Umum Metode Analisa Data Metode Analisa Deskriptif

BAB V ANALISA DATA

V.1 Umum

Pada bab ini akan melakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan dari penelitian dilapangan. Data kualitatif yang dipakai dalam analisis ini adalah data Nominal. Suatu variabel dapat diperlukan sebagai variabel nominal jika nlai-nilainya mewakili kategori yang tidak menunjukkan peringkat di dalamnya. Menurut Moh. Nazir, data nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun. Ciri-ciri data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama, atau diskrit. Data nominal merupakan data kontinum dan tidak memiliki urutan. Bila objek dikelompokkan ke dalam set-set, dan kepada semua anggota set diberikan angka, set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa.

V.2 Metode Analisa Data

Pada bagian ini dilakukan analisis dari penelitian di lapangan. Analisa yang digunakan dalam studi ini adalah metode Analisa Deskriptif dan Analisa Crosstabs-Chi Square program SPSS versi 13.0. Melalui analisa ini diupayakan untuk memperoleh gambaran mengenai kecenderungan pada responden. Setelah diperoleh beberapa kemungkinan dari analisis yang dilakukan maka diharapkan dapat diambil kesimpulan bagaimana sebenarnya perbandingan karateristik pola pergerakan penduduk antara desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering perkebunan di Kabupaten Padang Lawas Utara sehingga dapat diambil cara pemecahannya. Universitas Sumatera Utara

V.3 Metode Analisa Deskriptif

Metode Deskriftif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian Nazir, 1985. Pada umumnya metode deskriptif hanya mengandalkan data yang ditemukan di lapangan, namun demikian peneliti dapat juga melakukan analisis terhadap hubungan-hubungan variabel Bachtiar, 1997. V.3.1 Hasil Identifikasi Karakteristik Responden di Desa Pertanian Lahan Basah dan Desa Pertanian Lahan Kering Perkebunan Hasil identifikasi karakteristik penduduk di wilayah studi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum responden yang tinggal di desa pertanian lahan basah desa Nagasaribu dan desa pertanian lahan kering desa Sipaho. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada BAB IV bahwa dari seluruh penduduk yang ada di dua desa tersebut maka jumlah penduduk yang menjadi sampel pada penelitian ini sebanyak 89 orang. Adapun variabel yang akan dianalisis dilihat dari karakteristik penduduk wilayah studi adalah meliputi Jumlah anggota keluarga responden, Tingkat pendidikan responden, Jenis pekerjaan responden, Tingkat pendapatan perbulan responden dan luas lahan yang dimiliki responden yang menggunakan data nominal Setiyohadi, 2009.

V.3.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga merupakan salah faktor penting yang mempengaruhi mobilitas seseorang. Dimana semakin banyak jumlah anggota keluarga dalam satu rumah akan berdampak terhadap jumlah pelaku pergerakan yang dilakukan keluarga itu setiap hari serta akan menambah Universitas Sumatera Utara jumlah perkembangan penduduk.Walaupun hal ini tidak berlangsung secara otomatis dan berlaku secara absolut tapi dapat mewakili kondisi nyata. Jumlah anggota keluarga pada studi ini dibagi menjadi 5 lima kategori yaitu 3 orang, 4-5 orang, 6-7 orang, 8-9 orang, dan 9 orang. Dari Tabel V.1 dapat dilihat rincian Jumlah anggota keluarga responden. Tabel V.1. Jumlah Anggota Keluarga Responden No Jumlah anggota keluarga Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase 1 3 orang 4 10,26 3 6 2 4 - 5 orang 6 15,38 4 12 3 6 – 7 orang 18 46,15 23 46 4 8 – 9 orang 8 20,52 12 24 5 9 orang 3 7,69 8 16 Jumlah 39 100 50 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar V.1. Diagram Jumlah Anggota Keluarga Responden Antara Desa Nagasaribu dengan Desa Sipaho Dari Tabel dan diagram V.1 diatas, dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan jumlah anggota keluarga antara penduduk di desa Nagasaribu dengan penduduk desa Sipaho. Dilihat dari kedua wilayah lebih dari 35 responden nya mempunyai jumlah anggota keluarga 6-7 orang. Dari 150 kuesioner yang disebarkan untuk desa Nagasaribu jumlah anggota keluarga yang tertinggi adalah dengan jumlah anggota keluarga 6-7 orang sekitar 52 responden 34.66 , 4-5 orang sebanyak 43 responden 28.67 , 8-9 orang sebanyak 34 responden 22.67 , 3 orang sebanyak 13 responden 8.67 dan terakhir 9 orang hanya sekitar 8 responden 5.33 . Sedangkan untuk desa Sipaho jumlah anggota keluarga yang tertinggi juga dengan jumlah anggota kelurga 6-7 orang sekitar 56 responden 37.33 , 4-5 orang sebanyak 38 responden 25.33 , 8-9 orang sebanyak 32 reponden 21.34 , 3 orang sekitar 15 responden 10 dan 9 orang hanya sekitar 9 responden 6 . Ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah anggota keluarga yang ada di desa Nagasaribu dan desa Sipaho adalah dengan jumlah anggota keluarga 6-7 orang per rumah 10 20 30 40 50 60 3 orang 4 - 5 orang 6 – 7 orang 8 – 9 orang 9 orang Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Jumlah Anggota Keluarga Universitas Sumatera Utara tangga, dengan banyaknya jumah anggota keluarga maka pelaku pergerakan akan semakin meningkat dan perkembangan jumlah penduduk akan bertambah.

