Uji Normalitas Data Uji Heteroskedastisitas Visi

Pada 31 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5 diketahui bahwa koefisien alpha Cronbachs Alpha adalah sebesar 0,939 ini berarti 0,939 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliable.

3.10 Teknik Analisis Data

Metode analisis merupakan cara atau teknik dalam mengkaji data yang terkumpul dalam hubungannya dengan hipotesis. Sesuai dengan masalah dan rangkaian hipotesa. Metode analisis yang digunakan untuk membuktikan kebenaran yang dimaksud adalah:

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Metode analisis deskriptif juga merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng kekanan. Untuk melihat normalitas data ini digunakan Universitas Sumatera Utara pendekatan histogram, yaitu kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif jika kurva juling ke kanan atau bertanda negatif jika kurva juling ke kiri, menggunakan pendekatan grafik, yaitu pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanajang garis diagonal berarti data berdistribusi normal serta menggunakan pendekatan Kolmogorov- Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikansi 5 maka jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed lebih besar dari 5 artinya variabel berdistribusi normal SitumorangiLutfi 2014:115,118,121.

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatterplot dengan memplotkan nilai ZPRED nilai prediksi dengan SRESID nilai residualnya. Model yang baik didapatkan jika pada grafik scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas SitumorangLutfi 2014:125.

3. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka Universitas Sumatera Utara dinamakan terjadi masalah multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Faktor VIF. Nilai yang umum dipakai untuk Tolerance value 0,1 sedangkan VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang Lutfi 2014:154. Model yang paling baik adalah tidak terjadi multikolinearitas.

3.10.3 Analisis regresi linear berganda

Metode analisis regresi linier digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruhhubungan anatara variabel independent pengembangan karir dan desain pekerjaan dan variabel dependent prestasi kerja akan digunakan analisis regresi linear berganda multiple regression analysis. Penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS for windows, adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Keterangan : Y = Prestasi Kerja Pegawai a = Konstanta b1b2 = Koefisien regresi berganda X 1 = Pengembangan Karir X 2 = Desain Pekerjaan e = Standard error

