4 Kegiatan operasional haji adalah biaya untuk penyelesaian paspor dan
pemvisaan haji, pembinaan jemaah haji, pelaksanaan qur’ah maktab dan rumah Makkah.
5 Passanger Service Charge PSC adalah biaya pelayanan jasa penumpang
pesawat udara di bandara embarkasi. 6
Asuransi.
4. Biaya yang menjadi tanggungan calon jamaah haji diluar komponen
BPIH
Kegiatan-kegiatan pendukung pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji yang tidak termasuk komponen BPIH menjadi tanggungan jemaah haji masing-
masing yang besarannya ditetapkan oleh pemerintah daerah, meliputi : 1.
Pemeriksaan kesehatan sebelum masuk asrama haji embarkasi. 2.
Perjalanan dari tempat tinggal ke asrama haji embarkasidebarkasi pergi pulang.
3. Biaya ziarah ke tempat bersejarah di Makkah.
4. Biaya Dam, diharapkan dapat disalurkan ke Islamic Development Bank
melalui Bank Ar-Rajhi secara sukarela sesuai himbauan pemerintah Arab Saudi.
5. Konsumsi selama di Makkah.
6. Pakaian seragam.
32
2. Kebijakan Tentang Pengelolaan Dana Bimbingan Haji Pada KBIH
Sebagaimana yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa KBIH merupakan mitra dari Departemen Agama dalam hal bimbingan para calon
jama’ah haji, KBIH berperan untuk memberikan bimbingan seputar pelaksanaan haji agar para calon jamaa’ah haji tidak melakukan kesalahan
pada saat pelaksanaan haji di Makkah, karena bimbingan yang diberikan oleh Departemen Agama bisa dikatakan kurang maksimal, keterbatasan jumlah
pembimbing menjadi kendala dalam membimbing para calon jama’ah haji se- Indonesia.
Dalam hal ini, Departemen Agama telah menetapkan kepada seluruh KBIH untuk memungut biaya sebesar Rp.2.500.000,00 dari setiap calon
jama’ah sebagai biaya bimbingan haji, dana tersebut diharapkan dapat digunakan secara maksimal oleh seluruh KBIH khususnya dalam hal
bimbingan, bagi KBIH yang memungut lebih dari itu akan dikenakan sanksi yang berlaku. Biaya tersebut digunakan untuk keperluan pembuatan seragam,
32
Wawancara langsung dengan pak Muizul Hidayat selaku kasubdit SI Depag, Jakarta, 18 Juni 2009
biaya pembimbing, makanan ringan selama bimbingan dan biaya operasional lainnya
33
. Beberapa peraturan-peraturan yang mengatur tentang hal ini adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008
Dalam Undang-Undang ini khususnya Bab VII Pembinaan, pasal 30 ayat 1 yaitu : ” Dalam rangka pembinaan Ibadah Haji, masyarakat dapat
memberikan bimbingan Ibadah Haji, baik dilakukan secara perseorangan maupun dengan membentuk kelompok bimbingan.”
34
Pasal ini didasari oleh adanya kepentingan masyarakat banyak khususnya dalam hal bimbingan haji. Tujuannya adalah untuk membantu
Pemerintah agar para calon jamaah haji mendapatkan bimbingan dan penyuluhan yang maksimal, mengingat Ibadah Haji merupakan ibadah yang
sangat sakral. 2.
Keputusan Menteri Agama KMA Nomor 396 Tahun 2003 Dalam KMA pasal 32 ayat 1 disebutkan : ” KBIH berkewajiban
melakukan bimbingan haji kepada jamaahnya baik di Tanah Air maupun di Arab Saudi. ”
33
Wawancara pribadi dengan H.Alimin Idris selaku wakil ketua KBIH Nurul Fawz, Tangerang, 26 oktober 2009
34
“Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji”, diakses pada tanggal 05 Desember 2009 dari
http:www.scribd.comdoc3292604uu-13-tahun-2008-ttg-penyelenggaraan-haji
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 pasal 30 ayat 1 bahwa bimbingan haji dapat dilakukan oleh
perseorangan atau oleh kelompok bimbingan
35
. KBIH atau Kelompok Bimbingan Ibadah Haji merupakan lembaga atau yayasan yang kegiatannya
melakukan bimbingan haji kepada calon jamaah haji. Kemudian peraturan yang mengatur tentang keabsahan KBIH
memungut biaya bimbingan tercantum dalam Keputusan Menteri Agama ini pasal 32 ayat 4 yaitu : ” Untuk melaksanakan bimbingan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1, KBIH tidak dibenarkan memungut biaya kecuali biaya bimbingan dan atas dasar kesepakatan dengan peserta bimbingan.”