V.3.1.2 Karakterisitik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Pendidikan merupakan salah satu indeks status sosial ekonomi. Dalam beberapa penelitian di temukan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan mobilitas seseorang walaupun pada umumnya tidak bersifat langsung artinya, pendidikan lebih berkaitan erat dengan pendapatan dengan pekerjaan. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan berdampak terhadap peningkatan jabatan pekerjaan dan pendapatan. Walaupun hal ini tidak berlangsung secara otomatis dan berlaku absolut tapi dapat dianggap mewakili kondisi nyata. Tingkat pendidikan pada studi ini dibagi menjadi 5 lima kategori yaitu tidak tamat sekolah, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, dan perguruan tinggi. Dari Tabel V.2 dapat dilihat rincian tingkat pendidikan kepala keluarga. Tabel V.2. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden No Tingkat Pendidikan Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase 1 Tidak Sekolah 3 7,69 1 2 2 Tamat SD 7 17,95 9 18 3 Tamat SMP 9 23,08 11 22 4 Tamat SMA 15 38.46 21 42 5 Perguruan Tinggi 5 12,82 8 16 Jumlah 39 100 50 100 Sumber : Hasi Pengolahan Data, 2010 Universitas Sumatera Utara GambarV.2. Diagram Tingkat Pendidikan Terakhir Responden Antara Desa Nagasaribu dengan Desa Sipaho Dari Tabel dan diagram V.2 diatas, dapat dilihat tidak ada perbedaan yang mencolok antara penduduk desa Nagasaribu dengan desa Sipaho. Dilihat dari kedua wilayah tersebut lebih dari 38 penduduk nya merupakan tamatan dari SMA. Dari 150 kuesioner yang disebarkan untuk desa Nagasaribu penduduknya yang tertinggi tamatan SMA sekitar 15 responden atau 38.67 , tamat SMP sekitar 47 responden 31.33 , tamat SD sekitar 24 responden 16 , tidak tamat SD sekitar 13 responden dan yang tamat perguruan tinggi hanya sekitar 8 responden 5.33 , sedangkan untuk desa Sipaho dari 150 kuesioner yang disebarkan penduduknya yang paling tinggi tamatan SMA sekitar 61 responden atau 40.66 , tamat SMP sekitar 48 responden, Perguruan tinggi sekitar 18 responden 12 , tamat SD sekitar 16 responden 10.67 dan yang tidak tamat SD hanya sekitar 7 responden 4.67 dari jumlah kuesioner keseluruhan. Disini dapat disimpulkan bahwa penduduk di desa Nagasaribu dan Sipaho rata-rata merupakan penduduk yang tingkat pendidikan nya adalah SMA. Bahwa semakin tinggi golongan 10 20 30 40 50 60 70 Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Tingkat Pendidikan Terakhir Universitas Sumatera Utara ekonomi, semakin tinggi pula tingkat pendidikan anggota keluarga dengan tingginya kwalitas penduduk dalam bidang pendidikan tersebut maka akan lebih cepat pula dalam mencapai kemajuan dalam segala hal.

V.3.1.3 Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pengukuran terhadap variabel Jenis pekerjaan responden penduduk di desa Nagasaribu dan Sipaho, dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang kondisi pekerjaan yang dihadapi sehubungan dengan tempat bermukim para responden. Pada variabel ini dibagi atas 5 empat kategori yaitu : PNS, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Pensiun dan petani. Untuk lebih jelasnya mengenai rincian jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel V.3. berikut ini : Tabel V.3. Jenis Pekerjaan Responden No Jenis Pekerjaan Responden Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase 1 Pegawai Negeri 4 10,26 6 12 2 Pegawai Swasta 6 15,38 9 18 3 Wiraswasta 5 12,82 2 4 4 Petani 21 53,85 28 56 5 Pensiunan 3 7,69 5 10 Jumlah 39 100 50 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Universitas Sumatera Utara GambarV.3. Diagram Jenis Pekerjaan Responden Antara Desa Nagasaribu dengan Desa Sipaho Dilihat dari Tabel dan Diagram V.3 diatas bahwa untuk desa Nagasaribu jenis pekerjaan responden yang tertinggi bekerja sebagai petani sekitar 67 responden 44,67 , wiraswasta 36 responden 24 , PNS 26 responden 17.33 , pegawai swasta 18responden 12 dan terakhir pensiunan hanya sekitar 3 responden 2 dari jumlah kuesioner keseluruhan. Sedangkan untuk Desa Sipaho jenis pekerjaan responden yang tertinggi bekerja sebagai Petani 85 responden 56.67 ,Wiraswasta 28 responden 18.66, pegawai swasta 15 kuesioner 10 , PNS 16 responden 10.67 , dan terakhir pensiunan 6 responden 4 . Ini dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden untuk penduduk desa Nagasaribu dan Sipaho masih dalam keadaan bekerja dan di dominasi bekerja sebagai Petani dan Wiraswasta.

V.3.1.4 Karakterisitik Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan Perbulan

