DESKRIPSI WILAYAH Kajian Perbandingan Pola Pergerakan Penduduk Desa Pertanian Lahan Basah Dengan Desa Pertanian Lahan Kering (Perkebunan) Di Kabupaten Padang Lawas Utara (Studi Kasus : Desa Nagasaribu,Kecamatan Padang Bolak Dan Desa Sipaho,Kecamatan Halon

BAB III DESKRIPSI WILAYAH

III.1. Gambaran Umum Kabupaten Padang Lawas Utara III.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Padang Lawas Utara Kabupaten Padang Lawas Utara sering juga disebut dengan Paluta adalah sebuah Kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. • Ibukota kabupaten : Gunung Tua. • Luas : 403.191,50 Ha • Penduduknya berjumlah sekitar 226.296 Jiwa • Padang Lawas Utara mempunyai 9 kecamatan dan 368 desa. Sebelum Padang Lawas Utara menjadi sebuah kabupaten, wilayah ini masih termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan. Setelah terjadi pemekaran, dibentuklah Kabupaten padang Lawas Utara. Kabupaten padang Lawas Utara resmi terbentuk pada tanggal 10 Agustus 2007 berdasarkan Undang-undang Nomor 37 tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Selanjutnya kabupaten Padang Lawas Utara diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 10 Agustus 2007 di kantor Gubernur Sumatra utara Medan dan pejabat bupati Padang Lawas Utara pada masa itu adalah Dr, Drs. Arsyad Lubis, MM. Sedangkan peresmian gedung sementara kantor pemerintahan Padang Lawas Utara di Gunung Tua dilakukan oleh Guberur Sumatra Utara, Rudolf M pardede pada tanggal 12 Agustus 2007, di komplek bekas kantor camat Padang Bolak di daerah Gunung tua Kecamatan Padang Bolak yang kemudian dioperasikan sebagai komplek perkantoran pemerintahan Kabupaten Padang Lawas Utara . Universitas Sumatera Utara Istilah Padang Lawas Utara sendiri dahulunya lebih dikenal dengan nama Padang Bolak Padang yang luas = bolak terkenal sebagai padang penggembalaan yang luas sangat terkenal juga penghasil ternak kerbau, lembu dan kambing. Menurut sejarah, pada abad XI Rajendra Cola dari Hindia Belanda berlabuh dari labuhan Bilik menjalankan perjalanan menyusur sungai Barumun, kemudian mendarat di Padang Bolak, tepatnya disekitar Wilayah Portibi. Sebenarnya, sebelum itu telah ada manusia yang berdiam didaerah itu, terbukti dengan adanya ditemukan Candi Portibi yang merupakan ciri Hindu, dan Pasukan Rajendra Cola I pun menjadikan tempat itu menjadfi pusat pemerintahan. Salah satu usaha yang menjadi sumber kehidupan dan pendukung ekonomi perdagangan mereka pada waktu itu tidak lain adalah ternak. Candi BahalPortibi tersebut pernah dipugar baru sekali pada masa H. Adam Malik alm menjabat Wakil Presiden RI. Selanjutnya pada tahun 2008 melalui pemilihan kepala daerah PILKADA secara langsung bapak Drs. Bachrum Harahap, terpilih untuk memimpin pemerintahan kabupaten Padang Lawas Utara untuk periode 2008 sampai dengan tahun 2013. III.1.2 Kondisi Geografi dan Topografi Gambaran secara geografis, kabupaten Padang Lawas Utara terletak antara 10 13’ 50” Lintang Utara serta 990 20’ 44” dan 1000 19’ 10” Bujur Timur merupakan bagian dari wilayah propinsi sumatra utara, dengan batas wilayah sebagai berikut : 5. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu Selatan. 6. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir dan Hulu Propinsi Riau. 7. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas. 8. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. Universitas Sumatera Utara Tabel III.