Pendekatan Penelitian Terapi ruqyah dalam konteks individu yang mengalami kesurupan
Pada studi kasus terdapat dua pola, yaitu single case design dan multiple case design. Dalam single case design digunakan pada pengalaman tunggal,
memiliki sebuah kasus yang unik atau ekstrim, dan menganalisa fenomena yang tidak dapat dianalisa secara penelitian ilmiah.
Sedangkan pola multiple case design menggunakan metodologi yang sama dengan single case design. Perbedaannya adalah penggunaan responden
lebih dari satu orang. Dalam hal ini peneliti harus hati-hati dalam menyertakan subjek, karena setiap kasus harus mengikuti replikasi pada
masing-masing kasus. Setiap kasus harus dipandang secara menyeluruh dan terfokus Yin : 2000.
Pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple case design karena menggunakan lebih dari satu kasus. Dengan pola ini diharapkan dapat
diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang penghayatan responden terhadap keadaan yang dialaminya, oleh karena itu maka diperlukan data
yang bersifat khusus dan individual untuk mendapatkan hasil yang cukup mendalam.
3.2 Subyek Penelitian 3.2.1 Kriteria Subyek
Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah pasien yang berobat pada Bengkel Rohani yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Pasien yang mengalami kesurupan berobat pada Bengkel Rohani, minimal pendidikan responden adalah Sekolah Menengah Atas SMA.
Hal ini untuk mengukur kemampuan dan validitas dari hasil wawancara yang akan dilakukan.
2. Telah mengikuti metode pengobatan ruqyah dan terapinya minimal 3 kali selama menjadi subyek dalam penelitian untuk mengetahui dan
menganalisis sejauh mana efektifitas metode tersebut dalam mengobati individu yang kesurupan. Dengan asumsi dua kali terapi metode tersebut
merupakan waktu yang relevan dan dapat dirasakan dari pengobatan pertama sampai dengan pengobatan berikutnya.