99
bahasa Indonesia artinya akan lain atau tidak sesuai. Sama itu sebagai contoh papanjang hobar tu suhut
bolon, kalau diartikan ke bahasa Indonesia maka artinya sepanjang kata-kata suhut bolon. Jadi artinya
tidak cocok dengan yang diucapkan. sedangkan arti sebenarnya adalah mengundang untuk p
esta...” Hasil wawancara 27 Mei 2015
Jadi banyak bahasa Mandailing yang tidak bisa dijadikan ke bahasa Indonesia. Sehingga ketika ada acara markobar adat
bermusyawarah adat masyarakat Mandailing tetap memakai bahasa adat. Sosialisasi dan penggunaan Bahasa Mandailing dapat dilihat dari
penggunaan Bahasa Mandailing baik di HIKMA ataupun di tempat tinggal kelurahan.
4.4.1.1 Penggunaan Bahasa Mandailing di Himpunan Keluarga Besar Mandailing
Himpunan Keluarga Besar Mandailing tetap menggunakan Bahasa Mandai=ling baik dalam acara pertemuan, dan semua acara
yang dibuat oleh HIKMA. Ketika ada anggota yang tidak bisa Bahasa Mandailing, tetap boleh masuk anggota. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Bapak Lutvi Faizalsyah Lubis yaitu : “…..Sifatnya
kita berorganisasi
adalah pembinaan dan pengayoman, bukan pemaksaan.
Setidaknya ketika saya berbasa Mandailing ada anggota yang tidak bisa Bahasa Mandailing
berarti ada keinginan dia untuk belajar…” Berdasarkan wawancara tersebut bahwa anggota Himpunan
Keluarga Besar Mandailing harus memakai bahasa Mandailing, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi aggota yang tidak bisa
Universitas Sumatera Utara
100
bahasa Mandailing untuk belajar, karena organisasi HIKMA merupakan wadah bagi masyarakat sehingga mereka yang tidak
bisa akan mendapatkan pengayoman dan pembinaan. Pada tanggal 21 Juni 2015 ketepatan Bulan Ramadhan,
HIKMA membuat sebuah acara yaitu HIKMA berbagi yang bertempat di sekretariat PKC HIKMA Kecamatan Deli Tua. Pada
acara tersebut HIKMA memberikan santunan serta mengundang anak yatim piatu dan kaum Dhuafa. Serta acara tersebut dihibur
dengan musik tradisional Mandailing yaitu Gordang Sambilan. Dapat di lihat bahwa selama acara tersebut berlangsung mereka
tetap menggunakan Bahasa Mandailing. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Lutvi Faizalsyah Lubis:
“….Kita yang hidup di zaman reformasi ini kami hanya menyarankan jangan pernah lupa bahasa
ibu kita. jadi bahasa indo diciptakan pendiri bangsa ini sebagai penengah dari semua suku-
suku. Sedangkan bahasa Mandailing merupakan bahasa ibu kita. Sehingga kita semua mempunyai
kewajiban moral untuk menanamkan bahasa ibu
kepada generasi kita…..”Hasil wawancara 27 Mei 2015
Berdasarkan wawancara dengan salah satu informan dan juga sebagai pengurus HIKMA yaitu Sekretaris umum PD HIKMA
Bapak Lutvi Faizalsyah Lubis menyatakan bahwa Bahasa Mandailing adalah Bahasa Ibu kita, sehingga kita mempunyai
kewajiban moral untuk meneruskan bahasa tersebut kepada generasi kita.
Universitas Sumatera Utara
101
4.4.1.2 Penggunaan Bahasa Mandailing di Tempat Tinggal