atau yayasan-yayasan pendidikan islam. Kemudian, kegiatan yang semula hanya manasik haji di tanah air ini berkembang hingga berbagai bentuk
bimbingan lainnya di tanah suci, seperti ziarah, dan sebagainya. Begitu berkembangnya kegiatan ini, sampai-sampai para kolektor haji yang
sesungguhnya “ tidak menguasai “ juga ikut-ikutan mendirikan KBIH. Dari sinilah kemudian muncul berbagai fenomena ke “ tidak professional “ an
pelayanan oleh KBIH, dan bahkan cenderung mengabaikan semangat ukhuwah islamiyah. Untuk itulah kemudian diterbitkan Surat Keputusan
Menteri Agama SKMA No.374-A Tahun 1995, yang pada prinsipnya semakin mengukuhkan kelembagaan KBIH dengan harapan mampu
mengantarkan kelompok-kelompok bimbingan yang telah sedemikian tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat semakin terbina dan terarah,
sesuai dengan tuntutan masyarakat
3. Fungsi dan Peranan KBIH
Sesuai namanya, tugas KBIH adalah memberikan bimbingan haji kepada masyarakat calon jamaah haji agar mampu melaksanakan ibadah haji
secara sah dan sempurna serta mandiri dalam rangka memperoleh haji mabrur. Fungsi dan peranan dari KBIH ini pada dasarnya adalah :
a. Melaksanakan bimbingan dan tuntunan manasik haji bagi calon jamaah
haji yang berada pada kelompoknya
b. Melaksanakan bimbingan dan tuntunan terhadap pelayanan pemeriksaan
kesehatan bagi masyarakat calon jamaah haji c.
Melaksanakan bimbingan dan tuntunan manasik haji yang ada di kelompoknya selama di tanah suci
d. Memberikan laporan atas pelaksanaan kegiatan bimbingan dan tuntunan
terhadap jamaah haji atau calon jamaah haji yang menjadi tanggung jawabnya.
Ketentuan-ketentuan Pokok yang Berkaitan dengan KBIH
27
Secara teknis administratif, KBIH terikat dengan beberapa ketentuan pokok sebagai berikut :
1. Setiap KBIH membimbing minimal 50 orang dan maksimal 480 orang
satu kloter 2.
Peserta haji di KBIH dibagi menjadi rombongan dan regu, dimana tiap rombongan terdiri atas 50 orang dan tiap regu terdiri atas 10 orang, yang
masing-masing dipimpin oleh ketua rombongan karom dan ketua regu 3.
Setiap rombongan dipimpin minimal oleh pembimbing ibadah haji, dan setiap 250 orang jamaah dilayani oleh minimal seorang dokter.
4. Materi bimbingan manasik haji berpedoman pada buku bimbingan
manasik haji yang diterbitkan Departemen Agama.
27
Direktur Pembinaan Haji, “ Prospek, Eksistensi Serta Peran KBIH Dalam Pembinaan dan Bimbingan Manasik Haji “. Disampaikan pada acara Seminar Fiqh Haji
tanggal 25-27 Mei 2007 Bogor. H.6-7
5. Pembimbing manasik haji adalah mereka yang telah mengikuti penataran
manasik haji yang diselenggarakan oleh Departemen Agama. 6.
Setiap KBIH tidak boleh mengutamakan identitas kelompok. 7.
Setiap KBIH dapat membebankan biaya kepada jamaah haji diluar ONH maksimal sebesar Rp 2.000.000,- dan minimal sebesar Rp 500.000,-
C. Kebijakan Haji di Indonesia