Musik Sebagai Kesatuan Makro dan Mikro Kosmos.
musik, puisi adalah musik.
102
Hazrat Inayat Khan mengambil pengertian bahwa alam dengan segala keteraturan dan ketidak keteraturannya, sebagai suatu harmoni
dan juga keselarasan akan ciptaan Tuhan. Keharmonisan tersebut merupakan suatu bagian dari musik mikro.
Bagi setiap orang dapat dengan mudah tertarik dengan musik, di mana ia akan segera merasakan terhadap musik apabila ia mendengarkan suara atau
bunyinya. Kemudian musik juga diperuntukan bagi siapa saja yang sebagaimana tanpa harus memandang kasta, warna kulit, suku, dan apapun yang membedakannya.
Oleh karena itu setiap yang dipandang dengan musik adalah merupakan sebagai hati lembut yang ada pada setiap manusia-manusia. Dalam buku Dimensi Mistik Musik
dan Bunyi, Hazrat Inayat Khan mengungkapkan bahwa; “Musik saja yang bisa
dapat menjadi sarana penyatuan jiwa dari berbagai ras, bangsa, dan suku yang sekarang i
ni terpecah belah”.
103
Maka kemudian dengan hati yang lembut musik akan ditarik, sehingga manusia bisa dapat merasakan kesenangan yang mana ia tidak mengiranya
kesenangan itu, maka karenanya musik dapat diibaratkan sebagai sesuatu hal yang berbentuk seni dan indah bagaikan seni Surgawi.
Manusia merupakan sebagai mikro kosmos, sebagaimana manusia sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Ia diberikan keleluasaan oleh Tuhan
untuk manjadi bagian dari penghuni bumi. Akan tetapi dengan manusia itu sendiri
102
Ibid, hal. 5.
103
Hazrat Inayat Khan, Dimensi Mistik Musik dan Bunyi, hal. 10
atau manusia dengan segala kekurangannya, ada kalanya ia melakukan yang membuat kerusakan dan sering bertikai sehingga terjadinya pertumpahan darah.
Dalam Al- Qur‟an pada surat al-Baqarah ayat 30 Allah berfirman:
..
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Meraka berkata: “mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfiman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui”
104
Salah satu bentuk dari kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia adalah pengelolahan alam yang terlalu berlebihan, sehingga timbul kerusakan tersebut.
Dengan demikian alam ini memerlukan sesuatu penyeimbang terhadap kerusakan yang ada dengan apa yang melakukannya rotasi terhadap dirinya sendiri.
Selain itu, jika hutan-hutan akan ditebang pohon-pohonnya dengan cara membabi buta, maka akan menyebabkan terjadinya bencana banjir dan bencana
banjir tersebut melahirkan keseimbangan yang merupakan apa yang diperlukan oleh alam agar dapat menyesuaikan dengan keadaan.
Selanjutnya, dari manusia pula selain merusakan alam ini, ia dapat menumpahkan darah, akibat dari ulah manusia itu sendiri. Kemudian ia juga
berusaha memonopoli alam dengan menghalalkan segala cara, dengan berbuat
104
R.H.A. Soenarjo dkk, Al- Qur’an dan Terjemahnya, hal. 13
kecurangan, bahkan membunuh manusia yang lainnya dengan alasan demi kepentingan pribadi atau diri sendirinya. Maka dengan demikian, nafs merupakan
sebagai salah satu faktor yang menjadikan manusia lupa terhadap lainnya, sehingga ia menjadi sebagai sumber disharmoni, yang menyebabkan terjadinya kerusakkan-
kerusakkan di muka bumi ini. Pada awal mulanya musik dipahami oleh Hazrat Inayat Khan sebagaimana
bermusik dengan menggunakan instrument biasa, namun dengan perkembangan spiritualnya maka perkembangan pula pemahaman Hazrat Inayat Khan terhadap
musik. Dalam perkembangan selanjutnya musik dipahami sebagai salah satu sarana pengenalan terhadap Tuhan, dimana Tuhan dianalogikan sebagai sumber keindahan,
dan musik merupakan hasil dari keindahan.
105
Musik tidak dapat diekspresikan melalui bahasa, akan tetapi melalui keindahan ritme dan nada yang jauh melampaui bahasa, dengan semakin sadar
seseorang pemusik tentang akan misi hidupnya, maka semakin besar pula pengabdian yang bisa dapat dia lakukan bagi perikemanusiaan.
106
Maka tidak ada yang perlu diragukan lagi bahwa musik sungguh merupakan dapat menjadi alat pemersatu atau kesatuan antar manusia dengan manusia lainnya,
tanpa ada perbedaan, termasuk berbeda agama, dan dalam mengarungi kehidupan. Namun hal ini akan berlaku jika penggunaan musik berarti musical dalam berpikir,
berkata, dan berbuat.
105
Hazrat Inayat Khan, Dimensi Musik dan Bunyi, hal. 8.
106
Ibid, hal. 10
Selain dengan manusia lainnya, maka alam juga merupakan suatu faktor yang tidak boleh dapat dilupakan. Sebab pada hakikatnya manusia hidup di alam,
dan alamlah yang membentuknya. Dapat pula dikatakan bahwa alam dan manusia merupakan bentuk-bentuk dari roh .
Universal ar-Ruh atau roh Tuhan, atau alam dan manusia itu sebagai aspek yang
saling melengkapi dari wujud “pan-kosmik” tanggal yang merupakan simbol Tuhan.
107
Manusia tidak dapat eksis jika tidak bersatu dengan manusia. Akan tetapi dengan bersatu dengan alam, manusia bisa dapat mempertahankan eksistensinya,
hingga keberlangsungan alam selesai. Simfoni dengan alam semesta berarti dapat memahami bahasa alam, maka dengan adanya satu daya tarik menarik dari antara
keduanya, untuk saling melestarikan dan juga memelihara keberlangsungannya. Demikian dengan terciptanya keharmonisan antara alam dan manusia, dapat
tercapailah keinginan batin manusia untuk mencapai spiritual terhadap Tuhan.