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan No Kecamatan Luas Wilayah Km² 1 Padang Bolak 808,04 2 Portibi 261,59 3 Halongonan 559,23 4 Simangambat 645,30 5 Padang Bolak Julu 196,44 6 Dolok Sigompulon 262,56 7 Dolok 525,27 8 Batang Onang 485,00 9 Hulu Sihapas _ Sumber: Badan pusat statistik Kabupaten Padang Lawas Utara, 2010 Luas daerah Kabupaten Padang Lawas Utara adalah 403.191,50 Ha, mempunyai 9 sembilan Kecamatan dan 368 desa. Kabupaten Padang Lawas Utara secara geografis terbagi atas wilayah dataran rendah yang merupakan, wilayah dataran landai dengan elevasi 2°-15° perbukitan engan elevasi 15°-20° seluas 112.000 Ha 16,91 dan daerah pegunungan dengan elevasi 20°-40° seluas 353.185 Ha 53,34 yangmasing-masing daerah memiliki krakteristik yang berbeda-beda baik dari topografi, kontur mapun iklim. Daerah dataran rendah dan dataran landai adalah daerah yang subur, kelembap an tinggi dengan curah hujan relatif tinggi pula. Wilayah ini memiliki potensi ekonomi yang tinggi sehingga terus cenderung semakin padat. Banjir dapat melanda daerah ini akibat berkurangnya pelestarian hutan, erosi dan pendangkalan sungai. Sedangkan pada musim kemarau terjadi pula kekurangan persediaan air sebagai konsekuensi dari kondisi hutan yang semakin kritis. III.1.3 Keadaan Iklim dan Curah Hujan Universitas Sumatera Utara Wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara mempunyai dua iklim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim kemarau terjadi antara bulan juni sampai bulan semptember dimana arus angina berasal dari Australia yang tidak mengtandung uap air sebaliknya musim hujan terjadi pada bulan desember sampai bulan maret karena arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari asia dan samudra pasifik. Keadaan ini seperti silih berganti setiap- tahun setelah melewati mas a peralihan pada bulan april-Mei dan Oktober-November. Tinggi atau rendahnya suhu udara disuatu tempat dipengaruhi oleh kegintinggian daerah diatas permukaan laut.Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara yang terletak di ketinggian 0- 1.000 meter diatas permukaan laut mengakibatkan suhunya berkisar antara 23°C-32°C dengan kelembapan antara 80-85. Curah hujan di suatu tempat di pengaruhi oleh iklim, keadaan topografi dan perputaranpertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan wilayah tiap kecamatan. Pada tahun 2007 jumlah rata-rata curah hujan tertingg yakni 3-257 mm di kecamatan Dolok dan terendah 1.147 mm di kecamatan Padang Bolak. Sedangkan tahun 2008 rata-rata jumlah curah hujan tertinggi yakni 2.884 mmtahun di kecamatan Dolok Sigompulon dan terendah 1.616 mm ya itu di kecamatan Halongonan. III.1.4 Keadaan Hidrologi Kabupaten Padang Lawas Utara dialiri oleh sungai besar dan kecil, diantaranya adalah Sungai batang pane, batang ilung, sirumambe,parlapungan, hulu pungkut,aek rantau puran, aek mata dan lain-lain. Luas daerah dan aliran sungai terbesar yakni sepanjang 137.50 km an lebaranya 65 m, dengan volume normal sekitar 30.937,50 m³. Secara umum sungai-sungai yang berada di daerah ini biasa digunakan untuk sarana irgasi, MCK, Mandi,Cuci dan kakus dan lainnya. Universitas Sumatera Utara Selain mempunyai beberapa daerah aliran sungai untuk objek wisata, juga terdiri dari gugsan pegunungan dan perbukitan yang di kenal dengan bukit barisan serta daerah pesisirpantai. Hal ini membuat wilayah mandailng natal terlihat sangat indah di kecamatan batahan, natal