Tarekat Chisyhtiyah dan Tarekat Malawiyah.
tabiat itu, dan pengkonsentrasian maksud maupun tujuan hanya kepada Allah semata.
83
Pengertian kata “ordo” dengan kata “tarekat” di wilayah Barat tidaklah sama, Fazlur Rahman mengatakan bahwa ordo diidentikan sebagai organisasi dari
sufisme. Sedangkan tarekat lebih dipahami sebagai jalan sufi yang siapa saja bisa mencapainya, baik itu secara individu ataupun organisasi.
84
Dewi Nurjaulianti mengatakan bahwa Inayat Khan pernah menjalani atau mengikuti latihan tarekat-tarekat, yaitu tarekat Naqsyabandiyyah, tarekat
Qādiriyyah, tarekat Suhrawardiyyah, dan tarekat Chistiyyah. Tarekat Chistiyyah di mana Inayat Khan banyak terpengaruh darinya.
85
Selain tarekat Chisytiyah sebagai tarekat yang digeluti oleh Inayat Khan, sebagaimana dalam tarekat tersebut mengandung unsur seni musik sebagai
meditasi spiritualnya, terdapat tarekat lainnya yakni, tarekat Malawiyah. Tarekat yang menggunakan unsur seni musik sebagai alat spiritualnya.
1. Tarekat Chishtiyah.
Tarekat Chistiyah didirikan oleh seorang yang bernama Abu Ishaq Shami. Nama Shami menyiratkan ia berasal dari Syiria atau dari Damaskus ash-Sham.
Abu Ishaq Shami kemudia menetap di Chisht suatu kota kecil dekat Heart di wilayah Afganistan dan sejak hari itu ia dikenal sebagai Abu Ishaq Shami
83
Al-Ghazali, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin, Jakarta: Pustaka Amani, 1995, hal. 234.
84
Fazlur Rahman, Islam, hal. 227.
85
Dewi Nurjulianti, Inayat Khan Wali Sufi dan Musikus Punjab Abad 20, dari majalah Ulumul Qur‟an No I Volume 4, Jakarta 1993, hal. 114.
Chishti, Abu Ishaq Shami meninggal pada tahun 940 di Damaskus dan dimakamkan di gunung Qasiyun, di mana Ibn Al-
„Arabi juga dimakamkan di sana.
Aliran ini diturunkan menurut silsilah keturunan. Abu Ishaq Shami Chishti digantikan oleh seorang anaknya yang bernama Shaykh Abu Ahmad Abu
Muhammad Chishti.
86
Ia berkata tentang musik di antaranya; Pertama, pencinta sama’ musik spiritual akan terasing dari dunia luar, tetapi ia adalah seseorang
yang dekat dengan Tuhan. Kedua, misteri sama’ tidak dapat diungkapkan, jika
kamu mengungkakannya akan terkena hukuman, yang berarti ia adalah hak pribadi untuk dapat merasakan musik
sama’ tersebut. Khwaja Mu‟iuddin Hasan Chishti, memperkenalkan Tarekat sufi ini ke
wilayah India. Khwaja Mu‟iuddin Hasan Chishti, dilahirkan di Asfahan, Persia, sekitar tahun 533 H1138 M. dan dibesarkan di Sanjar. Selanjutnya di wilayah
Samarkand dan Bukhara Khwaja Mu‟iuddin Hasan Chishti melengkapi pendidikan agamanya. Kemudian di Baghdad Khwaja Mu‟iuddin Hasan Chishti
bertemu dengan Abdul Qādir Jailani, sang pendiri dari gerakan Qadiri, serta dia juga bertemu dengan Abu Najib Suhrawardi, adalah seorang tokoh dari gerakan
Suhrawardi. Ketinggian moral, kebijaksanaan, dan gaya hidupnya yang sederhana,
telah mempengaruhi ribuan orang-orang untuk mengikuti ajarannya di Ajmer.
86
Di unduh pada tanggal 24, Mei 2010 dari http:www.chishtiorder.htm.
Kemudian selama lebih dari 45 tahun dia mengajar, dan dikenal sebagai Gharib Nawaz, pelindung dari kaum miskin, dan dia meninggal di Ajmer pada tahun 637
H 1236 M. Makamnya disebut dengan sebutan “Durgah” menjadi obyek ziarah
yang terkenal. Tarekat ini mengalami pasang suramnya selama satu setengah abad, kemudian dibangkitkan lagi oleh Khwaja Nur Muhammad.
Ajaran-ajarannya terdiri dari berbagai macam cara pendekatan terhadap Tuhan. Cara pendekatan terhadap Tuhan terdapat menjadi tiga cara, di antaranya;
Pertama, adalah pelayanan terhadap manusia. Kedua, adalah pelayanan terhadap Tuhan, dan Ketiga, adalah meditasi dalam hati.