36
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa KBIH boleh memungut biaya dari para calon jamaah haji diluar komponen BPIH atas dasar kesepakatan dan
hanya untuk kepentingan bimbingan. Untuk besarnya biaya yang boleh diambil diatur dalam peraturan lain.
3. Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D406
Tahun 2008
35
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal 30 ayat 1
36
“Keputusan Menteri Agama Nomor 396 Tahun 2003”, diakses pada tanggal 05 Desember dari
http:www.ariessoftware.netdepagmalangimagesdatakma_396_tahun_2003.pdf
Selain dari peraturan tersebut diatas, ada beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan KBIH yaitu
37
: a. Melaporkan pelaksanaan bimbingan manasik haji setelah pelaksanaan
b. Melaporkan jumlah peserta bimbingan c. Melaporkan rencana program pembimbingan manasik haji;
d. Melaporkan kesepakatan pungutan biaya dan tambahan bimbingan dan rincian penggunaannya sebanyak-banyaknya Rp. 2.500.000,- dua juta lima
ratus ribu rupiah per orang dengan persetujuan Kepala Kantor Wilayah masing-masing
e. Sejak dari Embarkasi sampai ke Arab Saudi tidak boleh memasang identitas dan atribut KBIH seperti memasang spanduk, bendera dan memakai pakaian
seragam f. Sejak dari Embarkasi tidak ada lagi kelompokgolongan kecuali kelompok
terbang yang dipimpin oleh seorang ketua kloter g. Tidak boleh melaksanakan langkah-langkah eksklusif dalam mempengaruhi
jamaah dan mengabaikan Petugas Operasional yang menyertai jamaah, PPIH di Arab Saudi dan pihak muassasah
h. Tidak ikut campur dalam penentuan kloter, pengaturan dalam penerbangan dan bus, serta penempatan jamaah di pemondokan di Arab Saudi
37
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D406 tahun 2008 tentang penetapan perpanjangan izin KBIH sebagai pembimbing ibadah haji
i. Tidak menarik dana tambahan di luar dari kesepakatan yang telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah setempat.
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D406 Tahun 2008 ini menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan KBIH. Salah satunya
adalah mengenai batas maksimal biaya yang boleh dipungut oleh KBIH sebagai biaya bimbingan yaitu sebesar Rp 2.500.000,- dua juta lima ratus ribu rupiah , tapi tidak
menutup kemungkinan KBIH mengambil biaya lebih dari batas maksimal tersebut, tentunya dengan kesepakatan dan tidak memberatkan para calon jamaah haji yang
kemudian dilaporkan dan di izinkan oleh Kantor Wilayah masing-masing. Bagi KBIH yang melanggar ketentuan-ketentuan tersebut diatas maka akan
dikenakan sanksi seperti pencabutan izin operasional. Seperti yang dialami oleh KBIH NH di Sumatera Utara. Departemen Agama daerah Sumatera Utara akan
segera membekukan izin operasional KBIH tersebut karena terlibat kasus penipuan 62 calon jamaah haji Sumatera Utara. Pemberian sanksi tersebut dilakukan karena
KBIH NH telah melanggar tugas dan fungsinya. KBIH hanya bertugas memberikan bimbingan, pembinaan kepada calon jamaah haji, sedangkan KBIH NH ini
melakukan pendaftaran haji.
38
38
“Depag segera bekukan izin KBIH “, diakses pada tanggal 05 Desember 2009 dari http:beritasore.com20081113depag-segera-bekukan-izin-kbih-nh
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI
KBIH NURUL FAWZ DAN AL-IKHLASH KOTA TANGERANG
A. KBIH Nurul Fawz
1. Sejarah berdirinya
Berdirinya KBIH Nurul Fawz ini berangkat dari kekhawatiran, kekhawatiran akan orang-orang yang lebih mementingkan kehidupan
dunianya ketimbang urusan akhiratnya, ketika seseorang ditanya mengapa belum berangkat haji pasti jawabannya adalah karena belum ada dana,
padahal untuk
urusan dunianya
mereka jungkir
balik untuk
mendapatkannya walau berhutang kepada orang lain, pemikiran yang seperti inilah yang ingin coba dirubah. Kemudian tentang adat tradisi dan
salah kaprah serta bid’ah yang dicampur adukkan didalam pelaksanaan ibadah haji, ibadah haji adalah ibadah yang suci dan sangat sacral, banyak
orang yang melakukan bid’ah dalam pelaksanaannya seperti pelepasan jamaah haji dengan menggunakan azan dan iqamat, pemikiran bahwa
berangkat haji supaya tambah gengsi di masyarakat, menyogok askar agar