40
2.9 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti benar melalui data yang dikumpulkan. Hipotesis selalu disajikan
dalam bentuk statement yang menghubungkan secara ekspilsit maupun implisit satu variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya. Hipotesa yang baik harus memenuhi
dua kreteria. Pertama, hipotesa harus menggambarkan hubungan antara variabel- variabel. Kedua, hipotesa harus memberikan petunjuk bagaimana pengujian
hubungan tersebut. Ini berarti bahwa variabel-variabel yang dicantumkan dalam hipotesa harus dapat diukur dan besar serta arah hubungan antara variabel-variabel
tersebut harus jelas Singarimbun Effendi, 1985:22. Adapun hipotesa penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat pengaruh program bimbingan keterampilan terhadap
kemandirian penyandang disabilitas tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara.
H+ : Terdapat pengaruh program bimbingan keterampilan terhadap
kemandirian penyandang disabilitas tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara.
2.10 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional
2.10.1 Konsep
Konsep merupakan bagian dari metodologi penelitian, karena apabila konsep penelitian dibangun secara asal-asalan maka akan mengacaukan bagian vitalnya.
Konsep juga dibangun dengan maksud agar masyarakat ilmiah maupun konsumen penelitian memahami apa yang dimaksud dengan pengertian variabel, indikator,
Universitas Sumatera Utara
41
parameter, maupun skala pengukuran yang dikehendaki paneliti dalam penelitiannya Bungin, 2001:73.
Defenisi konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, obyek, kondisi, situasi dan hal-hal lain yang sejenis.
Konsep diciptakn dengan mengelompokkan obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan
sejumlah penertian yang digunakan secara mendasar dan meyamarkan persepsi tentang apa yang diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan
tujuan penelitian. Silalahi, 2009:112. Untuk lebih memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan
digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut: 1.
Program bimbingan keterampilan adalahsuatu proyek yang berhubungan dengan mengoptimalkan individu dalam mengembangan suatu kemampuan kreatifitas
intektual diri yang dimiliki sebagai bekal pengenalan diri dan penyiapan diri untuk memilih bidang pekerjaan nantinya.
2. Kemandirianyaitu keadaan seseorang yang dalam kehidupannya mampu
memutuskan dan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain. 3.
Penyandang disabilitas tubuhadalah seseorang yang mempunyai kelainan tubuh pada alat gerak yang meliputi tulang, otot dan persendian, baik dalam struktur
maupun fungsinya yang dapat menggangu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya.
4. Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” adalah lembaga atau unit pelayanan yang
melaksanakan rehabilitasi sosial bagi satu jenis sasaran untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar
dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
Universitas Sumatera Utara
42
2.10.2 Defenisi Operasional
Defenisi operasional sering disebut sebagai suatu proses operasionalisasi konsep, yang berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis.
Jika konsep sudah bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioprasikan. Wujud operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar
terperinci, sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat dan terbuka Siagian,2011:141.
Adapun yang menjadi variabel program bimbingan keterampilan di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas X
Adapun yang menjadi variabel bebas X dalam penelitian ini adalah program program bimbingan keterampilan, yang meliputi antara lain :
1. Keterampilan kerja antara lain : a. Menjahit
b. Otomotif c. Servis Elektorik
d. Servis Ponsel 2.
Variabel Terikat Y Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat adalah kemandirian
Penyandang Disabilitas Tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara, dengan indikator sebagai berikut
1. Sikap
a. Mampu memimpin diri sendiri
b. Rasa bertanggung jawab
c. Rasa tidak bergantung pada orang lain.
Universitas Sumatera Utara
43
2. Kemampuan Keterampilan yang dimiliki
a. Rasa percaya diri
b. Peluan keterampilan didunia kerja
Universitas Sumatera Utara
44
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian
Metode penelian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data,
analisis data dan pengambilan keputusan hasil penelitian. Tipe penelitian ini tergolong penelitian deskriftif, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada
dalam variabel penelitian ini berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung Siagian, 2011:52.
Penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan
menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Melalui penelitian deskriptif ini, penulis ingin menggambarkan bagaimana pengaruh program
bimbingan keterampilan terhadap kemandirian penyandang disablitas tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pan ti Sosial Bina Daksa “Bahagia” yang beralamat di
Jalan Williem Iskandar No.377 Kecamatan Medan Tembung, Sumatera Utara. Alasan Peneliti memilih lokasi di Panti Sosial merupakan salah satu Unit Pelaksana
Teknis yang berada dibawah naungan Kementerian Sosial Republik Indonesia. Lokasi ini merupakan lembaga pemerintah yang berperan dalam memberikan
pelayanan sosial kepada Penyandang disabilitas tubuh dengan cara memberikan bimbingan keterampilan menjahit, otomotif, servis ponsel dan servis elektronika
Universitas Sumatera Utara
45
yang bertujuan untuk meningkatkan keberfungsiaan sosial warga binaan penerima manfaat ditengah masyarakat sehingga mereka dapat lebih percaya diri ditengah
masyarakat.
3.3 Populasi