menimbulkan penyakit yang gawat, misalnya penyakit hati. Karenanya, hindari minum minuman beralkohol.
12. Makanlah Makanan Yang Aman Bagi Kesehatan
Makanan yang aman adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri, tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, telah
diolah dengan tata cara yang benar sehingga fisik dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.
13. Bacalah Label Pada Makanan Yang Dikemas
Keterangan mengenai tanggal kadaluwarsa pada label menunjukkan kelayakan makanan tersebut untuk bisa dimakan atau tidak. Sedangkan keterangan
mengenai bahan-bahan, yang terkandung dalam makanan kemas tersebut, memberikan informasi kepada konsumennya untuk menilai halal atau tidaknya
makanan tersebut Depkes RI, 1995.
2.5. Status Gizi
Menurut Supariasa 2002, status gizi adalah suatu keadaan seseorang sebagai akibat dari keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan
penggunaan zat-zat tersebut oleh tubuh untuk pertambahan produksi energi dan proses tubuh. Status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal
terpenuhi. Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau normal maupun gizi
lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa penyakit defisiensi. Bila kekurangan dalam batas marginal dapat menimbulkan
gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunkan kemampuan fungsional,
Universitas Sumatera Utara
misalnya kekurang vitamin B
1
dapat menyebabkan badan cepat merasa lelah. Kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi kerja dan prestasi belajar, selain
turunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Karena itu untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal mutlak diperlukan sejumlah zat gizi yang harus
didapatkan dari makanan dalam jumlah sesuai dengan yang dianjurkan setiap hari. Untuk dapat memenuhi kebutuhan akan zat gizi, diperlukan konsumsi makanan yang
seimbang baik jumlah maupun kualitasnya. Faktor gaya hidup dan pola makan yang terlanjur salah merupakan penyebab defisiensi unsur gizi tertentu yang sering terjadi.
Selain itu, polusi, stres berkepanjangan, sakit keras, baru sembuh dari sakit dan minuman keras adalah faktor lain yang memepengaruhi penyerapan zat gizi dalam
tubuh Anonim, 2004. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi merupakan masalah penting karena
selain mempunyai risiko terjadinya penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan
secara berkesinambungan. Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan berat badan yang ideal atau normal. Laporan FAOWHOUNU tahun 1985 menyatakan
bahwa batasan berat badan normal dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index BMI. Di Indonesia istilah Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks
Massa Tubuh IMT. IMT merupakan cara sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan, sehingga mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang Supariasa, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut : Berat Badan Kg
IMT = Tinggi Badan m x Tinggi Badan m
Tabel 2.1. Status Gizi Berdasarkan Kategori Indeks Massa Tubuh IMT Kategori
IMT
Kurus Kekuranga berat badan tingkat berat
17,0 Kekuranga berat badan tingkat ringan
17,0 – 18,4 Normal
18,5 – 25,0 Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat 27,0
Sumber: Depkes, 1994
2.6. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan