27
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian Tepat Pasien
Pasien masuk ke RSUP H. Adam Malik melalui instalasi gawat darurat IGD pada tanggal 7 Oktober 2011. Pasien telah menjalani pemeriksaan
berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan objektif harian, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan laboratorium patologi klinik yang meliputi hematologi, analisa gas
darah, hati, gula darah, ginjal, dan elektrolit. Hasil pemeriksaan ini sangat penting untuk menegakkan diagnosis pasien sehingga ketepatan pasien sebagai salah satu
faktor dalam penilaian rasionalitas penggunaan obat terpenuhi. Dari pemeriksaan klinis yang dilakukan pasien sering buang air besar
dengan konsestensi tinja cair atau encer, terdapat tanda dan gejala dehidrasi, demam, kondisi lemah dan pucat yang dapat mengindikasikan pasien menderita
diare. Gejala klinis lainnya yang dialami pasien antara lain sesak nafas , nafas berbunyi, batuk, nyeri dada, tidak ada nafsu makan, dan penurunan berat badan.
Gejala klinis yang dialami oleh pasien ini adalah gejala klinis utama tuberkulosis Depkes RI, 2006.
Pemeriksaan radiologi foto toraks dengan sinar X pada tanggal 12 Desember 2011 menunjukkan kemungkinan suatu bronchopneumonia DD :
proses spesifik yang menjadi pendukung diagnosa pasien menderita TB Paru. Hasil dari pemeriksaan patologi klinik hematologi menunjukkan jumlah
leukosit yang tinggi dan menandakan adanya infeksi. Jumlah hemoglobin dan trombosit berada di bawah nilai normal. Kadar elektrolit natrium dan kalium juga
di bawah nilai normal yang menunjukkan pasien banyak kehilangan cairan
28 elektrolit. Pada pemeriksaan kimia klinik menunjukkan kadar albumin berada
dibawah nilai normal yaitu 1,4 gdl menunjukkan pasien hipoalbumin, kemudian terdapat luka di pinggang bagian kiri pasien.
Berdasarkan semua hasil pemeriksaan tersebut dokter menyatakan bahwa pasien menderita Diare Kronik ec Collitis TB, Collitis non infeksiusa + TB Paru
+ Ulkus Dekoditus ot Regio Lumbal Sinistra + Hipoalbumineumia. Penulis melakukan pemantauan terapi obat, konseling pasien untuk
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat dan komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk kualitas pengobatan yang terbaik mulai
dari tanggal 07 desember sampai tanggal 14 desember 2011. Pemantauan terapi obat dilakukan untuk melihat apakah penggunaan obat untuk terapi pasien
diberikan secara rasional. Rasionalitas penggunaan obat meliputi tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan waspada efek samping. Pemantauan
terapi obat dilakukan setiap hari sesuai dengan obat yang diberikan. Penyampaian informasi penting tentang obat disampaikan secara langsung kepada pasien atau
keluarganya untuk meningkatkan pemahaman pasien mengenai obat, dan kepada tenaga kesehatan lainnya terkait dengan efektivitas obat dan stabilitas obat dalam
bentuk rekomendasi kepada dokter dan perawat.
4.2 Pengkajian Tepat Indikasi