10 20 30 40 50 60 70 80 90 Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Jenis Pekerjaan Universitas Sumatera Utara Penghasilan merupakan faktor penting seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik untuk pemenuhan kebutuhan akan rumah, makanan, sekolah, dan kegiatan lainnya. Pendapatan dari rumah tangga berbeda-beda besarnya, perbedaan pendapatan ini tentunya akan menghasilkan pengelompokan status dalam masyarakat dan linkungan tempat tinggalnya. Untuk lebih jelasnya mengenai tingkat pendapatan responden dapat dilihat pada Tabel V.4.. berikut ini: Tabel V.4. Jumlah Pendapatan Responden Perbulan No Jumlah Pendapatan Perbulan Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase 1 Rp.500.000 2 5,12 2 Rp.500.000 – Rp.1 Juta 7 17,96 2 4 3 Rp.1 Juta – Rp.2 Juta 24 61,54 14 28 4 Rp.2 Juta – Rp.3Juta 4 10,26 25 50 5 Rp.3 Juta 2 5,12 9 18 Jumlah 39 100 50 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar V.4. Diagram Jumlah Pendapatan Responden Perbulan Antara Desa Nagasaribu dengan Desa Sipaho Dilihat dari Tabel dan Diagram V.4. diatas untuk desa Nagasaribu jumlah pendapatan responden perbulan yang tertinggi pada kategori pendapatan Rp.500.000 – Rp.1 juta yaitu sekitar 43 responden 28.67 dan yang terkecil pada kategori pendapatan 3 juta sekitar 10 responden 6.67 dan 1-2 juta masing-masing dengan 42 responden 28 , 2-3 juta sekitar 28 responden 18.66 dan Rp.500.000 sekitar 27 responden 18 . Sedangkan untuk desa Sipaho kategori pendapatan tertinggi pada pendapatan 2-3 juta yaitu sekitar 58 responden 38.66 dan yang terkecil pada kategori Rp.500.000 dengan 16 responden 10.67 , 1-2 juta masing-masing 37 responden 24.67 , Rp.500.000-1 juta sekitar 18 responden 12 dan 3 juta sekitar 21 responden 14 dari jumlah kuesioner keseluruhan. Ini dapat disimpulkan untuk responden di desa Nagasaribu merupakan dari kalangan menengah ke bawah dilihat dari tingkat pendapatan penduduknya yang berkisar antara 1-2 juta ke bawah, Sedangkan untuk responden di desa Sipaho rata-rata penduduknya berpendapatan 1-2 10 20 30 40 50 60 Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Jumlah Pendapatan Perbulan Universitas Sumatera Utara juta ke atas. Ini dapat dikatakan bahwa jumlah pendapatan penduduk yang tinggal desa Sipaho lebih besar dari jumlah pendapatan penduduk yang tinggal desa Nagasaribu . Status sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan berpengaruh terhadap mobiitas seseorang.

V.3.1.5 Karakterisitik Responden Berdasarkan Luas Lahan Yang Dimiliki

Luas lahan yang dimiliki responden sangat berpengaruh terhadap jumlah pendapatan perbulan responden. Pengukuran variabel mengenai luas lahan yang dimiliki responden di bagi atas 5 kategori yaitu : 0-0.5 Ha, 0.5-1 Ha, 1-1.5 Ha, 1.5-2 Ha dan 2 Ha. Untuk lebih lengkapnya data Luas lahan yang dimiliki responden antara desa pertanian lahan basah dengan lahan kering perkebunan dapat dilihat pada Tabel V.5 dibawah ini. Tabel V.5. Luas Lahan Yang Dimiliki Responden No Luas Lahan Yang Dimiliki Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase 1 0.5 Ha 2 5,12 2 4 2 0.5 – 1 Ha 12 30,76 6 12 3 1 – 1.5 Ha 19 48,73 9 18 4 1.5 – 2 Ha 4 10,27 21 42 5 2 Ha 2 5,12 12 24 Jumlah 39 100 50 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar V.5. Diagram luas lahan yang dimiliki Responden antara Desa Nagasaribu dan Desa Sipaho Dari hasil Tabel dan Diagram V.5 diatas bahwa untuk desa Nagasaribu luas lahan yang dimiliki responden yang tertinggi adalah dengan luas lahan 1-1,5 Ha sekitar 19 responden 48,73 , 0.5-1 Ha masing-masing 12 responden 30,76 , 1,5-2 Ha sekitar 4 responden 10,27 dan yang paling rendah adalah dengan luas lahan 0-0.5 Ha dan 2 Ha hanya sekitar 2 responden 5,12 . Sedangkan untuk desa Sipaho luas lahan yang dimiliki responden yang tertinggi adalah 1,5 - 2 Ha sekitar 21 responden 42 , 2 Ha sekitar 12 responden 24 , 1-1.5 Ha sekitar 9 responden 18 , 0.5-1 Ha sekitar 6 responden 12 dan luas lahan 0-0.5 Ha hanya sekitar 2 responden 4 . Ini dapat disimpulkan bahwa luas lahan yang dimiliki penduduk di desa Nagasaribu lebih kecil bila dibandingkan dengan luas lahan yang dimiliki penduduk di desa Sipaho, dimana untuk desa Nagasaribu luas lahan yang dimiiki penduduk yang paling tinggi adalah 1 - 1,5 Ha 48,73 sedangkan untuk desa Sipaho adalah 1,5 - 2 Ha 42 . Hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah pendapatan perbulan penduduk di ke dua wilayah studi, dimana semakin besar luas lahan 10 20 30 40 50 0 – 0.5 Ha 0.5 – 1 Ha 1 – 1.5 Ha 1.5 – 2 Ha 2 Ha Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Universitas Sumatera Utara yang dimiliki akan semakin besar jumlah pendapatan yang dihasilkan dan begitu juga sebaliknya. V.3.2 Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk di Desa Pertanian Lahan Basah dan Desa Pertanian Lahan Kering Perkebunan Variabel karakteristik pola pergerakan penduduk ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana perbandingan karakteristik pola pergerakan penduduk yang terjadi antara penduduk desa pertanian lahan basah Desa Nagasaribu dengan penduduk desa pertanian lahan kering Desa Sipaho. Adapun variabel karakteristik pola pergerakan penduduk diukur dengan 7 pertanyaan yaitu meliputi Tujuan perjalanan responden, Total pergerakan perminggu responden, Kepemilikan kendaraan responden, Pemilihan moda transportasi responden, Jarak dari rumah ke tempat bekerja, lama waktu perjalanan responden dan Biaya transportasi yang dikeluarkan responden setiap bulannya Setiohadi, 2009.

V.3.2.1 Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Tujuan Perjalanan

Pengukuran terhadap variabel tujuan perjalanan responden antara ke dua penduduk wilayah studi ini, dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana kondisi pergerakan yang terjadi antara ke dua wiayah studi ini. Untuk lebih jelasnya mengenai tujuan perjalanan responden dapat dilihat pada Tabel V.6 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel V.6. Tujuan Perjalanan No Tujuan Perjalanan Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase 1 Kerja Pertanian 21 44.67 28 56 2 Kerja Kantor 4 12 6 12 3 Sekolah 6 17.33 9 18 4 Pasar 5 21.33 2 12 5 Kegiatan Sosial 3 4.67 5 8.66 Jumlah 39 100 50 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Gambar V.6. Diagram Tujuan Perjalanan Responden antara Desa Nagasaribu dan Desa Sipaho Berdasarkan Tabel dan Diagram V.6 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar tujuan perjalanan responden adalah untuk tujuan kerja pertanian. Ini dapat dilihat untuk desa Nagasaribu dari 150 responden yang didapat tujuan untuk kerja pertanian sebesar 67 responden 20 40 60 80 100 Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Tujuan Perjalanan Universitas Sumatera Utara 44.67 , Pasar 32 responden 21.33 , Sekolah 26 responden 17.33 , untuk kerja kantor sebesar 18 responden 12 dan yang terkecil adalah untuk tujuan kegiatan sosial hanya sebesar 7 responden 4.67 . Sedangkan untuk desa Sipaho dari 150 responden yand didapat tujuan yang paling besar adaah untuk tujuan kerja pertanian yaitu sebesar 94 responden 62.67 , pasar sebesar 18 responden 12 , Sekolah sekitar 16 responden 10.67 , untuk kegiatan sosial sebesar 13 responden 8.66 dan yang terendah adah untuk tujuan kerja kantor yang hanya sebesar 9 responden 6 . Dapat diambil kesimpulan bahwasanya ada perbedaan yang terjadi antara kedua wilayah studi terhadap tujuan perjalanan responden sehari-hari, dimana untuk desa Nagasaribu untuk tujuan kerja pertanian lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah responden yang ada di desa Sipaho, dimana lebih dari setengah jumlah penduduk di desa Sipaho melakukan pergerakan untuk tujuan kerja pertanian. Begitu juga untuk kegiatan sosial dimana lebih besar jumlah responden yang melakukan pergerakan untuk tujuan kegiatan sosial di desa Sipaho dibandingkan dengan desa Nagasaribu.

V.3.2.2 Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Total Pergerakan Perminggu

Pengukuran terhadap variabel total pergerakan responden perminggu, dimaksudkan untuk mengetahui berapa total pergerakan yang dilakukan responden setiap minggunya di kedua wilayah studi ini. Pada variabel ini pengukuran di bagi atas 5 lima kategori yaitu : 2-3 kali perminggu,4 kali perminggu, 5 kali perminggu, 6 kali perminggu dan 7 kali perminggu. Untuk lebih lengkapnya data rincian total pergerakan responden perminggu dapat dilihat pada Tabel V.7 dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel V.7. Total Pergerakan Perminggu No Total Pergerakan Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase 1 2 – 3 Kali 3 3.33 5 6 2 4 Kali 6 12.68 9 20.67 3 5 Kali 4 19.33 6 23.33 4 6 Kali 5 22.68 12 21.33 5 7 Kali 21 44.68 18 28.67 Jumlah 39 100 50 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Gambar V.7. Diagram Total Pergerakan Responden Perminggu antara Desa Nagasaribu dan Desa Sipaho 10 20 30 40 50 60 70 2 – 3 Kali 4 Kali 5 Kali 6 Kali 7 Kali Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Total Pergerakkan Universitas Sumatera Utara Dari hasil data Tabel dan Diagram V.7 diatas menjelaskan bahwa untuk desa Nagasaribu total pergerakan responden perminggu yang paling besar adalah sebanyak 7 kali perminggu sekitar 63 responden 44.68 , 6 kali perminggu sebesar 34 responden 44.68 , 5 kali perminggu sebesar 29 responden 19.33 , 4 kali perminggu sebesar 19 responden 12.68 dan yang terendah yaitu dengan total pergerakan perminggu sebanyak 2-3 kali perminggu yang hanya sebesar 5 responden 3.33 . Sedangkan untuk desa Sipaho untuk total pergerakan perminggu sebanyak 7 kali sebesar 43 responden 28.67 , 6 kali perminggu sebesar 32 responden 21.33 , 5 kali perminggu sebesar 35 rseponden 23.33 , 4 kali perminggu sebesar 31 responden 20.67 dan untuk 2-3 kali perminggu hanya sebesar 9 responden 6 . Ini dapat disimpukan bahwa rata-rata total pergerakan yang dilakukan responden perminggunya di Desa Nagasaribu dan Desa Sipaho hampir sama yaitu dengan total pergerakan yang paling besar adalah 7 kali perminggu.

V.3.2.3 Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan

Kepemilikan kendaraan merupakan salah faktor penting yang mempengaruhi pola pergerakan seseorang. Semakin tinggi kepemilikan kendaraan seseorang akan berdampak terhadap peningkatan mobilitas seseorang itu walaupun pada umumnya tidak bersifat secara otomatis dan berlaku absolut tapi dapat dapat dianggap mewakili kondisi nyata. Untuk lebih lengkapnya mengenai Tingkat Kepemilikan Kendaraan Responden antara Desa Lahan Basah dengan Desa Lahan Kering perkebunan dapat dilihat pada Tabel V.8 dibawah ini. Tabel V.8. Jumlah Kepemilikan Kendaraan No Jumlah Kepemilika kendaraan Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Universitas Sumatera Utara 1 Tidak Punya 21 40.68 2 12 2 1 10 37.33 15 38 3 2 7 15.33 23 28 4 3 1 5.33 7 15.33 5 4 1.33 3 6.67 Jumlah 39 100 50 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Gambar V.8. Diagram Jumlah Kepemilikan Kendaraan Responden antara Desa Nagasaribu dan Desa Sipaho Berdasarkan Tabel dan Diagram V.8 diatas menjelaskan bahwa jumlah kepemilikan kendaraan antara Desa Nagasaribu dengan Desa Sipaho sangat berbeda dimana untuk Desa Nagasaribu sebanyak 61 responden 40.68 belum memiliki kendaraan sedangkan untuk Desa Sipaho hanya sebesar 18 responden 12 yang belum memiliki kendaraan, untuk kepemilikan 1 kendaraan di Desa Nagasaribu 56 responden 37.33 sedangkan di Desa Sipaho sebesar 57 10 20 30 40 50 60 70 Tidak Punya 1 2 3 4 Jumlah Kepemilika kendaraan Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Jumlah Kepemilikan Kendaraan Universitas Sumatera Utara responden 38 , untuk kepemilikan 2 kendaraan di Desa Nagtasaribu sebesar 23 responden 15.33 sedangkan di Desa Sipaho sebesar 42 responden 28 , untuk kepemilikan 3 kendaraan di Desa Nagasaribu sebesar 8 responden 5.33 sedangkan di Desa Sipaho sebesar 23 responden 15.33 dan untuk kepemilikan 4 kendaraan di Desa Nagasaribu sebesar 2 responden 1.33 sedangkan di Desa Sipaho sebesar 10 responden 6.67

