2.5. Kerangka Konsep
PPOK
Inflamasi Paru
pe↗ sel inflamasi : netrofil, makropag
limposit T CD8 pe↗ mediator inflamasi:
TNFα, CRP, IL-6, IL-8
Perubahan Anatomi Paru
Inhalasi salmeterolflutikason propionat 50500µg Perubahan Fungsi Paru
Peningkatan Kualitas Hidup Gangguan Sistemik
Penurunan Kualitas Hidup
me↘ edema saluran napas me↘ hiperresponsif paru
me↘ mediator sel inflamasi
me↗ fungsi paru me↘ gejala klinis
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK 2.1.1. Epidemiologi
Kebanyakan informasi tentang PPOK mengenai prevalensi, morbiditas, dan mortalitas berasal dari negara berkembang. Data prevalensi dan morbiditas biasanya diperkirakan lebih
rendah dari data yang sebenarnya karena penyakit ini biasanya tidak terdiagnosis sampai adanya gejala klinis dan perburukan. Penelitian yang dilakukan dari tahun 1990 hingga 2004 pada 28
negara mendapatkan prevalensi PPOK lebih tinggi pada pasien perokok dibandingkan bukan perokok. Diperkirakan prevalensi pasien PPOK derajat sedang hingga berat sekitar 6,3. Di
Amerika Serikat pada tahun 2000 terdapat 8 juta pasien PPOK yang dirawat jalan, 1,5 juta yang dirawat di departemen emergensi, dan 673.000 yang dirawat inap.
11,12,13,14
Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang prevalensi PPOK. Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT tahun 1986
menunjukkan asma, bronkitis kronik, dan empisema menduduki peringkat ke-5 sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 10 penyebab kesakitan utama. SKRT tahun 1992 menunjukkan angka
kematian akibat asma, bronkitis kronik, dan empisema menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab kematian tersering di Indonesia.
15
Sementara SKRT Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1995 menunjukkan PPOK diperingkat ke-5 sebagai penyebab kematian di
Indonesia. Data di RS. Persahabatan sebagai pusat rujukan paru nasional menunjukkan PPOK menduduki peringkat ke-4 dari jumlah pasien yang dirawat.
5
2.1.2. Patogenesis, Patologi dan Patofisiologi
Perubahan patologi yang khas pada penderita PPOK di saluran napas besar berupa infiltrasi sel-sel radang pada permukaan epitel yang menyebabkan hipersekresi mukus, di saluran napas
Universitas Sumatera Utara