Uji Beda Agresivitas berdasarkan Usia Uji Beda Agresivitas berdasarkan Sedang mengalami konfliktidak

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang sedang mengalami konflik dengan siswa yang tidak sedang mengalami konflik, artinya bahwa sedang mengalami konfliktidak, tidak mempengaruhi tingkat agresivitas seseorang. 4.6.4. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Lamanya siswa itu mengalami konflik.dari awal konflik hingga hari penelitian. Uji beda keenam adalah perbedaan Agresivitas berdasarkan Lamanya siswa itu mengalami konflik.dari awal konflik hingga hari penelitian. Berikut adalah hasil uji beda Agresivitas berdasarkan hal tersebut: Tabel 4.25 Uji Beda Berdasarkan Lamanya konflik itu terjadi ANOVA agresivitas Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 328,581 2 164,290 2,800 ,082 Within Groups 1349,304 23 58,665 Total 1677,885 25 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dlihat nilai f-test 2,8 dan signifikansinya 0,082. nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 p0,05 yang artinya nilai t-hitung tidak signifikan. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan tingkat agresivitas yang signifikan antara Lamanya siswa itu mengalami konflik.dari awal konflik hingga hari penelitian. Baik yang mengalami konflik 1-15 hari, 1-5 bulan ataupun yang lebih dari 1 tahun. Hasil Pengolahan Data Dari hasil pengolahan data, didapatkan R square sebesar 0.166 atau 16,6 . Artinya proporsi varians dari pemberian maaf yang dijelaskan oleh semua independen variabel adalah sebesar 16,6 , sedangkan 83,4 sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Pada penelitian inipun peneliti menganalisis masing-masing variabel. Variable yang dinyatakan signifikan adalah variable reduction in revenge dan variable reduction in avoidance. Sedangkan untuk jenis kelamin, usia, sedang mengalami konfliktidak dan lamanya mengalami konflik dari awal masalah hingga hari penelitian, dinyatakan tidak signifikan. Masing-masing variabelpun memiliki sumbangan pengaruh terhadap pemberian maaf. Variable yang pertama ada Reduction in revenge dengan sumbangan pengaruh sebesar 1.85. Sumbangan ini signifikan dengan nilai F hitung sebesar = 13.145. Memaafkan merupakan proses menurunnya motivasi membalas dendam dan menghindari interaksi dengan orang yang telah menyakiti sehingga cenderung mencegah seseorang berespons destruktif dan mendorongnya bertingkah laku konstruktif dalam hubungan sosialnya. Variable ke-2 adalah reduction in avoidance dengan sumbangan pengaruh sebesar 1.98 . Sumbangan ini signifikan dengan F hitung = 7.022. hal ini sesuai dengan apa yg dikemukakan Smedes pada proses dalam memeberikan maaf. Dalam proses ini salah satunya adalah berjalan bersama. Bagi dua orang yang berjalan bersama setelah bermusuhan memerlukan ketulusan. Pihak yang menyakiti harus tulus menyatakan kepada pihak yang disakiti dengan tidak akan menyakiti hati lagi. Pihak yang disakiti perlu percaya bahwa pihak yang meminta maaf menepati janji yang dibuat. Mereka juga harus berjanji untuk berjalan bersama di masa yang akan datang dan saling membutuhkan satu sama lain. Dengan tidak melakukan penghindaran kepada orang yang telah menyakiti,maka proses memaafkanpun akan lebih mudah. Variabel ke-3 adalah variable berdasarkan jenis kelamin memberikan sumbangan varians sebesar 0.05 . Sumbangan ini tidak signifikan dengan F hitung = 0.271. dalam uji beda ini,jenis kelamin tidak mempunyai perbedaan yang signifikan antara yang berjenis kelamin perempuan ataupun laki-laki. Hal ini sesuai dengan, bahwa perilaku agresif remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu faktor biologis gen, system otak, kimia darah dan faktor lingkungan kemiskinan, anoniomitas,suhu udara yang panas. Variabel ke-4 adalah usia memberikan sumbangan varians sebesar 2 . Sumbangan ini tidak signifikan dengan F hitung = 0.574. variable ini memberikan sumbangan yang cukup besar. Sikap pemaaf pada diri remaja tergantung pada tingkat kedewasaannya. Semakin dewasa, remaja akan mempunyai sikap pemaaf yang tinggi, hal ini dikarenakan karena tingkat kedewasaan akan membuat remaja pada khususnya untuk melapangkan dada dalam memberi maaf pada setiap kesalahan yang diperbuat oleh orang lain. Variable ke-5 adalah variabel berdasarkan sedang berkonfliktidak memberikan sumbangan varians sebesar 0.03 . Sumbangan ini tidak signifikan dengan F hitung = 0.185. Dan terakhir adalah variabel berdasarkan lamanya berkonflik-hari penelitian memberikan sumbangan varians sebesar 1.11 . Sumbangan ini tidak signifikan dengan F hitung =1.436. kedua hal ini berhubungan dengan beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi tingkat agresivitas seseorang. Seperti frustasi, deindividuasi dan stress. Akibat dari ketiga faktor tersebut tersebut timbul rasa jengkel atau kecewa sehingga perasaan yang meluap-luap itu mencari jalan keluarnya.

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisa hasil penelitian, serta diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang signifikan antara pemberikan maaf dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 2. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 3. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 4. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan avoidance dengan agresi fisik remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 5. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan agresi verbal remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. Tetapi tidak ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance dengan agresi verbal remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 6. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan rasa marah remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. Tetapi tidak ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance dengan rasa marah remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 7. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan avoidance dengan sikap permusuhan remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 8. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 9. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Usia dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 10. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sedang mengalami konfliktidak dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 11. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi sampai hari penelitian dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.

5.2 Diskusi

Berdasarkan kesimpulan diat as, bahw a t erdapat pengaruh ant ara pemberian maaf dengan agresivit as pada remaja aw al di SM A YZA 2 Bogor . Hasil penelit ian ini sesuai dengan hasil penelit ian yang dilakukan oleh Wort hingt on Jr, pakar psikologi di Virginia Commonw ealt h Universit y, AS, dkk merangkum kait an ant ara memaafkan dan kesehat an. Dalam karya ilmiahnya, “ Forgiveness in Healt h Research and M edical Pract ice” M emaafkan dalam Penelit ian Kesehat an dan Prakt ek Kedokt eran,di jurnal Explore, M ei 2005, Vol.1, No.3, Wort hingt on dkk memaparkan dampak sikap memaafkan t erhadap kesehat an jiw a raga, dan penggunaan “ obat m emaafkan” dalam penanganan pasien. Orang yang t idak memaafkan t erkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan t ubuh. M ereka yang t idak memaafkan memiliki akt ifit as ot ak yang sama dengan ot ak orang yang sedang st res, marah, dan melakukan penyerangan agresif. Penelitian tersebut mengemukan bahwa orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan agresif. Artinya, dengan memberikan maaf, sikap marah yang mungkin timbul dapat dicegah atau dapat diminimalisir. Sehingga hal-hal yang mengarah pada bentuk-