V.3.2.4 Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Pemilihan Moda Transportasi

Pengukuran terhadap pemilihan moda transportasi yang digunakan responden di kedua wilayah studi ini, dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang kecenderungan responden dalam memilih transportasi setiap hari. Pada variabel ini pengukuran dibagi atas 5 lima kategori yaitu : Angkutan umum, Sepeda Motor, Ojek, Sepeda dan Jalan Kaki. Untuk lebih lengkapnya data Pemilihan Moda Transportasi yang digunakan Responden antara Desa Nagasaribu dengan Desa Sipaho dapat dilihat pada Tabel V.9 dibawah ini. Tabel V.9. Pemilihan Moda Transportasi No Moda Yang Digunakan Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase 1 Angkutan Umum 5 15.33 14 16.67 2 Sepeda Motor 18 26 36 52 3 Ojek 12 31.33 Universitas Sumatera Utara 4 Sepeda 1 6 4 5 Jalan Kaki 3 21.34 17.33 Jumlah 39 100 50 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Gambar V.9. Diagram Moda yang digunakan Responden antara Desa Nagasaribu dan Desa Sipaho Dilihat dari Tabel dan Diagram V.9 diatas menjelaskan bahwa Moda Transportasi yang sering digunakan penduduk desa Nagasaribu adalah Ojek sebesar 47 responden 31.33 sedangkan penduduk desa Sipaho Moda Transportasi yang sering digunakan adalah Sepeda Motor sebesar 78 responden 52 . Hal ini disebabkan karena masih banyaknya responden di Desa Nagasaribu yang belum memiliki kendaraan pribadi hal ini berbandingdimg terbalik dengan Desa Sipaho. Untuk responden yang menggunakan angkutan umum di desa Nagasaribu sebesar 23 responden 15.33 , sepeda motor sebesar 39 responden 26 , sepeda 9 responden 6 dan jalan kaki sebesar 32 responden 21.34 . Sedangkan di desa Sipaho yang 20 40 60 80 Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Moda yang Digunakan Universitas Sumatera Utara menggunakan angkutan umum sebesar 38 responden 16.67 , sepeda 8 responden 4 , jalan kaki 26 responden17.33 tetapi untuk moda transportasi ojek tidak ada menggunakannya di desa Sipaho.

V.3.2.5 Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Jarak Dari Rumah Ke Tempat tujuan

Persepsi responden terhadap jarak rumah ke tempat kerja dalam kuesioner dibagi kedalam 5 kategori yaitu, 1 Km, 1-5 Km, 5-10 Km, 10-15 Km dan 15 Km. Untuk lebih lengkapnya persepsi responden terhadap jarak dari rumah ke tempat bekerja responden antara desa Nagasaribu dengan desa Sipaho dapat dilihat pada Tabel V.10 dibawah ini: Tabel V.10. Jarak Dari Rumah Ke Tempat Tujuan No Jarak dari rumah ke tempat Tujuan Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase 1 1 Km 4 16.67 3 23.33 2 1 – 5 Km 23 37.33 9 26 3 5 – 10 Km 5 15.33 14 22 4 10 – 15 Km 7 12 21 20.67 5 15 Km 18.67 3 8 Universitas Sumatera Utara Jumlah 39 100 50 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Gambar V.10. Diagram Jarak dari rumah ke tempat Pekerjaan Responden antara Desa Nagasaribu dan Desa Sipaho Berdasarkan Tabel dan Diagram V.10 diatas dapat terlihat bahwa untuk desa Nagasaribu sebagian besar sekitar 56 responden 37.33 menjawab bahwa jarak dari rumah ke tempat bekerja yang dilalui setiap hari adalah 1-5 Km, 15 Km sebesar 28 responden 18.67, 5-10 Km sebesar 23 responden 15.33, 1 Km sebesar 25 responden 16.67 dan jarak yang terkecil yang dilalui responden setiap hari yaitu 10-15 Km. Sedangkan untuk desa Sipaho hampir merata jarak yang dilalui responden setiap hari dimana 39 responden 26 menyatakan bahwa jarak antara rumah dengan lokasi kerja adalah 1-5 Km, 1 Km sebesar 35 responden 23.33 , 5-10 Km sebesar 33 10 20 30 40 50 60 1 Km 1 – 5 Km 5 – 10 Km 10 – 15 Km 15 Km Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Jarak dari Rumah ke Tempat Bekerja Universitas Sumatera Utara responden 22 , 10-15 Km sebesar 31 responden 20.67 dan yang terkecil adalah dengan jarak 15 Km yaitu hanya sebesar 12 responden 8 . Ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata jarak dari rumah ke tempat kerja yang paling banyak di tempuh responden di desa Nagasaribu adalah jarak 1-5 Km sebesar 56 responden 37.33 . Sedangkan di desa Sipaho rata-rata jarak yang ditempuh responden hampir merata.