87
Selain itu ia membagi jalan ma’rifat menjadi beberapa bagian, salah satunya dalam 18 jalan ma’rifat,
mengungkapkan tentang pengetahuan tentang musik.
Tarekat Chistiyyah berakar pada Sunni. Mereka menganut mazhab fiqh Hanafi. Namun demikian, pandangan mereka tidaklah terikat pada hukum secara
skriptural, melainkan lebih mementingkan makna terdalamnya. Aspek mereka yang paling dominan adalah adanya kesetiaan untuk memegang tradisi hidup
berdampingan secara damai.
Komunitas Chisytiyah ini, berawal di Chisyt, Khurasan, khususnya menggunakan musik dalam latihan-latihan mereka. Kaum darwis pengelana dari
tarekat ini, dikenal sebagai Chist atau Chisht. Mereka akan memasuki sebuah kota dan meramaikan suasana dengan seruling dan genderang, untuk mengumpulkan
87
Di unduh dari hhtp:www.chishti.order.htm. di unduh pada tanggal 24, Mei 2010.
orang-orang sebelum menceritakan dongeng atau legenda, sebuah permulaan yang penting.
Jejak tokoh ini ditemukan pula di Eropa, di mana chistu Spanyol ditemukan dengan pakaian dan instrumen serupa atau semacam pelawak atau
komedi keliling. Bisa jadi demikian, dalam kamus etimologi Barat menghubungkan istilah Latin gerere, melakukan, sebagai asal kata pelawak
yang kenyataannya adalah sosok jenaka, dan asal mula itu berkaitan dengan Chisti Afghanistan.
Sebagaimana tarekat Sufi lainnya, metodologi khusus kaum Chisyti segera mengalami
kristalisasi menjadi
kecintaan sederhana
terhadap musik;
pembangkitan emosional yang dihasilkan musik dikacaukan dengan pengalaman spiritual.
Pengaruh kaum Chisyti paling lama di India. Selama sembilan ratus tahun terakhir, musisi mereka dihargai di seluruh benua.
Tarekat Chisyti adalah tarekat yang di geluti oleh Inayat Khan. Sebagaimana Inayat Khan menaruh Mu
sik sebagai alat media syi‟arnya di India maupun di luar India, seperti Negara Rusia, Perancis dan Inggris.
2. Tarekat Malawiyah.
Tarekat Maulawiyah adalah tarekat yang didirikan oleh Maulawi Jalaluddin Ar-Rumi yang meninggal di Anatolia, Turki. Dzikirnya disertai tarian
mistik dengan cara keadaan tidak sadar, agar dapat bersatu dengan tuhan. Penganut-penganutnya bersifat pengasih dan tidak mengharapkan kepentingan diri
sendiri, serta hidup sederhana menjadi teladan bagi orang lain.
88
Nama asli Rumi adalah Jalal Al-Din Muhammad, tetapi kemudian dia lebih dikenal sebagai Maulana Jalal Al-Din Rumi atau Rumi saja. Beberapa
sarjana barat telah memujinya sebagai penyair sufi yang paling menonjol yang pernah dihasilkan persia, bahkan ada yang menyebutnya penyair mistik
terbesarteragung sepanjang masa. Mawlana lahir di kota Balkh Afganistan sekarang pada tanggal 6 Robial
Awwal atau 30 September 1207
89
. dari pihak ayah ia keturunan kholifah Abu Bakar Shiddiq. Sedangkan dari pihak ibu, Ali bin Abi Tholib. Kira-kira usia 12
tahun ia bersama keluarganya diam-diam meninggalkan kampung halamannya untuk beribadah haji dan tidak kembali karena ayah Rumi, Bahaal-Din Walad
telah mendengar tentang invasi Mongol ke kota Balkh. Kota pertama yang dikunjungi adalah Nisyapur. Di sini Rumi bertemu dengan Farid al-Din Aththar
seorang sufi penyair terkenal yang menyerahkan salinan bukunya yang berjudul Asrar Nameh Buku tentang rahasia.
Cinta dan keindahan membuat ajaran Rumi berbeda dengan aliran tarekat lain.
Sejumlah tarekat
saat itu
lebih banyak
berkonsentrasi untuk
88
Jaiz, Ahmad, Hartono. Tarekat Tasawuf Tahlilan dan Maulidan, Solo: Wacana Ilmiah Press. 2006., hal. 24
89
Mulyati, Sri. Mengenal memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indones, jakarta: Kencana. 2004, hal. 321
menyempurnakan diri menuju insan kamil lewat ibadah, wirid, atau menyodorkan faham ketauhidan baru. Penyatuan diri dengan Tuhan wihdatul wujud yang
berkembang berabad-abad sebelum Rumi di Bagdad adalah salah satu cara pencapaian menuju Tuhan yang tidak dipilih Rumi.
