BAB III BENTUK-BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PEMEGANG HAK CIPTA LAGU
A. Adanya Hak Menggugat
1. Pemegang Hak
a. Hak menggugat oleh Pencipta
Pencipta adalah merupakan pemegang hak yang berkompeten dalam hal upaya melakukan gugatan disebutkan dalam Pasal 11UUHCNo.192002:
Hak Cipta adalah hak eklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, atau memberikan izin untuk itu
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam Pasal 14 disebutkan juga bahwa: Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta, atau pihak
yang menerima hak tersebut dari Pencipta atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.
b. Hak menggugat oleh ahli waris
Ahli waris adalah pemegang hak dengan surat keterangan waris, dan sama hak nya dengan Pencipta dalam hal menggugat. Sesuai Pasal 32UUHCNo.192002 bahwa:
Hak Cipta dapat beralih atau dialihkan, baik seluruhnya atau sebagian karena:
1 Pewarisan;
2 Hibah;
3 Wasiat;
4 Perjanjian Tertulis;atau
5 Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
c. Adanya hak menggugat oleh Produser
Produser rekaman sebagai pemegang hak dapat melakukan gugatan seperti layaknya pemilik hak tersebut, sehingga kapasitasnya dalam hal melakukan gugatan
sangat kuat dan beralasan, seperti dalam Pasal 1 4 disebutkan juga bahwa: Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta, atau pihak
yang menerima hak tersebut dari Pencipta atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.
d. Adanya hak menggugat oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia
Yayasan Karya Cipta Indonesia merupakan Badan Hukum didukung oleh Departemen Kehakiman, dibawah Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek,
Dagang dan KEPRES No 34, sebagai mitra pemegang hak dalam mengelola royalty dan memiliki hak dalam menggugat pihak yang melanggar akan hak ekonomi pemegang
Hak Cipta lagu tersebut. e.
Adanya hak menggugat oleh Kuasa Hukum Kuasa hukum dalam arti dapat disebut sebagai pengacara, sebagai pokrol atau
sebagai advokat dalam hal menggugat seperti disebutkan dalam UU No.141970 tentang bantuan hukum, dalam Pasal 1181 HIR, memberi hak kewenangan kepada kuasa atau
wakilnya untuk membuat, menandatangani, mengajukan atau menyampaikan surat
gugatan kepada PN. Ketentuan ini, sejalan dengan yang digariskan pada Pasal 1231HIR yang mengatakan tentang kuasa dan surat kuasa khusus dalam tindakan di
pengadilan, dalam hal ini mendampingi pemegang hak dalam upaya hukum tersebut perlu adanya bukti atau izin beracara seorang kuasa hukum tersebut sesuai wilayah dan
wewenang kerjanya.
2. Bukti-Bukti