dan muara batang gadis. Diamping itu ada beberapa lokasi air panas. Disamping itu ada beberapa lokasi air panas yang merupakan daerah objek wisata seperti pangirkiran dan batang galoga dan beberapa desa lainnya di kecamatan Halongonan, namun semua potensi ini belum dikelola optimal. III.2 Gambaran Umum Desa Nagasaribu Desa Nagasaribu merupakan salah satu dari 77 tuuh puluh tujuh desa yang ada di Wilayah Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara dan berada pada jarak 20 Km dari ibu kota Kecamatan Padang Bolak dengan luas wilayah ± 6,36 Km². Secara geografis wilayah desa Nagasaribu mempunyai Topografi datar berbatasan dengan beberapa wilayah sebagai berikut : 5. Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Sihoda-hoda 6. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Mompang II 7. Sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Bangun Purba 8. Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Bukit Raya Ciri-ciri fisik Desa Nagasaribu tidak jauh berbeda dengan desa lain di kecamatan Padang Bolak. Ciri fisik yang menonjol adalah desa Nagasaribu merupakan desa pertanian lahan basah. Sebagian besar mata pencaharian penduduk desa Nagasaribu adalah petani lahan basah padi dan tanam lainnya. Universitas Sumatera Utara Jumlah penduduk desa Nagasaribu pada tahun 2008 berjumlah 2.333 denagan kepadatan ± 366,82 JiwaKm² dan jumlah Kepala Keluarga 533 KK, terdiri dari laki-laki 1.068 jiwa, perempuan 1.265 jiwa. Untuk lebih jelasnya, data jumlah penduduk Desa Nagasaribu menurut usia dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel III.2 Jumlah Penduduk Desa Nagasaribu Menurut Usia Tahun 2008 No. Usia Jumlah Penduduk Jiwa 1 0 – 4 222 2 5 – 9 343 3 10 – 14 279 4 15 – 24 447 5 25 – 49 482 6 50 – 54 216 7 55 dan lebih 143 Jumlah 2.333 Sumber: Kantor Kepala Desa Nagasaribu,2010 III.3 Gambaran Umum Desa Sipaho Universitas Sumatera Utara Desa Sipaho merupakan salah satu dari 44 empat puluh empat desa yang ada di Wilayah Kecamatan Halongonan, Kabupaten Padang Lawas Utara dan berada pada jarak 8 Km dari ibu kota Kecamatan Halongonan dengan luas wilayah ± 14,00 Km². Secara geografis wilayah desa Sipaho mempunyai Topografi datar dan berbatasan dengan beberapa wilayah sebagai berikut : 5. Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Bargottopong. 6. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Hutanopan. 7. Sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Hutaimbaru. 8. Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Siancimun. Ciri-ciri fisik Desa Sipaho tidak jauh berbeda dengan desa lain di kecamatan Halongonan. Ciri fisik yang menonjol adalah desa Sipaho merupakan desa sekitar perkebunan. Sebagian besar mata pencaharian penduduk desa Sipaho adalah petani lahan kering sawit dan karet. Jumlah penduduk desa Sipaho pada tahun 2008 berjumlah 3.067 dengan kepadatan ± 219,21 JiwaKm² dan jumlah Kepala Keluarga 676 KK, terdiri dari laki-laki 1.569 jiwa, perempuan 1.500 jiwa. Untuk lebih jelasnya, data jumlah penduduk Desa Sipaho menurut usia dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut: Tabel III.3 Universitas Sumatera Utara Jumlah Penduduk Desa Sipaho Menurut Usia Tahun 2008 No. Usia Jumlah Penduduk Jiwa 1 0 – 4 329 2 5 – 9 350 3 10 – 14 387 4 15 – 24 554 5 25 – 49 792 6 50 – 54 422 7 55 dan lebih 233 Jumlah 3.067 Sumber: Kantor Kepala Desa Sipaho,2010 Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN