BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
III.1 Gambaran Umum Kota Bukittinggi
Kota Bukittinggi adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat, dan merupakan salah satu kota wisata yang terdapat di provinsi tersebut. Kota
Bukittinggi hanya berjarak 91 km dari Padang dan 730 km dari Medan . Kekuatan daerah yang dimiliki Kota Bukittinggi terkonsentrasi pada perdagangan,
home Industri, jasa serta pariwisata. Sektor perdagangan dan jasa adalah yang menjadi andalan perekononiam Kota Bukittinggi di samping sektor home industri
yang merupakan salah satu program pemerintah kota Bukittinggi dalam mengentaskan kemiskinan, diantaranya pelatihan keterampilan membordir dan
pelatihan pembuatan kebaya, serta penumbuhan wisata baru yang mengalami pertumbuhan dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah.
Secara geografis Kota Bukittinggi dikelilingi oleh dua gunung berapi yaitu Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Diapit oleh Kabupaten Agam yang
memiliki kekayaan pertanian seperti padi, kentang, kol, tomat, cabe yang merupakan komoditi unggulan di kabupaten ini serta kekayaan perkebunan seperti
kelapa sawit, kopi, karet dan lain-lain. Kota ini juga mempunyai posisi strategis karena dilewati oleh jalur artei primer yang menghubungkan Kota Padang dengan
kota Medan maupun Kota Pekanbaru. Bukittinggi berada pada posisi strategis Jalur Lintas Sumatera yang
menghubungkan Padang, Medan dan Palembang, serta berada diantara Padang dan Pekanbaru dan dapat diakses melalui 2 sarana transportasi darat, yaitu bus
dan kereta api, namun pada dekade 1970-an sarana transportasi kereta api yang menghubungkan kota Payakumbuh dan kota Padang tidak diaktifkan lagi.
Secara umum, transportasi dalam kota dilayani oleh sarana angkutan kota, taksi dan bendi kereta kuda. Terminal bus terbesar di Bukittinggi adalah
Terminal Aur Kuning, yang merupakan titik transit bagi hampir seluruh angkutan dalam dan luar kota.
Saat ini Kota Bukittinggi terdiri dari 3 tiga kecamatan dan 24 dua puluh empat kelurahan. Secara lengkap wilayah administrasi Kota Bukittinggi disajikan pada
tabel berikut
Tabel III.1. Daftar kecamatan di Kota Bukittinggi
No. Nama
Kecamatan
Kelurahan Luas
Daerah Km²
Persentase Luas
Kecamatan Posisi
Geografis
1. Guguk
Panjang 7
6,831 27,07
100°,22’ 50”BT
0°, 18’ 40” LS
2. Mandiangin Koto
Selayan 9
12,156 48,16
100°, 22’ 32” BT
0°, 17’ 29”LS
3. Aur Birugo
Tigo Baleh 8
6,252 24,77
100°23’ 21” BT
0°, 19’ 16”LS
B U K I T T I N G G I
24 25,239
100.00 100°22’03”
BT 0°, 17’ 08” LS
Sumber data : BPS Kota Bukittinggi,2010 hal.18
III.1.1 Letak Geografis
Kota Bukittinggi terletak diantara 100º20 - 100º25 BT dan 00º16-00º20 LS dengan ketinggian sekitar 780-950 meter dari permukaan laut, dan memiliki
hawa cukup sejuk dengan suhu berkisar antara 16.1 – 24.9ºC. Luas daerah lebih
kurang 25,239 km²,luas tersebut merupakan 0,06 persen dari luas Provinsi
Sumatera Barat. Kota Bukittinggi memiliki topografi berbukit-bukit dan berlembah,
beberapa bukit tersebut tersebar dalam wilayah perkotaan, diantaranya Bukit Ambacang, Bukit Tambun Tulang, Bukit Mandiangin, Bukit Campago, Bukit
Kubangankabau, Bukit Pinang Nan Sabatang, Bukit Canggang, Bukit Paninjauan dan sebagainya. Sementara terdapat lembah yang dikenal juga dengan Ngarai
Sianok dengan kedalaman yang bervariasi antara 75 – 110 m, yang didasarnya mengalir sebuah sungai yang disebut dengan Sungai Batang Masang.