Sebagai seorang hakim yang paham syariat, Rumi tidak memasukkan dirinya dalam ritual yang kontroversial. Dan sebagai seorang seniman, ia memiliki
cara sendiri dalam mencapai kesempurnaan dalam beragama tanpa harus menjadi ekstrem. Ia memanfaatkan puisi, musik dari seruling dan gitar rebab untuk
mengiringi dzikir. Cara ini kemu dian dikenal dengan sema‟ yang berarti
mendengar. Dengan arti yang sedikit berbeda, pesantren-pesantren di Jawa memiliki ritual bernama semaan.
90
Ciri Utama Tarekat Maulawiyah Yang membuat tarekat ini beda adalah dakwah dengan cara menggunakan tarian-tarian yang disebut
sama’ dalam bentuk tarian berputar, dan telah menjadi ciri khas dasar bagi tarekatnya. Akibatnya,
tarekat Rumi di Barat dikenal sebagai The Whirling Darvish Para Darwisy yang Berputar. Tarian suci ini dimainkan oleh para Darwish
fuqara’ dalam pertemuan-pertemuan majlis sebagai dukungan eksternal terhadap upacara-
upacara ritual mereka. Sama’ dilembagakan Rumi pertama kali setelah hilangnya gurunya yang
sangat dicintai, Syams al-Din Tabrizi. Sejak saat itu Rumi menjadi sangat sensitif
90
Jaiz, Ahmad, Hartono. Tarekat Tasawuf Tahlilan dan Maulidan, hal. 30
terhadap musik, sehingga tempaan palu dari seorang pandai besi saja cukup untuk membuatnya menari dan berpuisi.
Bagian-bagiantahap-tahap dalam sama’ terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama terdiri dari Naat sebuah puisi yang memuji Nabi Muhammad, improvisasi ney seruling atau taksim
dan “Lingkaran Sultan Walad”. Bagian kedua terdiri dari empat salam, musik instrumental akhir, pembacaan ayat-ayat
suci al-Quran, dan doa. Inilah rinciannya
91
a. Bagian pertama 1. Naat, Semacam musik religius. Naat dalam dalam musik mawlawi
disusun oleh Buhuriz Musthafa Itri 1640-1712, tetapi puisinya adalah puisi Rumi.
2. Taksim. Taksim adalah sebuah improvisasi terhadap setiap makam atau mode, yaitu konsep penciptaan musik yang menentukan hubungan-hubungan
nada, nada awal yang memiliki kontor dan pola-pola musik. Bagian ini merupakan bagian yang sangat kreatif dari upacara Mawlawi.
3. Lingkaranputaran sultan Walad, ini disumbangkan kepada upacara oleh putra sulung mawlana, sultan Walad. Selama putaran ini para darwish yang
ikut bagian dalam putaran tari berjalan mengelilingi sang samahane ruang upacara tiga kali dan menyapa satu sama lain di depan pos lokasi tempat
91
Ibid.
pemimpin tekke atau pemimpin upacara berdiri. Dengan cara ini mereka menyampaikan rahasia dari yang satu kepada yang lain.
b. Bagian kedua empat salam, yaitu: 1. Salam pertama, melodi biasanya panjang, irama yang digunakan
biasanya disebut putaran berjalan Devr-i Revan. Bitnya adalah 148. 2. Salam kedua, pola irama dari salam ini disebut Evfer dan terdiri dari
98 bit. 3. Salam ketiga, dibagi ke dalam dua bagian yang meliputi melodi dan
irama. Bagian pertama disebut putaran The cyicle bitnya 284. bagian kedua disebut Yoruk semai bitnya 68.
4. Salam keempat, pola irama ini juga Efver 98, yakni irama lambat dan panjang untuk menurunkan elastasi sehingga sang darwish bisa konsentrasi
kembali. Tiap-tiap salam dihubungkan melalui nyanyian. Pada bagian pertama dan kedua seleksi diambil dari Divan-i Syams atau mastnawi, pada bagian ketiga
puisi mawlawi lain dinyanyikan. c. Musik Instrumental
Dengan berakhirnya salam keempat berarti bagian oral selesai yuruk semai kedua dalam pola-pola 68 adalah akhir dari upacara. Setelah seleksi
instrumental ini ada taksim seruling. Kadang-kadang musik ini dapat dimainkan melalui alat musik petik senar.
d. Membaca Al-Quran atau Doa
Setelah musik selesai, seorang hafizh di antara para penyanyi membaca ayat-ayat al-quran. Sama terus berlangsung sampai bacaan al-Quran dimulai.
Ketika hafizh mulai bacaan Qurannya para penari tiba-tiba berhenti dan mundur ke pinggir ruangan dan duduk. Setelah ia selesai pimpinan sama berdiri dan mulai
berdoa di depan sang syaikh, doa ini biasanya ditujukan untuk kesehatan dan hidup sang sultan atau para penguasa Negara.
92
92
Ibid.
67