Produk Pelayanan Jasa Bank Syariah

3. Produk Pelayanan Jasa Bank Syariah

Sebagaimana diuraikan penjelasan atas PBI NO. 919PBI2007 tanggal 17 Desember 2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatan “Penghimpunan Dana” dan “Penyaluran Dana” serta “Pelayanan Jasa” bagi Bank syariah didasarkan sistem ekonomi Islam akan menjadi dasar beroperasinya bank Islam, yaitu yang paling menonjol adalah tidak mengenal konsep bunga uang dan yang tidak kalah pengtingnya adalah untuk tujuan komersial Islam tidak mengenal peminjaman uang tetapi adalah kemitraankerjasama mudharabah dan musyarakah dengan prinsip bagi hasil, sedang peminjaman uang hanya dimungkinkan untuk tujuan sosial tanpa adanya imbalan apapun. Dalam realisasi kegiatan Pelayanan Jasa Bank Syariah, dapatlah dilihat sebagai berikut: 1 Jasa-jasa terdiri dari: a Ijarah yaitu kegiatan penyewaan suatu barang dengan imbalan pendapatan sewa, bila terdapat kesepakatan pengalihan pemilikan pada akhir masa sewa disebut ijarah mumtahiya bi tamlik sama dengan operating lease. b Wakalah yaitu pihak pertama memberikan kuasa kepada pihak kedua sebagai wakil untuk urusan tertentu di mana pihak kedua mendapat imbalan berupa fee atau komisi. c Kafalah yaitu pihak pertama bersedia menjadi penanggung atas kegiatan yang dilakukan oleh pihak kedua sepanjang sesuai dengan yang di perjanjikan di mana pihak pertama menerima imbalan berupa fee atau komisi garansi. d Sharf yaitu pertukaranjual beli mata uang yang berbeda dengan penyerahan segeraspot berdasarkan kesepakatan harga sesuai dengan harga pasar pada saat pertukaran. 2 Jasa Perbankan a Sharf jual beli valuta asing. Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf, sepanjang dilakukan pada waktu yang sama spot. Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini. b Ijarah sewa. Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan safe deposit box dan jasa laksana administrasi dokumen custodian. Bank mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut. 26 Prinsip operasi yang berbeda dengan bank konvensional memberikan implikasi perbedaan pada prinsip akuntansi baik dari segi penyajian maupun pelaporannya. Laporan akuntansi bank Islam akan terdiri dari: a. Laporan posisi keuangan neraca. b. Laporan laba-rugi. c. Laporan arus kas. d. Laporan perubahan modal. 26 Mahmud Thoha Ed, 2005. Aktivitas Ekonomi Berbasis Bagi Hasil Dalam Sektor Primer Buku 2, Jakarta: P2E-LIPI. e. Laporan perubahan investasi tidak bebasterbatas. f. Catatan atas laporan keuangan. g. Laporan sumber dan penggunaan zakat. h. Laporan sumber dan penggunaan dana qardqardul hasan. 27 27 Http:www . LIPI.com. Menata Masa Depan Perekonomian Indonesia Pasca Krisis: Perspektif Ekonomi Politik Islam, oleh Mahmud Thoha, dikutip pada tanggal 28 Desember 2006.

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BANK SUMUT SYARIAH

C. Tinjauan tentang Bank Sumut Syariah

Mengenai pembahasan terhadap pokok-pokok yang sebelumnya telah dirumuskan dan ditetapkan pada bab I terdahulu berikut penulis menguraikan terlebih dahulu keberadaan akitivitas kegiatan dari Bank Sumut Syariah tersebut.

6. Pendirian Bank Sumut Syariah

Bank sumut syariah didirikan pada tanggal 4 November 2005 dengan akte notaris Roesli nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas PT. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank Milik Pemerintahan Daerah dengan Peraturan Daerah Perda Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1965. Perda tersebut menetapkan modal dasar sebesar Rp 3 Triliun dan sahamnya hanya dimiliki oleh Pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintahan Daerah Tingkat II di seluruh Sumatera Utara.

7. Modal Awal Bank Sumut Syariah

Bank Indonesia akan menurunkan batas minimal modal awal bank umum syariah Rp 3 triliun, langkah itu bertujuan agar lebih banyak investor yang berminat mendirikan bank syariah. Bank