Secara administratif Kota Bukittinggi di sebelah utara berbatasan dengan Nagari Gadut dan Kapau, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, di
sebelah selatan berbatasan dengan Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, di sebelah barat berbatasan dengan Nagari Sianok, Guguk dan
Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam dan di sebelah timur berbatasan dengan Nagari Tanjung Alam, Ampang Gadang, Kecamatan IV
Angkat, Kabupaten Agam Hal tersebut berarti bahwa Kota Bukittinggi dikelilingi oleh Kabupaten Simalungun.
III.1.2 Demografi Penduduk
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2009, jumlah penduduk Kota Bukittinggi sementara adalah 107.805 jiwa, dengan laju pertumbuhan
penduduk selama kurun waktu 2000-2009 adalah 1,78 persen pertahun. Penyebaran penduduk kota Bukittinggi dapat dilihat pada tabel 2 dimana
penduduk yang paling banyak adalah di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan yaitu, 40,82 persen. Tingginya tingkat penyebaran penduduk dikecamatan ini
ditandai dengan banyaknya pembangunan perumahan , baik yang dilakukan oleh perusahaan pengembang maupun perorangan.
Namun demikian, Kecamatan Guguk Panjang masih menjadi Kecamatan dengan tingkat kepadatan paling tinggi yaitu 5.774 jiwa per km², diikuti
Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh sebanyak 3.896 jiwa per km² dan Kecamatan Mandiangin Koto Selayan sebanyak 3.620 jiwa per km².
Penduduk Bukittinggi diantaranya terdapat beberapa warga Negara Asing seperti China, India dan Negara Asing lainnya. Tahun 2009 terdapat 17 jiwa
warga Negara China , 4 jiwa warga Negara India dan 1 jiwa warga Asing lainnya.
Tabel III.2 Luas Wilayah Kecamatan
Sumber :BPS Kota Bukittinggi,2010 hal.37
Dengan luas wilayah Kota Bukittinggi 25,239 km
2
yang didiami oleh 107.805 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Bukittinggi
adalah sebanyak 4.271 orang per kilo meter persegi. No Kecamatan
Luas Wilayah
Area km²
Rumah Tangga
Laki- laki
Perempuan Jumlah
Total Kepadatan
1. Guguk
Panjang 6,831
9368 19583
19 856 39439
5774 2.
Mandiangin Koto Selayan
12,156 9849
21622 22385
44007 3620
3. Aur Birugo
Tigo Baleh 6,252
5616 12029
12330 24359
3896
J u m l a h 25,239
24833 53234
54571 107805
4271
III.1.3 Kondisi Pembangunan Kota Bukittinggi
Secara kasat mata pembangunan Kota Bukittinggi sudah cukup berkembang, terutama dalam pembangunan fisik, sarana dan prasarana
infrastuktur. Namun pembangunan tersebut hanya dapat kita lihat dan tersedia di pusat Kota Bukittinggi. Sementara kalau kita lihat secara keseluruhan dari wilayah
Kota Bukittinggi, masih banyak wilayah yang belum mendapatkan atau kurang tersentuh oleh pembangunan. Hal inilah yang perlu mendapatkan perhatian dari
pemerintah Kota Bukittinggi
III.2 Gambaran Umum Bappeda Kota Bukittinggi
III.2.1 Visi dan Misi Bappeda
III.2.1.1 Visi Bappeda
Adapun yang menjadi visi Bappeda kota Bukittinggi untuk tahun 2011- 2015 adalah “Menjadi koordinator perencanaan pembangunan daerah yang
berkualitas”. Visi tersebut adalah merupakan suatu gambaran masa depan yang
diinginkan dan dicapai oleh Bappeda kota Bukittinggi sebagai lembagaperangkat daerah dilingkungan kota Bukittinggi. Bappeda berkewajiban menyusun Rencana
Pembangunan Daerah Kota Bukittinggi guna mewujudkan visi kota Bukittinggi. Dalam hal ini penyusunan rencana pembangunan daerah dilakukan secara
demokratis, profesional, dan terukur dan dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak yang berkepentingan stakeholders.
