Putusan No. 254 KPDTSUS2009 Putusan No.226.KPdt1990

BAB IV SIKAP PERADILAN DALAM PENEGAKAN HUKUM TERHADAP

PELANGGARAN HAK CIPTA LAGU

A. ANALISA PUTUSAN-PUTUSAN PERDATA

1. Putusan No. 254 KPDTSUS2009

Dalam putusan Mahkamah agung yang mengabulkan atas gugatan Kasasi penggugat yaitu Kohar Kahler sebagai Pencipta atas lagu berjudul Tiada Lagi dan Hilang yang dinyanyikan oleh Mayang Sari terhadap PT.EMI Indonesia, yang mana membatalkan atas putusan No.62Hak Cipta2008PN NIAGA. Jkt Pst yang menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima, serta penggugat menuntut ganti rugi sebesar Rp.599.06 juta, dalam hal ini peradilanHakim telah melakukan upaya hukum yang dalam hal ini sesuai UUHC No 192002 akan Hak Ekonomi pemegang Hak Cipta seperti Pasal 1 ayat 1dan 9, Pasal 2 ayat1 yaitu: Hak Cipta merupakan hak ekslusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang tibul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku.Pencipta atau Pemegang Hak berhak melarangmemberi izin untuk kepentingan komersial. Dalam hal ini Hakim telah melakukan dengan memakai teori prioritas baku yang memenuhi tiga pokok prinsipil yaitu keadilan, kepastian dan kemanfaatan, Hakim dalam hal ini pula bersifat pasif Lidelikeheid van recter serta melalui pengawasan putusan pengaadilan melalui Kasasi Toezict op de rechtspraak door van cassatie dan putusan Hakim tersebut dengan memakai alasan sebagai dasar mengadiliPasal 23 UU No.14 1970, Pasal 184 1,319 HIR195,618 RBg.

2. Putusan No.226.KPdt1990

Bahwa dalam perkara tersebut HakimPeradilan telah mengambil keputusan secara tepat dengan menolak atas tuntutan penggugat Ismail Hutajulu, dalam hal ini mengaku sebagai Pencipta atas lagu Tillo-Tillo dan Alatipang terhadap tergugat PT.Loly Pop Record, dimana dalam hal ini lagu-lagu tersebut adalah merupakan lagu yang tidak diketahui Penciptanya dan telah populer di masyarakat sehingga tidak bisa dimiliki oleh seseorang, melainkan dikuasai oleh Negara sesuai Pasal 10 dan 11UUHC192002. Bahwa Negara memegang penuh atas hak yang terkandung atas Ciptaan yang tidak diketahui Penciptanya danatau ciptaan yang telah milik masyarakat. Dalam hal ini Hakim telah melakukan dengan memakai teori prioritas baku yang memenuhi tiga pokok prinsipil yaitu keadilan, kepastian dan kemanfaatan, Hakim dalam hal ini pula bersifat pasif Lidelikeheid van recter serta melalui pengawasan putusan pengaadilan melalui Kasasi Toezict op de rechtspraak door van cassatie dan putusan Hakim tersebut dengan memakai alasan sebagai dasar mengadiliPasal 23 UU No.14 1970, Pasal 184 1,319 HIR195,618 RBg.

3. Putusan No.036KNHAKI2008