V.3.2.6 Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Lama Waktu Perjalanan

Pengukuran terhadap variabel lama waktu perjalanan responden antara ke dua penduduk wilayah studi ini, dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan responden untuk sampe ke tempat bekerja di dua wiayah studi ini. Untuk lebih jelasnya mengenai lama waktu perjalanan responden dapat dilihat pada Tabel V.11 berikut ini : Tabel V.11. Lama Waktu Perjalanan No Lama waktu perjalanan Ke Tujuan Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase 1 10 Menit 15.33 9 22 2 20 – 30 Menit 2 24 21 31.33 3 30 – 40 Menit 23 30.67 14 28 4 40 – 60 Menit 9 23.33 3 10 5 60 Menit 5 6.67 3 8.67 Jumlah 39 100 50 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar V.11. Diagram Lama waktu perjalanan ke tujuan antara Desa Nagasaribu dan Desa Sipaho Berdasarkan Tabel dan Diagram V.11 menjelaskan bahwa lama waktu perjalanan dari rumah ke tempat tujuan yang di tempuh penduduk desa Nagasaribu dan desa Sipaho sehari-hari sangat bervariasi, hal ini sangat tergantung dari jarak perjalanan dari tempat tinggal menuju tempat aktifitas sehari-hari dan moda yang digunakan. Dalam melakukan perjalanan desa Nagasaribu lama waktu perjalanan responden ke tempat bekerja yang paling besar yaitu 30 – 40 menit sebesar 46 responden 30.67 , 40-60 menit sebesar sedangkan penduduk desa Sipaho bahwa lama waktu ke tempat tujuan adalah 40 – 60 menit sebesar 35 responden 23.33 , sedangkan untuk waktu 20-30 menit sebesar 36 responden 24 . Dibawah 10 menit sebesar 23 responden 15.33 dan untuk diatas 60 menit sebesar 10 responden 6.67 . Sedangkan untuk desa Sipaho lama waktu perjalanan responden yang paling besar yaitu 20-30 menit sebesar 47 responden 31.33, 30-40 menit sebesar 42 responden 28 , diatas 10 menit sebesar 33 10 20 30 40 50 10 Menit 20 – 30 Menit 30 – 40 Menit 40 – 60 Menit 60 Menit Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Lama Waktu Perjalanan ke Tujuan Universitas Sumatera Utara responden 22 , 40-60 menit sebesar 15 responden 10 dan yang paling sedikit adalah dengan waktu diatas 60 menit yang hanya sebesar 13 responden 8.67 . Ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata lama waktu perjalanan yang dibutuhkan responden untu sampe ke tempat bekerja di desa Nagasaribu adalah 30-40 menit 30.67 , sedangkan untuk desa Sipaho rata-rata lama waktu yang diperlukan adalah 20-30 menit 31.33 . Lama waktu perjalanan untuk menuju ke tempat kerja maupun ke tempat tujuan lainnya dipengaruhi oleh jarak yang ditempuh dan moda transportasi yang digunakan untuk sampai ke tempat tersebut.

V.3.2.7 Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Biaya Transportasi

Pengukuran terhadap variabel biaya transportasi responden antara ke dua penduduk wilayah studi ini, dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang berapa besar biaya yang dikeluarkan responden tiap bulan dalam melakukan pergerakan setiap harinya antara ke dua wiayah studi ini. Untuk lebih jelasnya mengenai biaya transportasi responden dapat dilihat pada Tabel V.12 berikut ini : Tabel V.12. Biaya Transportasi No Biaya Transportasi Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase 1 Rp.200.000 4 28 3 14 2 Rp.200.000 – Rp.500.000 17 47.33 9 42 3 Rp.500.000 – Rp.800.000 13 24.67 14 34.67 4 Rp.800.000 – Rp.1 Juta 5 21 5.33 5 1 Juta 3 4 Jumlah 39 100 50 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar V.12. Diagram Biaya Transportasi Responden antara Desa Nagasaribu dan Desa Sipaho Berdasarkan Tabel dan Diagram V.12 diatas menjelaskan bahwa biaya transportasi yang dikeluarkan penduduk desa Nagasaribu yang paling besar adalah Rp.200.000 – Rp.500.000 sebesar 71 responden 47.33 5, dibawah atau sama dengan Rp,200.000 sebesar 42 28 dan untuk biaya Rp.500.00 – Rp.800.000 sebesar 37 responden 24.67. Sedangkan untuk desa Sipaho biaya transportasi yang dikeluarkan responden adalah Rp.200.000 – Rp.500.000 sebesar 63 responden 42 , biaya Rp.500.00 – Rp.800.000 sebesar 52 responden 34.67 , biaya transportasi Rp.200.000 sebesar 21 responden 14 , biaya Rp.800.000 – Rp.1 juta sebesar 8 responden 5.33 dan untuk biaya taransportasi Rp.1 juta sebesar 6 responden 4 . 20 40 60 80 Desa Nagasaribu Persentase Desa Sipaho Persentase Biaya Transportasi Universitas Sumatera Utara Ini dapat diambil kesimpulan bahwa biaya yang dikeluarkan responden untuk transportasi di ke dua wilayah studi ini sangat tergantung dari jarak yang ditempuh dan moda transportasi yang digunakan untuk sampai ke tempat tujuan. V.4 Analisa Data Dengan Metode Crosstabs Chi-Square test IV.4.1 Analisis Data Tentang Perbandingan Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Desa Pertanian Lahan Basah Dengan Desa Pertanian Lahan Kering Perkebunan Berdasarkan Tujuan Perjalanan Dalam penelitian ini akan diuji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara penduduk Desa Pertanian Lahan Basah Desa Nagasaribu dan Desa Pertanain Lahan Kering Desa Sipaho. Untuk itu akan dilakukan uji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara ke dua desa tersebut dengan menggunakan Crosstabs Chi-Squre Test. Hipotesis yang akan diuji dengan Crosstabs Chi-Square Test adalah sebagai berikut: H O : Tidak ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan tujuan perjalanan penduduk. H 1 : Ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan tujuan perjalanan penduduk. Patokan pengambilan keputusan : • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diterima. • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O ditolak. Dari hasil analisis data tentang perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan tujuan perjalanan diperoleh hasil rangkuman Crosstabs Chi-Squre Test seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini Universitas Sumatera Utara Tabel.V.13 Hasil Crosstabs Chi-Square Test Tentang perbedaan Karakteristik Pola Pergherakan Penduduk Berdasarkan Tujuan Perjalanan Berdasarkan hasil Crosstabs Chi-Square Test bahwa karakteristik pola pergerakan penduduk untuk ke dua desa tersebut berdasarkan tujuan perjalanan menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0.004 lebih kecil dari α = 0.05. Dengan demikian hipotesis nol ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan tujuan perjalanan. V.4.2 Analisis Data Tentang Perbandingan Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Total Pergerakan Perminggu Dalam penelitian ini akan diuji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara penduduk Desa Pertanian Lahan Basah Desa Nagasaribu dan Desa Pertanain Lahan Kering Desa Sipaho. Untuk itu akan dilakukan uji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara ke dua desa tersebut dengan menggunakan Crosstabs Chi-Squre Test. Hipotesis yang akan diuji dengan Crosstabs Chi-Square Test adalah sebagai berikut: Ch i-Sq uar e Te sts 15.629 a 4 .004 15.812 4 .003 3.813 1 .051 300 Pearson Chi-S quare Lik elihood Rati o Linear-by-Linear As soc iation N of V alid Cases Value df As ymp. Si g. 2-sided 0 c ells .0 have expected count less than 5. The mi nimum expected count is 10. 00. a. Universitas Sumatera Utara H O : Tidak ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan tujuan perjalanan penduduk. H 1 : Ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan tujuan perjalanan penduduk. Patokan pengambilan keputusan : • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diterima dan H 1ditolak. • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diolak dan H 1diterima. Dari hasil analisis data tentang perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan total pergerakan perminggu diperoleh hasil rangkuman Crosstabs Chi-Squre Test seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel.V.14 Hasil Crosstabs Chi-Square Test Tentang perbedaan Karakteristik Pola Pergherakan Penduduk Berdasarkan Total Pergerakan Perminggu Berdasarkan hasil Crosstabs Chi-Square Test bahwa karakteristik pola pergerakan penduduk untuk ke dua desa tersebut berdasarkan tujuan perjalanan menunjukkan bahwa nilai Ch i-Sq uar e Te sts 8.420 a 4 .077 8.487 4 .075 8.281 1 .004 300 Pearson Chi-S quare Lik elihood Rati o Linear-by-Linear As soc iation N of V alid Cases Value df As ymp. Si g. 2-sided 0 c ells .0 have expected count less than 5. The mi nimum expected count is 7.00. a. Universitas Sumatera Utara signifikasi yang diperoleh adalah 0.077 lebih besar dari α = 0.05. Dengan demikian hipotesis nol dierima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tiadak ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan total pergerakan perminggu. V.4.3 Analisis Data Tentang Perbandingan Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan Dalam penelitian ini akan diuji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara penduduk Desa Pertanian Lahan Basah Desa Nagasaribu dan Desa Pertanain Lahan Kering Desa Sipaho. Untuk itu akan dilakukan uji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara ke dua desa tersebut dengan menggunakan Crosstabs Chi-Squre Test. Hipotesis yang akan diuji dengan Crosstabs Chi-Square Test adalah sebagai berikut: H O : Tidak ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan kepemilikan kendaraan penduduk. H 1 : Ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan kepemilikan kendaraan penduduk. Patokan pengambilan keputusan : • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diterima dan H 1ditolak. • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diolak dan H 1diterima. Dari hasil analisis data tentang perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan kepemilikan kendaraan diperoleh hasil rangkuman Crosstabs Chi-Squre Test seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel.V.15 Hasil Crosstabs Chi-Square Test Tentang perbedaan Karakteristik Pola Pergherakan Penduduk Berdasarkan kepemilikan kendaraan Chi-Square Tests Value df Asymp.Sig. 2-sided Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 41.559 a 43.763 38.048 300 4 4 1 .000 .000 .000 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00. Berdasarkan hasil Crosstabs Chi-Square Test bahwa karakteristik pola pergerakan penduduk untuk ke dua desa tersebut berdasarkan kepemilikan kendaraan menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0.000 lebih kecil dari α = 0.05. Dengan demikian hipotesis nol ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan kepemilikan kendaraan. V.4.4 Analisis Data Tentang Perbandingan Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Pemilihan Moda Transportasi Dalam penelitian ini akan diuji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara