 desember 2011 yang menyebabkan pasien mengalami keterlambatan asupan albumin yang seharusnya
segera dibutuhkan. Pemberian antibiotik cotrimoxazole sudah tepat indikasi karena sesuai
dengan indikasinya untuk pegobatan bagi pasien diare yang disebabkan oleh adanya bakteri penyebab infeksi. Pemberian obat nystatin sudah tepat indikasi
karena adanya jamur di lidah pasien, nystatin merupakan obat anti jamur yang termasuk ke dalam golongan polien.Obat ini aktif terhadap beberapa jenis jamur,
tapi terutama digunakan untuk infeksi candida albicans di kulit dan membran mukosa Sukandar, 2008.
Parasetamol diindikasikan untuk pengobatan demam selesma, pilek, dan nyeri ringan hingga sedang ISFI, 2007. Pemberian parasetamol tepat indikasi
karena pasien menderita demam yang disebababkan karena infeksi bakteri pada borok di punggungnya atau demam yang diakibatkan oleh infeksi tuberculosis.
Loperamid telah terbukti efektif untuk mengatasi diare, dapat digunakan secara tunggal ataupun kombinasi dengan obat antimikroba Goodman Gilman, 2008,
jadi pengunaan loperamid sudah tepat indikasi. Gliseril guaiakolat GG diindikasikan sebagai ekspektoran yang mengubah jumlah dan kekentalan cairan
saluran pernafasan; merupakan zat yang mendorong ekspektorasi atau
31 meningkatkan buangan mukus dari saluran nafas. Pemberian gliseril guaiakolat
sudah tepat yaitu untuk mempermudah pengeluaran dahak bagi pasien. Obat dekstometorfan sudah tepat indikasi sesuai dengan klinis pasien sebagai penekan
batuk yang diakibatkan oleh penyakit tberkulosis Diagnosis dokter menyatakan bahwa pasien menderita tuberkulosis paru
kategori satu. Pemberian kombinasi rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol sesuai dengan pedoman penatalaksanaan pasien tuberkulosis paru,
dimana untuk kategori satu diobati dengan kombinasi 2HRZE4HR3 Depkes RI, 2006. Efek merugikan dari isoniazid adalah neuropati perifer. Efek ini dapat
diatasi dengan pemberian tiamin vitamin B
6
Obat metronidazol diindikasikan untuk pengobatan infeksi anaerobik, infeksi protozoa, infeksi kulit, eradikasi Helicobacter pylori. Pengobatan untuk
infeksi anaerobik digunakan selama 7 sampai 10 hari Depkes R.I., 2007. Penggunaa metronidazol sudah tepat indikasi karena pasien didiagnosis menderita
sepsis karena infeksi ulkus dekubitus. Dugaan infeksi ini ditandai dengan peningkatan jumlah leukosit. Penggunaan obat KSR diindikasikan pada pasien
yang banyak kehilangan kalium melalui feses, seperti diare kronik yang berhubungan dengan intestinal malabsorpsi Depkes RI, 2008
dengan dosis 10 mg dan sudah tepat indikasi.
Untuk mencegah borok bertambah parah, maka dilakukan upaya untuk pembersihan luka yaitu debridement. Debridement adalah upaya pembersihan
luka dengan menghilangkan jaringan mati juga membersihkan luka dari kotoran yang berasal dari luar yang termasuk benda asing bagi tubuh. Larutan yang ideal
digunakan untuk debridement luka adalah cairan fisiologis NaCl 0,9.
32 Debridement jaringan nekrotik dan pembilasan agresif membantu mengurangi
muatan bakteri pada permukaan luka Anonim
a
4.3 Pengkajian Tepat Obat