Teknik Pengolahan Data Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

responden. Maka penulis melakukan perhitungan skor rata-rata dengan ketentuan sebagai berikut:  Untuk pernyataan positif skornya: Sangat Setuju SS : 4 Setuju S : 3 Tidak Setuju TS : 2 Sangat Tidak Setuju STS : 1  Untuk pernyataan negative skornya: Sangat Setuju SS : 1 Setuju S : 2 Tidak Setuju TS : 3 Sangat Tidak Setuju STS : 4 c Tabulating yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, maka seluruh data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui perhitungannya.

2. Teknik Analisis Data

Data dari angket dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis secara kualitatif yang dinamakan deskriptif analisis yaitu menggambarkan apa adanya hasil penelitian. Langkah pertama adalah membuat tabel yang dilengkapi dengan presentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut: P = � � X 100 Keterangan: P = Angka Presentase F = frekuensi yang dicari N = Number of cases jumlah frekuensi banyaknya individu 100 = Bilangan Tetap Setelah didapat hasil presentase dari angket yang disebarkan kepada siswa, maka akan menentukan kategori penilaian dari hasil penelitian tersebut, penulis merumuskan sebagai berikut: Tabel 3.3 Kategori Penilaian No Presentase Penafsiran 1. 100 Seluruhnya 2. 90 - 99 Hampir seluruhnya 3. 60 - 89 Sebagian besar 4. 51 - 59 Lebih dari setengah 5. 50 Setengahnya 6. 40 - 49 Hampir setengahnya 7. 20 - 39 Sebagian kecil 8. 10 - 19 Sedikit 9. 0,1 - 9 Sedikit sekali 10. Tidak ada sama sekali

BAB IV ANALISIS DATA

A. Profil Sekolah Master

1. Sejarah Singkat Sekolah MASTER

Pada tahun 2000, Nurohim seorang pengusaha sembako yang berada di kawasan terminal Depok merasa tergugah oleh pemandangan sehari-hari disekitar tempat usahanya yang sering dijadikan tempat mangkal atau tempat nongkrong para pengamen yang sering menitipkan peralatan mengamen di warungnya. Pada saat itu, Nurohim selain sebagai penjual sembako, Ia juga aktif dalam organisasi kepemudaan Ikatan Pemuda dan Remaja Masjid Al Muttaqien terminal Depok. Tergugah keprihatinan Ia pun berjuang dengan rekannya untuk merbuat sesuatu yaitu memberikan pendidikan dan pesantren kilat bagi anak-anak jalanan. Kegiatan tersebut di rintis pada tahun 2002 yang memanfaatkan sebuah masjid yang berada di kawasan terminal Depok. Selain mengadakan pesantren kilat kegiatan tersebut juga memberikan pendidikan membaca, tulis dan berhitung. Berawal dari kegiatan inilah akhirnya Nurohim bersama rekannya tadi yaitu Poerwandriono, Toni dan Masrudin mendirikan kelompok belajar untuk anak- anak jalanan serta anak-anak dari keluarga miskin di wilayah terminal Depok dan sekitarnya dengan memanfaatkan sebagian tempat di Masjid Terminal untuk kegiatan belajar mengajar, dan penampungan anak jalanan. Karena kegiatan tersebutlah maka lembaga ini dinamakan MASTER Masjid Terminal yang seiring waktu berubah menjadi Yayasan Bina Insan Mandiri. Dalam perjalanannya Nurohim mencoba untuk membangun sebuah gedung yang sederhana dengan memanfaatkan lahan seluas 5000 m2 yang terbagi dari 2000 m2 tanah hibah dan 3000 m2 merupakan tanah fasum-fasum terminal yang telah diserahkan Pemda Depok ke Sekolah MASTER. Kemudian di awal tahun 2005 lembaga ini resmi menjadi Yayasan Bina Insan Mandiri yang berlanjut meningkatkan sistem pendidikan dalam bentuk sistem kejar paket B setara SMP. Karena kebutuhan anak jalanan dan kaum dhuafa akan pendidikan lebih lanjut, dan dengan keluarnya izin PKBM Pusat Kegiatan