penduduk Desa Pertanian Lahan Basah Desa Nagasaribu dan Desa Pertanain Lahan Kering Desa Sipaho. Untuk itu akan dilakukan uji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara ke dua desa tersebut dengan menggunakan Crosstabs Chi-Squre Test. Hipotesis yang akan diuji dengan Crosstabs Chi-Square Test adalah sebagai berikut: H O : Tidak ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan pemilihan moda transportasi penduduk. Universitas Sumatera Utara H 1 : Ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan pemilihan moda transportasi penduduk. Patokan pengambilan keputusan : • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diterima dan H 1ditolak. • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diolak dan H 1diterima. Dari hasil analisis data tentang perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan pemilihan moda transportasi diperoleh hasil rangkuman Crosstabs Chi-Squre Test seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel.V.16 Hasil Crosstabs Chi-Square Test Tentang perbedaan Karakteristik Pola Pergherakan Penduduk Berdasarkan pemilihan moda transportasi a. ce lls have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.50 Berdasarkan hasil Crosstabs Chi-Square Test bahwa karakteristik pola pergerakan penduduk untuk ke dua desa tersebut berdasarkan pemilihan moda transportasi menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0.000 lebih kecil dari α = 0.05. Dengan demikian hipotesis nol dierima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan pemilihan moda transportasi. Value df Asymp.Sig. 2-sided Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 64.368 a 82.815 11.705 300 4 4 1 .000 .000 .001 Universitas Sumatera Utara V.4.5 Analisis Data Tentang Perbandingan Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Jarak Dari Rumah Ke Tempat Tujuan Dalam penelitian ini akan diuji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara penduduk Desa Pertanian Lahan Basah Desa Nagasaribu dan Desa Pertanain Lahan Kering Desa Sipaho. Untuk itu akan dilakukan uji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara ke dua desa tersebut dengan menggunakan Crosstabs Chi-Squre Test. Hipotesis yang akan diuji dengan Crosstabs Chi-Square Test adalah sebagai berikut: H O : Tidak ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan jarak dari rumah ke tempat kerja penduduk. H 1 : Ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan jarak dari rumah ke tempat kerja penduduk. Patokan pengambilan keputusan : • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diterima dan H 1ditolak. • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diolak dan H 1diterima. Dari hasil analisis data tentang perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan jarak dari rumah ke tempat kerja diperoleh hasil rangkuman Crosstabs Chi-Squre Test seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel.V.17 Hasil Crosstabs Chi-Square Test Tentang perbedaan Karakteristik Pola Pergherakan Penduduk Berdasarkan Jarak Dari Rumah Ke Tempat Tujuan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil Crosstabs Chi-Square Test bahwa karakteristik pola pergerakan penduduk untuk ke dua desa tersebut berdasarkan jarak dari rumah ke tempat kerja menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0.003 lebih kecil dari α = 0.05. Dengan demikian hipotesis nol dierima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan jarak dari rumah ke tempat tujuan V.4.6 Analisis Data Tentang Perbandingan Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Lama Waktu Perjalanan Dalam penelitian ini akan diuji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara penduduk Desa Pertanian Lahan Basah Desa Nagasaribu dan Desa Pertanain Lahan Kering Desa Sipaho. Untuk itu akan dilakukan uji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara ke dua desa tersebut dengan menggunakan Crosstabs Chi-Squre Test. Hipotesis yang akan diuji dengan Crosstabs Chi-Square Test adalah sebagai berikut: H O : Tidak ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan lama waktu perjalanan penduduk. Ch i-Sq uare Te sts 16.343 a 4 .003 16.602 4 .002 .929 1 .335 300 Pearson Chi-S quare Lik elihood Rati o Linear-by-Linear As soc iation N of V alid Cases Value df As ymp. Si g. 2-sided 0 c ells .0 have expected count less than 5. The mi nimum expected count is 20. 00. a. Universitas Sumatera Utara H 1 : Ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan lama waktu perjalanan penduduk. Patokan pengambilan keputusan : • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diterima dan H 1ditolak. • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diolak dan H 1diterima. Dari hasil analisis data tentang perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan lama waktu perjalanan diperoleh hasil rangkuman Crosstabs Chi-Squre Test seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel.V.18 Hasil Crosstabs Chi-Square Test Tentang perbedaan Karakteristik Pola Pergherakan Penduduk Berdasarkan lama waktu Perjalanan Berdasarkan hasil Crosstabs Chi-Square Test bahwa karakteristik pola pergerakan penduduk untuk ke dua desa tersebut berdasarkan lama waktu perjalanan menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0.019 lebih kecil dari α = 0.05. Dengan demikian hipotesis nol dierima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan karakteristik pola pergerakan Ch i-Sq uare Te sts 11.817 a 4 .019 12.060 4 .017 4.848 1 .028 300 Pearson Chi-S quare Lik elihood Rati o Linear-by-Linear As soc iation N of V alid Cases Value df As ymp. Si g. 2-sided 0 c ells .0 have expected count less than 5. The mi nimum expected count is 11. 50. a. Universitas Sumatera Utara penduduk di desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan lama waktu perjalanan ke tempat tujuan. V.4.7 Analisis Data Tentang Perbandingan Karakteristik Pola Pergerakan Penduduk Berdasarkan Biaya Transportasi Dalam penelitian ini akan diuji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara penduduk Desa Pertanian Lahan Basah Desa Nagasaribu dan Desa Pertanain Lahan Kering Desa Sipaho. Untuk itu akan dilakukan uji perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara ke dua desa tersebut dengan menggunakan Crosstabs Chi-Squre Test. Hipotesis yang akan diuji dengan Crosstabs Chi-Square Test adalah sebagai berikut: H O : Tidak ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan biaya transportasi penduduk. H 1 : Ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dengan desa pertanian lahan kering berdasarkan biaya transportasi penduduk. Patokan pengambilan keputusan : • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diterima dan H 1ditolak. • Jika probabilitas atau signifikansi 0.05, maka H O diolak dan H 1diterima. Dari hasil analisis data tentang perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk antara desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan biaya transportasi diperoleh hasil rangkuman Crosstabs Chi-Squre Test seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel.V.19 Hasil Crosstabs Chi-Square Test Tentang perbedaan Karakteristik Pola Pergherakan Penduduk Berdasarkan Biaya Transportasi Chi- Square Test Value df Asymp.Sig. 2-sided Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 24.006 a 29.562 21.609 300 4 4 1 .000 .000 .000 a. 4 cells 40.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00 Berdasarkan hasil Crosstabs Chi-Square Test bahwa karakteristik pola pergerakan penduduk untuk ke dua desa tersebut berdasarkan biaya transportasi menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang dipe roleh adalah 0.000 lebih kecil dari α = 0.05. Dengan demikian hipotesis nol diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan karakteristik pola pergerakan penduduk di desa pertanian lahan basah dan desa pertanian lahan kering perkebunan berdasarkan biaya transportasi yang dikeluarkan. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN