Peraturan-peraturan di era reformasi keuangan daerah mengisyaratkan agar laporan keuangan makin informatif. Untuk itu, dalam bentuk yang baru, APBD
diperkirakan tidak akan terdiri dari dua sisi dan akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Penerimaan, Pengeluaran dan Pembiayaan. Pembiayaan merupakan
kategori yang baru yang belum ada di era pra reformasi. Adanya pos pembiayaan merupakan upaya agar APBD makin informatif, yaitu memisahkan pinjaman dari
pendapatan daerah. Hal ini sesuai dengan definisi pendapatan sebagai hak pemerintah daerah, sedangkan pinjaman belum tentu menjadi hak pemerintah
daerah. Pos pembiayaan ini merupakan alokasi surplus atau sumber penutup defisit anggaran. Dalam bentuk APBD yang baru itu pula, penerimaan dibagi
menjadi tiga kategori yaitu Pendapatan Asli Daerah PAD, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Selanjutnya pengeluaran
diklasifikasikan menjadi lima kategori yaitu: Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan, Pelayanan Publik, Belanja Modal, Belanja
Transfer, dan Belanja Tak Tersangka.
5. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah adalah hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut PP RI No. 58 Tahun 2005. Adapun sumber pendapatan daerah otonom menurut
Halim 2004 : 67 adalah: 1.
Pendapatan Asli Daerah PAD, yang terdiri dari: a.
Pajak Daerah
Universitas Sumatera Utara
Pajak daerah adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
untuk Publik Investment. Adapun yang termasuk jenis pajak daerah yaitu: 1.
Jenis pajak daerah Propinsi terdiri dari :
Pajak kenderaan bermotor
Bea balik nama kenderaan bermotor
Pajak bahan bakar kenderaan bermotor 2.
Jenis pajak dearah Kabupaten Kota terdiri dari :
Pajak hotel dan restoran
Pajak hiburan
Pajak reklame
Pajak penerangan jalan
Pajak pengambilan dan pengelolaan bahan galian golongan C.
Pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan b.
Retribusi Daerah Retribusi daerah adalah pembayaran kepada negara yang dilakukan kepada
mereka yang menggunakan jasa-jasa negara, artinya retribusi daerah sebagai pembayaran atas pemakain jasa atau kerena mendapat pekerjaan
usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan atau jasa yang diberikan oleh daerah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
setiap pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah senantiasa berdasarkan prestasi dan jasa yang diberikan kepada masyarakat, sehingga
keluasaan retribusi daerah terletak pada yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Jadi retribusi sangat berhubungan erat dengan jasa layanan
yang diberikan pemerintah kepada yang membutuhkan. Adapun jenis- jenis retribusi terdiri dari:
1.
Jenis retribusi daerah untuk Propinsi terdiri dari:
Retribusi Pelayanan Kesehatan
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
Retribusi Pengujian Kapal Perikanan 2.
Jenis retribusi daerah untuk Kabupaten Kota terdiri dari:
Retribusi Pelayanan Kesehatan
Retribusi Pelayan Persamapahan Kebersihan
Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Akta Catatan Sipil
Retribusi Pelayanan Pemakaman
Retribusi Pelayanan Pengbuan Mayat
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi jalan Umum
Retribusi Pelayanan Pasar
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
Retribusi Pengujian Kapal Perikanan
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Retribusi Jasa Usaha Pasar Grosir atau Pertokoan
Universitas Sumatera Utara
Retribusi Jasa Usaha Tempat Pelelangan
Retribusi Jasa Usaha Terminal
Retribusi Jasa Usaha Tempat Khusus Parkir
Retribusi Jasa Usaha Tempat Penginapan Persenggrahan Villa
Retribusi Jasa Usaha Penyedotan Kakus
Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong Hewan
Retribusi Jasa Usaha Pelayanan Pelabuhan Kapal
Retribusi Jasa Usaha Tempat Rekreasi dan Olahraga
Retribusi Jasa Usaha Penyeberangan di atas Air
Retribusi Jasa Usaha Pengolahan Limbah Cair
Retribusi Jasa Usaha Penjualan Produksi Usaha Daerah
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
Retribusi Izin Gangguan
Retribusi Izin Trayek
c. Hasil perusahaan dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Yaitu penerimaan dari laba badan usaha milik pemerintah daerah dimana pemerintah tersebut bertindak sebagai salah satu pemliknya. Jenis
pendapatan ini meliputi:
1. Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah
2. Bagian Laba Lembaga Keuangan Bank
3. Bagian Laba Lembaga Keuangan Non Bank
4. Bagian Laba atas Penyertaan Modal Investasi
d. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Pendapatan ini merupakan pendapatan daerah yang berasal bukan dari pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis-jenisnya yaitu meliputi:
1. Hasil Penjualan Asset Daerah yang Tidak Dipisahkan
2. Penerimaan Jasa Giro
3. Penerimaan Bunga Deposito
4. Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
5. Penerimaan Ganti Rugi Atas Kerugian Kehilangan Kekayaan
Daerah TP-TGR 2.
Dana Perimbangan Dana Perimbangan merupakan dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Jenis-jenis Dana Perimbangan ini terdiri dari:
1.
Bagi Hasil Pajak Buka Pajak, yang meliputi: a.
Bagi Hasil Pajak b.
Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam 2.
Dana Alokasi Umum 3.
Dana Alokasi Khusus, yang meliputi: a.
Dana Alokasi Khusus Reboisasi b.
Dana Alokasi Khusus Non Reboisasi 4.
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Propinsi untuk Kabupaten Kota
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah, terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
a. Bantuan Dana Kontijensi Penyeimbang dari Pemerintah
b. Dana Darurat
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu