Nilai dasar kualitas hidup, faal paru, derajat sesak, dan uji jalan 6 menit

7,7 kelompok kontrol. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna suku antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol p=0,233. Data riwayat merokok pada subyek penelitian didapat masih merokok 3 orang 23,1, 2 orang 15,4 kelompok kontrol. Berhenti merokok 10 orang 76,9 kelompok perlakuan, 11 orang 84,6 kelompok kontrol. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna riwayat merokok antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol p=0,619. Data ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Sebaran pendidikan, suku, dan riwayat merokok subyek penelitian Perlakuan Kontrol Variabel n n p 8 61,5 7 53,8 4 30,8 4 30,8 Pendidikan: SD SMP SMA 1 7,7 2 15,4 0,819 1 7,7 - - 11 84,6 8 61,5 1 7,7 4 30,8 Suku: Melayu Jawa Batak Mandailing - - 1 7,7 0,233 3 23,1 2 15,4 Riwayat merokok:Masih merokok Berhenti merokok 10 76,9 11 84,6 0,619 uji chi-square

4.1.2. Nilai dasar kualitas hidup, faal paru, derajat sesak, dan uji jalan 6 menit

Pada penelitian ini rerata derajat sesak awal dengan menggunakan derajat sesak MRC pada kelompok perlakuan 3,46 SD 0,519 sedangkan rerata derajat sesak awal pada kelompok kontrol 3,38 SD 0,506. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok control p= 0,705. Universitas Sumatera Utara Data dasar kualitas hidup pada penelitian ini dengan menggunakan SGRQ didapat rerata kualitas hidup awal pada kelompok perlakuan 43,326 SD 6,670, sedangkan pada kelompok kontrol 43,309 SD 270,023. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol p= 0,996. Rerata kualitas hidup awal dengan menggunakan alat ukur CAT pada kelompok perlakuan 24,92 SD 5,664, rerata kualitas hidup awal pada kelompok kontrol 22,85 SD 2,304. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol p= 0,239. Pengukuran faal paru dilakukan pada kelompok perlakuan maupun kontrol di awal penelitian. Rerata VEP1 awal pada kelompok perlakuan 892,31 mlSD 279,468 sedangkan pada kelompok kontrol rerata VEP1 awal 1075,77 mlSD 293,413. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol p=0,116. Pengukuran uji jalan 6 menit 6MWT pada awal penelitian didapatkan rerata jarak tempuh awal pada kelompok perlakuan 272,54 m SD 66,574, rerata jarak tempuh awal pada kelompok kontrol 270,23 m SD 95,214. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol p=0,943. Data diatas dapat dilihat pada tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Nilai dasar VEP1, SGRQ, CAT, skala sesak MRC uji jalan 6 menit pada subyek penelitian Perlakuan n=13 Kontrol n=13 Data dasar x±SD x±SD p VEP1 ml 892,31 ± 279,468 1075,77 ± 293,413 0,116 SGRQ 43,3262 ± 6,670 43,3092 ± 270,023 0,995 CAT 24,92 ± 5,664 22,85 ± 2,428 0,239 Derajat sesak MRC 3,46 ± 0,519 3,38 ± 0,506 0,705 Uji jalan 6 menit meter 272,54 ± 66,574 270,23 ± 95,214 0,943 uji t berpasangan

4.1.3. Eksaserbasi, efek samping dan terapi β

Dokumen yang terkait

Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Saturasi Oksigen Pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1 66 64

Pengaruh Rehabilitasi Paru Terhadap MVV dan VEP1 Terhadap Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

6 75 86

Perbandingan Kadar Fibrinogen Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut Dengan Ppok Stabil

0 69 88

Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

8 116 108

Hubungan Nilai Spirometri dengan Lean Body Mass Index pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil Di RS Tembakau Deli Medan

1 48 88

Hubungan Keparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Stabil Dengan Disfungsi Ereksi

0 67 108

Pengaruh Pemberian Inhalasi Kombinasi Salmeterol / Flutikason Propionat Dalam Bentuk Diskus Inhaler Terhadap Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil

0 44 102

Perbandingan Kadar Fibrinogen Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut Dengan Ppok Stabil

0 0 26

Perbandingan Kadar Fibrinogen Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut Dengan Ppok Stabil

0 0 23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) - Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

0 0 30