Prestasi Belajar KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

Kategori kedua adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya. Kategori ketiga adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan. Kategori keempat adalah anak berusia 5-17 tahun yang rentan bekerja di jalanan, anak yang bekerja dijalana, danatau yang bekerja dan hidup dijalanan yang menghabiskan sebagaian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari. Seorang anak yang mempunyai cita-cita yang tidak tercapai, karena ada sebuah faktor perekonomian keluarga, sehingga mereka mencarai uang tambahan jajan dengan cara mengamen di jalan dll. 39 Fenomena anak jalanan di negara berkembang berkaitan dengan kemiskinan. Anak- anak tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu bersekolah. Keterlantaran terjadi karena kelalaian dan atau ketidakmampuan orang tua dan atau keluarga melaksanakan kewajibannya, sehingga kebutuhan jasmaniah, rohaniah, maupun sosial mereka tidak terpenuhi secara wajar. Masalah keterlantaran semakin nampak dalam situasi tebatasnyaminimalnya ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh keluarga dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan sosial. Anak jalanan dilihat dari sebab dan itensitas mereka berada di jalanan memang tidak dapat disamaratakan. Dilihat dari sebab, sangat dimungkinkan tidak semua anak jalanan berada dijalan karena tekanan ekonomi, boleh jadi karena pergaulan, pelarian, tekanan orang tua, atau atas dasar pilihannya sendiri. Hal ini senada juga dengan yang diungkapkan oleh Saparinah Sadli bahwa ada berbagai faktor yang saling berkaitan dan berpengaruh terhadap timbulnya masalah gelandangan, antara lain : faktor kemiskinan struktural dan pribadi, faktor yang berhubungan dengan urbanisasi dan masih ditambah lagi dengan faktor pribadi seperti tidak disiplin, biasa hidup sesuai dengan keinginannya sendiri dan berbagai faktor lainnya. 40 39 http:id.wikipedia.orgwikiAnak_jalanan . Artikel diakses pada 12 Juni 2014 40 Armai Arief, “Upaya Pemberdayaan Aanak Jalanan” Artikel diakses pada 12 Juni 2014 dari www.bpk.go.idpublikasimp87102002xxii55.pdf Sementara itu KPAI berpandangan bahwa akar persoalan anak terlantar dan anak jalanan adalah ketidakberdayaan orang tua dan kebijakan negara dan seluruh sektor yang membuat mereka terpuruk menjadi kelompok yang terpuruk dan termajinalisasi. 41 Untuk memahami anak jalanan secara utuh, kita harus mengetahui definisi anak jalanan. Departemen Sosial RI mendefinisikan anak jalanan adalah “anak yang sebagian besar menghabiskan wattunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat- tempat umum lainnya ”. 42 Sedangkan menurut Paulo Freire, anak jalanan adalah ‟anak laki-laki maupun perempuan yang berusia 7 sampai 17 tahun, yang hidup di jalanan dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya maupun keluargamya ‟. 43 UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan yaitu : street child are those who have abandoned their homes, school and immediate communities before they are sixteen years of age, and have drifted into nomadic street life anak jalanan merupakan anak-anak berumur dibawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah di jalan raya 44

F. Penelitian Relevan

Ada beberapa penelitian yang mengangkat tentang Sekolah MASTER dan Anak Jalanan diantaranya adalah: 1. Skripsi yang berjudul Persepsi Anak Jalanan Terhadap Pendidikan Formal, yang ditulis oleh Dian Safitri dengan nomer induk 105015000631 merupakan mahasiswa FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa persepsi anak jalanan terhadap pendidikan adalah penting. Akan tetapi pentingnya pendidikan tadi seolah terkesampingkan apabila kebutuhan perut mereka belum terpenuhi. Di samping biaya pendidikan yang juga mahal akan berbanding pula dengan kebutuhan makan sehari-hari 41 http:wwwrakyatmerdeka.co.idnews2010032290009Gila,-Jumlah-Anak-Terlantar-17-Juta 42 Departemen Sosial RI Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Direktorat, Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Terlantar di luar panti Jakarta : DEPSOS Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak, 2005, h.1 43 Deasy Ria Santi, “Asistensi Belajar Dalam Program Street Based Anak Jalanan”, FISIP Universitas Indonesia, 2002, h. 24 44 Armai Arief, “Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan” Artikel diakses pada 12 Juni 2014 dari www.bpk.go.idpublikasimp87102002xxii55.pdf yang terkadang masih kurang. Sehingga mereka lebih mementingkan kebutuhan makan terlebih dahulu dibandingkan dengan kebutuhan pendidikan. 45 2. Skripsi yang berjudul Pemberdayaan anak jalanan melalui rumah singgah studi kebijakan penanganan anak jalanan di Indonesia, yang ditulis oleh Bakhrul Khair Amar dengan nomer induk 6900520099 merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia. Dalam Penelitian ini adalah studi kebijakan tentang pemberdayaan anak jalanan melalui Rumah Singgah . Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena peneliti ingin mendiskripsikan penanganan Anak Jalanan di Indonesia yang