Pengkajian Tepat Obat PEMBAHASAN

32 Debridement jaringan nekrotik dan pembilasan agresif membantu mengurangi muatan bakteri pada permukaan luka Anonim a

4.3 Pengkajian Tepat Obat

, 2009. Injeksi ceftriaxon diindikasikan untuk infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi kulit, infeksi tulang dan sendi, infeksi intraabdominal, infeksi saluran urin. Penyakit inflamasi pelvis, gonorrhea, dan meningitis Anderson, et.al., 2002. Terapi antibiotik sering diberikan ketika diduga terjadi infeksi meskipun belum terbukti Kasim, 2008. Pemberian injeksi ceftriaxon tepat obat karena ditujukan untuk pengobatan empiris dengan dugaan infeksi. Antibiotik gentamycin diberikan pada tanggal 11 desember 2011 mengantikan antibiotik ceftriaxone Injeksi gentamycin sudah tepat karena sesuai hasil kultur yang diperoleh sehingga pasien terhindar dari resistensi pengunaan antibiotik yang tidak rasional. Gentamycin adalah antibiotic golongan aminoglikosida yang mempunyai spectrum kerja nya yang luas pada kuman gram positif dan gram negative, di samping itu juga aktif terhadap kuman tahan asam yaitu Mycobacterium TBC Tjay Rahardja, 2003. Human albumin diberikan sebagai penyokong volume darah dengan infus melalui pembuluh darah Ansel, 2005. Pemberian human albumin telah tepat obat, karena berdasarkan hasil laboratorium dimana nilai albumin pasien berada di bawah normal yaitu 1,4 gdL. Pemberian antibiotik cotrimoxazole sudah tepat karena cotrimoxazole adalah suatu kombinasi dari sulfametoxazole dengan trimetoprim yang efektif terhadap sebagian besar kuman gram positif dan gram negative Tjay Rahardja, 2003. Nistatin tidak diabsorpsi bila diberikan secara per oral dan terlalu toksik 33 bila diberikan secara parenteral.Obat ini aktif terhadap beberapa jenis jamur, tapi terutama digunakan untuk infeksi candida albicans di kulit dan membran mukosa Sukandar, 2008. Suspensi oral yang mengandung 100.000 IU nistatinml diberikan 4 kali sehari. Pemberian nistatin dalam terapi obat ditujukan untuk mengatasi jamur yang terdapat di mulut pasien yang membuat pasien menjadi susah untuk menutup mulut dan terganggu. Oleh karena itu, pemberian nistatin dalam terapi obat sudah tepat. Parasetamol diindikasikan untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang serta digunakan sebagai antipiretik atau penurun panas pada pasien yang mengalami demam Sukandar, 2008 , d alam hal ini terapi obat sudah tepat karena bertujuan untuk menurunkan panas. Daya antipiretik parasetamol didasarkan pada rangsangan pusat penghantar kalor di hipotalamus, menimbulkan vasodilatasi perifer di kulit sehingga terjadi pengeluaran panas yang disertai banyak keringat Tjay, 2007. Loperamid merupakan suatu turunan piperidin, obat ini memperlambat motiltas saluran cerna Goodman and Gilman, 2003. Pasien mengalami mencret ± 3-5 kali sehari yang sebagian besar terdiri dari air, oleh karena itu, pemberian loperamid dalam terapi obat sudah tepat. Pemberian gliseril guacolat juga sudah tepat indikasi karena sesuai dengan indikasinya sebagai ekspektoran dengan meningkatkan volume dan mengurangi kekentalan sputum yang terdapat di trakhea dan bronki sehingga memudahkan pengeluaran sputum. Obat dekstometorfan sudah tepat indikasi sesuai dengan batuk yang diderita oleh pasien diakibatkan oleh penyakit TB paru. 34 Mikobakteri yang menyebabkan tuberkulosis tumbuh sangat lambat sehingga terapi harus dilakukan dalam waktu yang relatif lama, dan untuk mencegah resistensi penting menggunakan kombinasi dari empat atau lima senyawa yang menimbulkan sensitivitas pada mikobakteri tersebut. Satu kombinasi biasanya terdiri dari rifampisin, isoniazid, pirazinamid dan etambutol Stringer, 2006. Kombinasi ini menggabungkan tingkat efikasi terbesar dengan derajat toksisitas yang dapat diterima Petri, 2003. Pemberian kombinasi rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol sudah tepat sesuai dengan pedoman penatalaksanaan pasien tuberkulosis paru, dimana untuk kategori satu diobati dengan kombinasi 2HRZE4HR3. Rifampisin bersifat bakterisid dengan cara menghambat sintesis asam ribonukleat RNA melalui pembentukan suatu kompleks yang stabil antara rifampisin dengan RNA polimerase . Isoniazid bersifat bakterisid dengan cara menghambat sintesis asam mikolat yang digunakan untuk pembentukan dinding sel mikobakteri Stringer, 2006. Mekanisme kerja pirazinamid berdasarkan pengubahannya menjadi asam pirazinat oleh enzim pirazinamidase yang berasal dari basil TBC. Mekanisme kerja etambutol berdasarkan penghambatan sintesa RNA pada kuman yang sedang membelah, juga menghindarkan terbentuknya mycolic acid pada dinding sel Tan dan Rahardja, 2010. Efek merugikan dari isoniazid adalah neuropati perifer. Hal ini disebabkan oleh peningkatan ekskresi piridoksin. Pasien yang makanannya kurang bergizi dan pasien yang mempunyai predisposisi neuropati karena menderita diabetes, uremia dan alkoholisme beresiko besar untuk mendapatkan efek neuropati ini Woodley and Whelan, 1992. Efek neuropati ini disebabkan oleh kompetisi isoniazid 35 dengan piridoksin untuk enzim apotriptofanase karena keduanya mempunyai struktur kimia yang mirip Mycek, dkk., 1995. Efek ini dapat diatasi dengan pemberian piridoksin vitamin B 6 Metronidazol banyak digunakan sebagai antiprotozoa dan efektif melawan sejumlah bakteri anaerob Katzung, 2002. Metronidazol tepat diberikan karena infeksi pada ulkus dekubitus dapat disebabkan oleh bakteri anaerob. Pemberian KSR diindikasikan untuk pencegahan hipokalemia spesifik, yaitu untuk menggantikan kehilangan kalium di dalam tubuh karena alasan tertentu ini sesuai dengan hasil KSR yang digunakan sebagai suplemen kalium digunakan untuk mencegah hipokalemik spesifik, yaitu untuk menggantikan kehilangan kalium di dalam tubuh karena alasan tertentu ISFI, 2007. Hasil laboratorium pada tanggal 8 desember menunjukkan bahwa pasien memilik kadar kalium yang berada dibawah kadar normal, dan hal ini juga terjadi pada hari-hari sebelumnya. Oleh karena itu, pemberian KSR dalam terapi obat sudah tepat. dengan dosis 10 mg Tan dan Rahardja, 2010.

4.4 Pengkajian Tepat Dosis