Uraian Risiko Bencana Alam Gempa Bumi Upaya untuk Mengurangi Risiko Bencana Alam Gempa Bumi Peran Tokoh Masyarakat untuk Mengurangi Risiko Bencana Alam Gempa Bumi

Berdasarkan kajian tentang risiko bencana alam gempa bumi serta upaya mengurangi risiko bencana tersebut yang telah diuraikan diatas, maka dapat dijelaskan beberapa hal penting yaitu:

a. Uraian Risiko Bencana Alam Gempa Bumi

Getaran pada bumi terjadi akibat dari adanya proses pergeseran secara tiba- tiba sudden slip pada kerak bumi. Pergeseran secara tiba-tiba terjadi karena adanya sumber gaya force sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam maupun dari bantuan manusia artificial earthquakes. Selain disebabkan oleh sudden slip, getaran pada bumi juga bisa disebabkan oleh gejala lain yang sifatnya lebih halus atau berupa getaran kecil-kecil yang sulit dirasakan manusia.

b. Upaya untuk Mengurangi Risiko Bencana Alam Gempa Bumi

Beberapa kebijakan sebagai upaya mengurangi risiko bencana gempa bumi antara lain: 1 Pembentukan Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana PRB sejalan dengan Kerangka Aksi Hyogo 2005-2015. 2 Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana Planas PRB 3 Undang-Undang. Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. 4 Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB. 5 Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana RAN-PRB Universitas Sumatera Utara

c. Peran Tokoh Masyarakat untuk Mengurangi Risiko Bencana Alam Gempa Bumi

Peran tokoh masyarakat dalam mendukung pengembangan kemampuan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana alam gempa bumi akan lebih berdayaguna apabila didukung sistem kelembagaan di masyarakat. Kelembagaan lokal di tingkat akar rumput dalam hal penanggulangan bencana sesungguhnya dapat menjadi aktor yang berperan vital dengan membentuk rangkaian jembatan yang berkonstruksi jaringan koordinasi lembaga-lembaga lokal. Keadaan ideal inilah yang merupakan pertanyaan apakah keterlibatan institusi lokal dapat membentuk rangkaian yang sinergis dan terkoordinasi atau lembaga tersebut berjalan sendiri-sendiri guna mendapatkan popularitas dan menambah modal. Sehingga tidak ada aktor pengorganisir lembaga dan bertanggung jawab atas penanggulangannya. Dengan adanya kelembagaan lokal sebagai kekuatan sumber daya masyarakat seharusnya hal ini dapat dimanfaatkan guna mengatasi bencana yang sering terjadi dan akan terjadi. Sehingga diperlukan sinergisme kelembagaan lokal masyarakat guna penanggulangan bencana yang terkoordinasi di tingkat kelembagaan komunitas akar rumput, baik itu sebelum bencana, saat bencana, dan setelah bencana. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN