I.5.4 Perencanaan Pembangunan Ekonomi
I.5.4.1 Perencanaan
Perencanaan berasal dari kata rencana, yang berarti rancangan atau rangka sesuatu yang akan dikerjakan. Dari pengertian sederhana ini dapat diuraikan
komponen penting dari perencanaan, yakni tujuan apa yang hendak dicapai, kegiatan tindakan-tindakan untuk merealisasi tujuan, dan waktu kapan,
bilamana kegiatan tersebut hendak dilakukan. Dengan demikian suatu perencanaan bisa dipahami sebagai respon reaksi terhadap masa depan Abe,
2005:27. Perencanaan mutlak diperlukan dalam setiap kegiatan, tanpa adanya
perencanaan maka akan terjadi kesimpangsiuran yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai hal negatif dalam menjalankan suatu kegiatan. Sondang P.
Siagian 1980:108 mendefinisikan perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di
masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Sementara itu perencanaan menurut Tjokroamidjojo 1985:57, adalah merupakan
suatu proses kegiatan usaha yang terus menerus dan menyeluruh dari penyusunan suatu rencana, penyusunan program kegiatan, pelaksanaan serta pengawasan dan
evaluasi pelaksanaannya. Karena pentingnya makna dari suatu perencanaan, maka para ahli administrasi menempatkan perencanaan sebagai fungsi utama dari
administrasi manajemen. Menurut Friedman dalam Tarigan, 2002, Perencanaan adalah cara
berpikir mengatasi permasalahan sosial ekonomi, untuk menghasilkan sesuatu dimasa depan. Sasaran yang dituju adalah keinginan kolektif dan mengusahakan
keterpaduan dalam kebijakan dan program. Dalam hal ini Friedman melihat perencanaan memerlukan pemikiran yang mendalam dan melibatkan banyak
pihak sehingga hasil yang diperoleh dan cara memperoleh hasil itu dapat diterima oleh masyarakat.
Memang terdapat perbedaan defenisi dari para ahli tentang perncanaan dalam berbagai konteks, namun tidak mengurangi inti dari pengertian
perencanaan itu sendiri. Dari berbagai defenisi tentang perencanaan, Riyadi dalam Arifin, 2008:7 mencoba menjelaskan tentang unsur-unsur yang
terkandung di dalam pengertian perencanaan yaitu: 1.
Adanya asumsi-asumsi yang didasarkan pada fakta-fakta. Ini berarti bahwa perencanaan hendaknya disusun dengan berdasarkan pada asumsi-asumsi
yang didukung dengan fakta-fakta atau bukti-bukti yang ada. Hal ini menjadi penting karena hasil perencanaan merupakan dasar bagi
pelaksanaan suatu kegiatan atau aktivitas. 2.
Adanya alternatif-alternatif atau pilihan-pilihan sebagai dasar penentuan kegiatan yang akan dilakukaan. Ini berarti bahwa dalam menyusun
rencana perlu diperhatikan berbagai alternatifpilihan sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Adanya tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini perencanaan merupakan
suatu alatsarana untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan kegiatan. 4.
Bersifat memprediksi sebagai langkah untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
perencanaan.
5. Adanya kebijaksanaan sebagai suatu hasil keputusan yang harus
dilaksanakan. Perencanaan sebenarnya adalah suatu proses yang berkesinambungan dari
waktu ke waktu yang melibatkan semua unsur perencanaan dengan melihat kebijaksanaan dan melihat pembuatan keputusan berdasarkan sumber daya yang
tersusun dan tersedia secara sistematis. Jadi dari pengertian-pengertian di atas penulis merumuskan bahwa perencanaan adalah suatu proses kegiatan dalam
rangka mempersiapkan segala usaha atau upaya secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memilih berbagai alternatif
ataupun pilihan yang ada. Dalam membuat perencanaan masih ada tahapan yang harus dilaksanakan.
Setiap perencanaan pada dasarnya dilihat melalui 4 empat tahap Handoko, 1993: 79.
Tahap-tahap tersebut antara lain: 1.
Menetapkan tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan-
keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja, tanpa rumusan tujuan yang jelas maka organisasi tidak akan dapat menggunakan sumber-
sumber daya yang dimiliki secara efektif. 2.
Merumuskan keadaan saat ini. Dengan menganalisis keadaan organisasi saat ini, rencana dapat
dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan yang lebih lanjut. Dalam tahap ini dipelukam informasi-informasi mengenai keuangan dan
data statistik yang didapatkan dari organisasi.
3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
Segala kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu
diketahui faktor-faktor intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi atau mungkin dapat menimbulkan masalah dalam mencapai tujuan
organisasi. 4.
Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan. Dalam tahap ini proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai
alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan dan alternatif yang dipilih adalah yang terbaik dan yang paling memuaskan diantara alternatif yang
ada.
Proses perencanaan tentunya memiliki berbagai fungsi yang mendasar dalam pelaksanaannya. Robbins dan Coulter dalam Ernie, 2006:97 menjelaskan
bahwa paling tidak ada 4 empat fungsi dari perencanaan, yaitu:
1. Perencanaan sebagai pengarah.
Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan cara yang lebih terkoordinasi. Organisasi yang tidak menjalankan perencanaan sangat
mungkin untuk mengalami konflik kepentingan, pemborosan sumber daya, dan ketidakberhasilan dalam pencapaian tujuan karena bagian-bagian dari organisasi
bekerja secara sendiri-sendiri tanpa ada koordinasi yang jelas dan terarah. Perencanaan dalam hal ini memegang fungsi pengarahan dari apa yang harus
dicapai oleh organisasi.
2. Perencanaan sebagai minimalisasi ketidakpastian.
Pada dasarnya segala sesuatu didunia ini akan mengalami perubahan. Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan sering kali
sesuai dengan apa yang kita perkirakan, akan tetapi tidak jarang pula malah diluar perkiraan kita, sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi organisasi.
Ketidakpastian inilah yang dicoba diminimalkan melalui kegiatan perencanaan. 3.
Perencanaan sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya. Perencanaan juga berfungsi sebagai minimalisasi pemborosan sumber
daya organisasi yang digunakan. Jika perencanaan dilakukan dengan baik, maka jumlah sumber daya yang diperlukan akan lebih baik dipersiapkan sebelum
kegiatan dijalankan. Dengan demikian, akan bisa diminimalkan sehingga tingkat efisiensi dari organisasi menjadi meningkat.
4. Perencanaan sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas.
Perencaan berfungsi sebagai penetapan dalam pengawasan kualitas yang harus dicapai oleh organisasi dan diawasi pelaksanaannya dalam fungsi
pengawasan manajemen. Dalam perencanaan, organisasi menentukan tujuan dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut
Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang perencanaan yang baik dengan menyebutnya sebagai ciri-ciri, syarat-syarat, dan sebagainya.
Kunarto dalam Arifin, 2008:23 menyebutkan ciri-ciri perencanaan yang baik adalah di dasari dengan tujuan, konsisten dan realistis, pengawasan yang kontinu,
mencakup aspek fisik dan pembiayaan, memahami berbagai ciri hubungan antar variabel ekonomi, mempunyai koordinasi yang baik.
I.5.4.2 Pembangunan