BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan Gizi Mahasiswa
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang Notoatmodjo, 2005.
Pengetahuan gizi sebaiknya telah ditanamkan sedini mungkin sehingga apabila seseorang telah memasuki usia remaja atau dewasa mampu memenuhi
kebutuhan energi tubuhnya dengan perilaku makannya karena pengetahuan gizi sangat bermanfaat dalam menentukan apa yang kita konsumsi setiap harinya. Dengan
adanya pengetahuan gizi pada seseorang, maka kita dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan zat gizi yang sesuai dengan banyak kalori yang kita perlukan setiap
harinya dalam melakukan aktivitas dan produktivitas kita sehari-hari sehingga dapat dicapai kesehatan yang optimal Paul, 2001.
Hal ini didukung oleh pendapat Berg dalam Suhardjo 1989 yang menyatakan bahwa salah satu penyebab timbulnya gangguan gizi adalah kurangnya
pengetahuan gizi. Solusi yang dapat dilakukan melalui suatu proses belajar mengajar tentang pangan, bagaimana tubuh menggunakan zat besi dan bagaimana zat besi
tersebut diperlukan untuk menjaga kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Faktor pendukung lain yang menyebabkan masih rendahnya tingkat pengetahuan gizi mahasiswa non kesehatan adalah kurang kreatif dalam
memanfaatkan kemajuan teknologi. Pengetahuan tentang gizi dapat kita peroleh dari berbagai media seperti media massa, media cetak dan media elektronik untuk
memenuhi rasa ingin tahu kita tentang gizi. Dengan kata lain, kemajuan teknologi, seperti misalnya acara konsultasi kesehatan di media televisi, majalah-majalah
kesehatan, koran, internet, dan lain sebagainya berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan gizi mahasiswa Ginting, 2002. Sesuai dengan pendapat Sediaoetomo
1999 yang mengatakan bahwa pengetahuan gizi seseorang didukung oleh latar belakang pendidikannya.
2.2. Pola Makan Mahasiswa