Akhlak Kepada Allah swt

17 7 Al-Jumu aniaya 8 Al-Gasysyu curang 9 Al-Fawahisy dosa besar 10 Al-Ghaddab marah 11 Al-Ghibah mengumpat 12 Al-Namumah adu domba 13 Al-Guyur menipu, memperdaya 14 Al-Hasad dengki 15 Al-Istikbar sombong, dan lain sebagainya yang menunjukan sifat- sifat yang tercela. 29 Sebagaimana yang diuraikan di atas maka akhlak dalam wujud pengamalannya dibedakan menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak tercela. Jika sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan yang baik, maka itulah yang dinamakan akhlak yang terpuji, sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya dan melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk, maka itulah yang dinamakan akhlak yang tercela. Namun di sini penulis hanya menitik beratkan kepada nilai-nilai akhlak terpuji sebagai kajian yang perlu diamati dan didalami.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak masa analisa hingga menjadi seorang mukallaf, seseorang yang telah siap mengarungi lautan kehidupan. Adapun secara umum akhlak dapat dibagi kepada tiga ruang lingkup yaitu akhlak kepada Allah swt, akhlak kepada manusia dan akhlak kepada lingkungan.

a. Akhlak Kepada Allah swt

Akhlak kepada Allah swt dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan taat yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk 29 Ibid, h. 200. 18 kepada Tuhan sebagai sang khalik. Karena pada dasarnya manusia hidup mempunyai beberapa kewajiban makhluk kepada khalik sesuai dengan tujuan yang ditegaskan dalam firman Allah swt., Surat Adz-Zariyat ayat 56:        Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku ” 30 Q.S. Adz-Zariyat: 56. Ada beberapa alasan yang meyebabkan manusia harus berakhlak kepada Allah swt antara lain: 1 Karena Allah swt yang menciptakan manusia Hal ini dijelaskan dalam Al- Qur‟an surat Ath-Thaariq ayat 5-7 yang berbunyi:           Artinya: “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa yang diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada” 31 . Q.S. Ath-Thaariq: ayat 5-7. 2 Karena Allah yang telah memberikan perlengkapan panca indra berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, di samping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah swt dalam surat An-Nahl ayat 78:                  Artinya:” Dan Allah swt mengeluarkan kamu dari perut ibummu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu 30 Departemen Agama, Al- Qur‟an dan Termahnya, op. cit., h. 862. 31 Ibid, h. 473 . 19 pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”. 32 Q.S. An- Nahl: ayat 78. 3 Karena Allah swt yang menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidupa manusia seperti: bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang-binatang ternak dan sebagainya. Firman Allah swt dalam surat Al-Jaatsiyah ayat 12-13 yang berbunyi:                                   Artinya: “Allah swt yang telah menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebahagian karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, sebagai rahmat dari pada-Nya. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar tanda-tanda kekuasaan Allah swt bagi kaum yang berfikir”. 33 Q.S. Al-Jaatsiyah: ayat 12-13 4 Karena Allah yang telah memuliakan manusia dengan memberinya kemampuan menguasai daratan dan lautan. Hal ini ditegaskan oleh Allah swt dalam surat Al-Isra ayat 70:                    Artinya:”Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang 32 Ibid, h. 473 33 Ibid, h. 399 20 baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptak an”. 34 Q.S. Al- Isra‟: ayat 70. Apabila manusia tidak ingin melaksanakan kewajiban sebagai makhluk berarti telah menentang kepada fitrahnya sendiri, sebab pada dasarnya manusia mempunyai kecendrungan untuk mengabdi kepada Tuhannya yang telah menciptakannya. Tujuan pengabdian manusia pada dasarnya hanyalah mengharapkan akan adanya kebahagiaan lahir dan batin, dunia dan akhirat serta terhindar dari murka-Nya yang akan mengakibatkan kesengsaraan diri sepanjang masa. 35 Dalam berhubungan dengan khaliknya, manusia mesti memiliki akhlak yang baik kepada Allah swt yaitu: a Tidak menyekutukan-Nya b Taqwa kepada-Nya c Mencintai-Nya d Ridha dan Ikhlas terhadap segala sesuatu keputusan-Nya dan bertaubat e Mensyukuri nikmat-Nya f Selalu berdoa kepada-Nya g Beribadah h Selalu berusaha mencari keridhoan-Nya 36

b. Akhlak Terhadap Sesama Manusia