Faktor PenyebabPemicu Agresifitas Agresifitas 1. Pengertian Agresifitas
kepada segenap proses, baik yang bersumber pada kondisi-kondisi internal seperti kondisi emosional, pengaruh hormon, dan lain-lain
yang bersifat fa’ali, maupun lingkungan eksternal seperti perubahan social, memburuknya kondisi perekonomian itu
memberikan andil bagi meningkatnnya kriminalitas, termasuk didalamnya tindak kekerasan atau agresi, yang menuntut
penyesuaian atas organism. 4. Kepribadianpersonality
Orang dengan kepribadian otoriter memiliki kecenderungan agresi lebih tinggi. Demikian juga halnya dengan orang yang
bertempramen pemarah, memiliki kecenderungan agresi lebih tinggi dibandingkan temperamen bukan pemarah.
B. Faktor Eksternal Manusia adalah mahluk sosial yang selalu mengadakan relasi sosial
dengan sesamanya. Ketika individu selain bertemu, pada saat itulah interaksi sosial tercipta. Hal yang sering muncul dalam interaksi
sosial adalah saling mempengaruhi antara satu sama lain. Pengaruh tersebut dapat menjadi kuat dan menjadi penyebab timbulnya
perilaku agresivitas pada individu, dan yang termasuk di dalamnya adalah:
1 Lingkungan Sosial 2 Interaksi Teman Sebaya
3 Lingkungan Keluarga 1. Kekuasaan dan kepatuhan
Kekuasaan yang dimaksud disini adalah kekuasaan yang cenderung disalahgunakan dan penyalahgunaan tersebut
merubah kekuasaan menjadi kekuasaan yang memaksa, yang memiliki efek langsung maupun tidak langsung terhadap
perilaku agresif seperti yang ditujukan Hitler, Mussolini, Stalin dan
sejumlah besar
manipulator kekuasaan
lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Weber bahwa kekuasaan
adalah kesempatan dan seseorang atau kelompok untuk merealisasikan
keinginan-keinginannya dalam
tindakan komunal bahkan meskipun harus berhadapan dengan
perlawanan dari seseorang atau sekelompok orang yang berpartisipasi dalam tindakan komunal tersebut.
2. Efek senjata Dalam penelitian Berkowitz dan Lepage yang menguji tentang
efek senjata api terhadap kecenderungan perilaku agresi pada individu menghasilkan kesimpulan bahwa individu yang
berhubungan dengan senjata api cenderung menjadi lebih agresif daripada individu yang tidak berhubungan dengan
senjata api. Namun, dalam penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Brooker dan Buss serta Page dan Sheidh
menghasilkan kesimpulan yang berlawanan bahwa efek dari kehadiran senjata tidak menunjukkan hasil yang signifikan
terhadap kecenderungan perilaku agresi seseorang. Ternyata, efek senjata terhadap perilaku agresi ini lebih dipengaruhi oleh
persepsi individu terhadap senjata api itu sendiri. Individu yang mempersepsikan senjata api sebagai benda yang berbahaya
justru akan memperlihatkan perilaku cemas. 3. Provokasi
provokasi adalah pancingan, tantangan. Provokasi adalah perkataan atau tindakan yang dianggap menghina atau
mengancam keselamatan individu yang melakukan agresi. Provokasi dapat mencetuskan agresi. Karena provokasi itu oleh
pelaku agresi dilihat sebagai ancaman yang harus dihadapi dengan respon agresif untuk meniadakan bahaya yang
diisyaratkan oleh ancaman itu. Ada hal lain yang dipercaya bahwa provokasi dapat mncetuskan agresi, yakni dengan harga
diri self esteem dan hal tersebut telah dibuktikan melalui penelitian, bahwa jika seseorang mendapat provokasi
penghinaan terhadap harga dirinya maka ia akan cenderung bersikap agresif kepada provokator.
Orang akan lebih mudah marah diprovokasi, ketika mereka merasa atau menganggap pencapaian dari tujuan mereka
menjadi tidak dapat dipenuhi sesuai dengan hasil yang diharapkan. Semakin besar hasil yang diharapkan untuk dicapai
oleh seseorang aka semakin mudah pula seseorang diprovokasi ketika harapn itu tidak tercapai. Jadi provokasi adalah perilaku
orang lain yang memancin kita untuk membalasnya dengan berperilaku agresif.
4. Alkohol dan obat-obatan NAZA: narkotika dan zat berbahaya lainnya
Jika minuman beralkohol dikonsumsi secara berlebihan oleh individu yang berkepribadian labil atau memiliki masalah
psikiatis dan neurologis tertentu dapat mengarahkan kepada perilaku agresif dan tindak kekerasan. Alkohol dan obat-obatan
mampu menimbulkan
perilaku dengan
jalan NAZA
menyebabkan seseorang menjadi lebih termotivasi dan lebih “berani” untuk berbuat agresi, disamping itu dengan memakai
NAZA, kesadaran seseorang menjadi hilang dan tanpa control kesadaran inilah seseorang menjadi agresif.
5. Suhu udara Merupakan faktor yang jarang diteliti meski sejak dulu ada
dugaan bahwa suhu udara berpengaruh terhadap tingkah laku termasuk perilaku agresif. Namun hal ini belum jelas,
bagaimana pengaruh suhu udara itu terhadap agresivitas individu-individu di Negara-negara yang tidak mengenal
perubahan iklim yang mencolok seperti di Negara kita. 6. Media massa
Peran media massa dalam pemunculan agresi adalah sebagai “trigger” atau pencetus. Media massa menyediakan informasi
yang dibutuhkan untuk melakukan agresi dengan modeling atau belajar dari orang lain yang terpampang di media massa.
7. Budaya Beberapa daerah mengembangkan budaya kekerasanagresi.
Orang yang lebih agresi mendapatkan penghargaan sosial yang tinggi dalam suatu masyarakat.