mengembangkan ke-2 variabel itu menjadi masing-masing: variabel pemberian maaf dikembangkan dengan menambahkan 2 dimensi yang ada. Yaitu: reduction
in revenge dan reduction in avoidance. Dan untuk variabel agresivitas dikembangkan dengan menambahkan empat dimensi yang ada menurut Buss dan
Pery dalam Luthfi,dkk. Yaitu: agresi fisik, agresi verbal, rasa marah dan sikap permusuhan.
Disamping itu, peneliti juga menambahkan beberapa lainnya. Yaitu berdasarkan pada hal lain yang dapat menjelaskan gambaran umum orang tersebut.seperti jenis
kelamin, usia, sedang berkonfliktidak dan lamanya konflik itu terjadi. Dan berikut adalah skema dari krangka berpikir ini:
Gambar 2.1. Skema kerangka berfikir
Keterangan: Kotak yang memiliki arah panah menuju kotak tersebut sebagai dependen
variabel, sedangkan kotak yang tidak ada arah panah menuju kotak tersebut sebagai independen variabel.
Usia Jenis Kelamin
Pemberian maaf
Reduction in avoidance
Agresivitas
Sedang berkonfliktidak
Lamanya konflik terjadi
Reduction in revenge
Agresi fisik
Agresi verbal
Rasa marah
Rasa marah
2.5 Hipotesis
Karena di dalam penelitian ini terdapat dua aspek pemberian maaf, 4 empat faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, sedang mengalami
konfliktidak dan lamanya konflik itu terjadi.dari awal hingga hari penelitian dan 4 empat aspek agresivitas. Maka dapat ditarik sebanyak 11 hipotesa minor.
Untuk setiap korelasi antara suatu jenis pemberian maaf dengan agresivitas. Selanjutnya untuk keperluan analisa statistika maka hipotesa-hipotesa
diatas diubah menjadi hipotesa mayor yaitu: Ha: ada pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf dengan agresifitas pada
remaja awal SMA YZA Bogor. Ho: tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf dengan agresifitas
pada remaja awal SMA YZA Bogor. Sedangkan untuk hipotesa minor yaitu :
HO
1
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in revenge dengan
agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor Ha
1
: Ada hubungan yang signifikan antara reduction in revenge dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor
HO
2
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor
Ha
2
: Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.
HO
3
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor
Ha
3
: Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor
HO
4
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor
Ha
4
: Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor
HO
5
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara sedang mengalami konfliktidak dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.
Ha
5
: Ada hubungan yang signifikan antara sedang mengalami konfliktidak dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.
HO
6
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi.dari awal hingga hari penelitian dengan agresifitas pada remaja awal SMA
YZA Bogor.
Ha
6
: Ada hubungan yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi.dari awal hingga hari penelitian dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA
Bogor. HO
7
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan agresi fisik pada remaja awal SMA YZA
Bogor. Ha
7
: Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan agresi fisik pada remaja awal SMA YZA Bogor.
HO
8
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan agresi verbal pada remaja awal SMA YZA
Bogor. Ha
8
: Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan agresi verbal pada remaja awal SMA YZA Bogor.
HO
9
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan rasa marah pada remaja awal SMA YZA
Bogor. Ha
9
: Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan rasa marah pada remaja awal SMA YZA Bogor.