III.2.1.2 Misi Bappeda
Untuk mencapai visi tersebut, Bappeda kota Bukittinggi mempunyai misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas Manajemen Perencanaan Pembangunan
Daerah; 2.
Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia Perencanaan Pembangunan;
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas data, informasi Perencanaan
Pembangunan.
III.2.2 Struktur dan Susunan Organisasi Bappeda Kota Bukittinggi
Struktur organisasi dalam suatu organisasi sangat penting sekali dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan organisasi itu sendiri. Karena dengan
adanya struktur organisasi ini masing-masing pegawai mengetahui hak dan kewajibannya terhadap organisasi itu sehingga tidak ada kesimpangsiuran dalam
melaksanakan tugas. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah, maka susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kota Bukittinggi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 01
Tahun 2001 sudah tidak berlaku lagi, dan diganti dengan Peraturan Daerah No.11 Tahun 2008 tersebut nama organisasi Bappeda diganti menjadi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Bappeda dan PM. Adapun tugas dan fungsi masing-masing struktural tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Kepala Badan
2. Sekretariat, terdiri dari:
a. Sub Bagian Umum,
b. Sub Bagian Kepegawaian,
c. Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang perencanaan dan statistik terdiri dari:
a. Sub bidang perencanaan pembangunan,
b. Sub bidang data, statistik dan informasi.
4. Bidang pengendalian :
a. Sub bidang pengendalian program,
b. Sub bidang pelaporan kinerja pembangunan.
5. Bidang penanaman modal terdiri dari:
a. Sub bidang penyusunan kebijakan penanaman modal,
b. Sub bidang pelaksanaan dan evaluasi.
6. Bidang penelitian, pengembangan dan kerjasama terdiri dari:
a. Sub bidang penelitian dan pengembangan,
b. Sub bidang kerjasama.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 1. Bagan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bukittinggi
Sesuai Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2008
Sumber data : Renstra Bappeda Bukittinggi 2011-2015 hal.33 KEPALA BADAN
Kasubag Umum Kepegawaian
JABATAN
SEKRETARIAT BAPPEDA
Kasubag Perencanaan
Kasubag Keuangan
Ka. Bidang Litbang dan
Kerja sama Ka. Bidang
Pengendalian
Kasubbid. Peningkatan
Kerja sama Ka. Bidang
Penanaman Modal
Ka. Bidang Perencanaan
dan Statistik
Kasubbid. Penelitian dan
Pengembangan
Kasubbid. Penyusunan
Kebijakan Penanaman
Modal
Kassubbid. Perencanaan
Pembangunan
Kasubbid. Pelaksanaan
dan Evaluasi Penanaman
Modal Kasubbid.
Pegendalian Program
Kasubbid. Pelaporan
Kinerja Pembangunan
Kasubbid. Data Statistik
dan Informasi
III.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda
Badan perencanaan pembangunan daerah Bappeda Kota Bukittinggi merupakan unsur pendukung tugas Walikota di bidang perencanaan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui sekretaris daerah yang merupakan unsur pendukung tugas Walikota di bidang perencana penyelenggara
pemerintah daerah dan penanaman modal. Adapun tugas pokok Bappeda adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan dan penanaman modal daerah. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Bappeda
Kota Bukittinggi mempunyai fungsi antara lain: 1.
Perumusan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan dan penanaman modal,
2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah,
3. Pengkoordinasian penyusunan penanaman modal,
4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan
pembangunan daerah dan penanaman modal, 5.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai lembaga yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi perencanaan pembangunan di daerah
sebagaimana diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional mencakup terhadap penyusun rencana, penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan rencana dan evaluasi rencana.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Kota Bukittinggi mengeluarkan Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 42 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan
Fungsi Eselon II,III dan rincian Tugas Eselon IV pada Badan Perencanaan Pembangunan Kota Bukittinggi, maka Bappeda Kota Bukittinggi mempunyai
kedudukan sebagai berikut : 1.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Bappeda merupakan unsur pendukung tugas Walikota di
bidang perencanaan penyelenggaraan pemerintah daerah. 2.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Secara keseluruhan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda
mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan dan penanaman modal daerah.
BAB IV PENYAJIAN DATA