3.10.4 Pengujian Hipotesis

Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan yang harus dilakukan yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Uji Signifikan Secara SimultanSerentak Uji F Pengujian pengaruh variabel independen secara bersama-sama simultan terhadap perubahan nilai variabel dependen, dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya perubahan nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel independen, untuk itu perlu dilakukan uji F. Uji F atau ANOVA dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikasi yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability value dari hasil penelitian. H0 : b1,b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X1, X2 yaitu berupa pengembangan karir dan desain pekerjaan terhadap prestasi kerja pegawai sebagai variabel terikat Y. H0 : b1,b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat berpengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X1, X2 yaitu berupa pengembangan karir dan desain pekerjaan terhadap prestasi kerja pegawai sebagai variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan adalah : H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5 H0 ditolak jika Fhitung Ftabel pada α = 5 2. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien Determinasi R 2 digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh Universitas Sumatera Utara variabel bebas X besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R² semakin mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Untuk memastikan tipe hubungan antara variabel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini : Tabel 3.6 Tabel Hubungan antar Variabel Nilai Interpretasi 0,0 - 0,19 Sangat Tidak erat 0,2 - 0,39 Tidak Erat 0,4 - 0,59 Cukup Erat 0,6 - 0,79 Erat 0,8 - 0,99 Sangat Erat Sumber : SitumorangLutfi 2014:125. 3. Uji Signifikan Secara Parsial Uji t Uji –t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara nilai dua nilai rata-rata dengan standard error dari perbedaan rata-rata dua sampel. H0 : b1, b2= 0, artinya secara parsial tidak terdapat berpengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X1, X2 yaitu berupa pengembangan karir dan desain pekerjaan terhadap prestasi kerja pegawai sebagai variabel terikat Y. Universitas Sumatera Utara H0 : b1, b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat berpengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X1, X2 yaitu berupa pengembangan karir dan desain pekerjaan terhadap prestasi kerja pegawai sebagai variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan adalah : H0 diterima jika Thitung ≤ Ttabel pada α = 5 H0 ditolak jika Thitung T tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tahun 1955 organisasi kesehatan ini sudah terbentuk yang pada waktu itu bernama PengawasKepala Dinas Kesehatan Sumut. Organisasi itu masih bersatu dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Medan. Pada waktu itu, organisai ini belum memiliki gedung sendiri. Kemudian atas usaha Dr. I Made Bagiastara sebagai pemimpin organisasi ini, maka pertengahan bulan Oktober 1957 Pengawas atau Kepala Bagian Dinas Kesehatan Sumut ini telah mempunyai gedung sendiri yang beralamat di Jln. Prof.H.M.Yamin SH No.41 AA Medan. Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI sudah dibentuk sejak Indonesia merdeka. Untuk tingkat provinsi organisasi disebut Inspeksi Kesehatan ISKES. Pada tahun 1950 organisasi kesehatan ini telah dirintis dan pada saat itu dipimpin oleh Gubernur KDH Sumatera Utara. Pada tahun 1950 nama organisasi ini resmi menjadi Dinas Kesehatan Dati I Sumatera Utara. Secara ringkas sejarah penting dalam berdirinya organisasi ini dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Pada tahun 1947-1954 organisasi ini di beri nama Inspeksi Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2. Pada tahun 1954 nama Inspeksi Kesehatan ini diganti menjadi Jawatan Kesehatan Rakyat Provinsi Sumatera Utara dan Aceh. Pada saat itu Universitas Sumatera Utara pimpinannya masih tetap Dr. Sumarsono dan waktu itu Sumatera Utara dan Aceh masih merupakan satu wilayah. 3. Pada tahun 1954 itu juga diadakan perisiapan likuidasi pemisahan Inspeksi Kesehatan Sumatera Utara dan Aceh. Maka pada tahun 1955, seperti yang dikemukakan di atas, terbentuklah PengawasKepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang dipimpin oleh Dr. I Made Bagiastara sampai tahun 1957. 4. Pada tahun 1957-1960 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Kumpulan Pane. 5. Pada tahun 1961-1963 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr. Moerdaso. 6. Pada tahun 1963-1965 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Soejipto Gondo Maid Jojo. 7. Pada tahun 1965-1966 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr. Kol Ibrahim Irsan. 8. Pada tahun 1966-1967 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Husni Odon Kolonel TNI AD. 9. Pada tahun 1967-1968 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Huiman Lumban Tobing. 10. Pada tahun 1968-1972 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Paruhum Daulay. 11. Pada tahun 1972-1981 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Mangasa Siregar, M.Com. Universitas Sumatera Utara 12. Pada tahun 1981-1984 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Helmin Djafar,DTPH. 13. Pada tahun 1984-1989 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Hariadi. 14. Pada tahun 1989-22 Februari 1993 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin olehHadi Santoto, Kolonel CKM. 15. Pada tahun 23 Agustus 1993-28 April 1997 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr. Syarifudin Munthe, SKM. 16. Pada tahun 28 April 1997-4 Februari 2007 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Hj.Fatni Sulani,DTMH,M.Si. 17. Pada tahun 4 Februari 2007-2012 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Candra Syafei,Sp.OG. 18. Pada tahun 2012 sampai dengan sekarang Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Siti Hatati Surjantini,M.Kes.

4.1.2 Visi, Misi dan Makna Logo Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

1. Visi

Dengan mempertimbangkan hasil kajian atas Visi Gubernur Sumatera Utara, dan sasaran pembangunan kesehatan yang tertuang di dalam RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang akan menjadi gambaran kondisi pembangunan kesehatan yang ingin dicapai lima tahun kedepan adalah sebagai berikut: “Mewujudkan Masyarakat Provinsi Sumatera Utara Sehat, Mandiri dan Berdaya Saing” Universitas Sumatera Utara 1. Masyarakat sehat adalah suatu kondisi dimana Penduduk Sumatera Utara sehat baik fisik, mental dan spiritual sehingga mampu untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 2. Masyarakat mandiri, yaitu suatu kondisi dimana masyarakat mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk mempertahankan kualitas kesehatannya. 3. Masyarakat berdaya saing, yaitu suatu kondisi dimana status masyarakat Provinsi Sumatera Utara yang tinggi dan berada diatas capaian nasional.

2. Misi