bertanggung jawab untuk semua tahapan program termasuk perencanaan dan pelaksanaan. Pada akhirnya, ujung dari partisipasi pemuka masyarakat dalam
penanggulangan bencana adalah penanggulangan bencana oleh pemuka masyarakat itu sendiri.
Pengalaman dalam pelaksanaan penanggulangan bencana yang berorientasi pada pemberdayaan dan kemandirian pemuka masyarakat akan merujuk pada:
1 Melakukan upaya pengurangan risiko bencana bersama komunitas di kawasan
rawan bencana, agar selanjutnya komunitas mampu mengelola risiko bencana secara mandiri
2 Menghindari munculnya kerentanan baru dan ketergantungan komunitas
di kawasan rawan bencana pada pihak luar. 3
Penanggulangan risiko bencana merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam untuk pemberlanjutan
kehidupan komunitas di kawasan rawan bencana. 4
Pendekatan multisektor, multi disiplin, dan multi budaya.
2.8. Partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana
Bentuk partisipasi atau keterlibatan masyarakat yang ideal adalah ikut bertanggungjawab dalam pengenalan masalah, perencanaan, pelaksanaan, penilaian,
dan pemanfaatan dalam suatu program Santoso, et al, 2001. Partisipasi masyarakat dalam masalah kesehatan sangat diperlukan
sebagaimana masyarakat tersebut ikut menjadi peserta yang efektif. Bentuk
Universitas Sumatera Utara
partisipasi masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk suatu kelompok yang mempunyai tujuan khusus dan bertanggungjawab sebesar-besarnya pada kelompok
atau organisasi tertentu. Partisipasi masyarakat yang efektif terdapat dalam suatu gambaran penting yaitu adanya komitmen dan keterlibatan anggota masyarakat yang
lebih penting dari sekedar partisipasi, termasuk pengambilan keputusan dalam membuat tujuan dan rencana implemenatsi Ndiye, et al, 2001.
Menurut Magnis 1987, kehandalan pendekatan partisipatif dalam pengembangan dan pengelolaan kelembagaan serta pemberdayaan masyarakat
menuju pembangunan berkelanjutan merupakan hal yang tak terbantahkan. Penerapan manajemen partisipatif pada organisasi-organisasi sektor publik dan swasta di
beberapa negara telah menjadi hal yang lazim, dan pendekatan ini telah diterapkan dalam proses pembangunan di negara-negara berkembang pada proyek-proyek yang
dilaksanakan oleh berbagai lembaga mulai dari LSM terkecil hingga yang dikerjakan oleh lembaga donor bilateral maupun multilateral. Kebijakan tingkat tinggi
pemerintah Indonesia telah memperkenalkan pendekatan partisipatif sejak dua puluh tahun lalu, namun dampaknya kurang bergema. Tetapi sejak pemerintahan era
reformasi, nampaknya mereka memiliki komitmen besar untuk menerapkannya secara total, sehingga hasilnya jauh lebih baik.
Conyers 1994, mengemukakan bahwa partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat secara sukarela yang didasari oleh determinan dan
kesadaran masyarakat itu sendiri aktif dalam Partisipasi masyarakat yang semakin
Universitas Sumatera Utara
meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan perilaku.
2.9. Landasan Teori