Peran Orangtua dalam Pendidikan anak

93

4.3.3 Peran Orangtua dalam Pendidikan anak

Selama anak belum dewasa, orangtua mempunyai peranan pertama dan utama bagi anak-anaknya terutama dalam hal pendidikan. Untuk membawa anak kepada kedewasaan orangtua harus member conroh yang baik karena anak suka mengimitasi kepada orangtuanya. Di masyarakat, orangtua akan banyak menjalankan fungsi pendidikan, karena mungkin diharapkan bahwa sewaktu- waktu anak-anak akan memikul tanggung jawab pengelolaan harta milik keluarga dan nantinya bisa membantu orangtua serta harapan lain dari orangtua yaitu anaknya bisa hidup lebih baik dari mereka. Orangtua sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak, sebab waktu terbanyak anak adalah di keluarga dan di dalam keluarga itu lah diletakkan sendi-sendi dasar pendidikan. Abdullah idi, 2004. Kemajuan Tanah Batak terutama masyarakat Batak Toba tidak terlepas dari peran serta orangtua yang sangat besar pengaruhnya dalam mendukung keberhasilan pendidikan bagi anak-anaknya. Kegigihan orangtua dan peran orangtua yang cukup besar akan menentukan berhasil atau tidaknya seorang anak. Pendidikan pada Masyarakat Batak Toba itu menjadi suatu prioritas karena dengan pendidikanlah maka Tanah Batak itu menjadi terkenal. Orangtua dikatakan berhasil jika bisa menyekolahkan anak-anaknya dan menciptakan anak-anak yang memiliki pendidikan tinggi serta pengetahuan yang tinggi. Peran orangtua dalam pendidikan anak yaitu bekerja keras memenuhi kebutuhan anak, mendorong anak supaya mau sekolah, mendidik anak serta 94 memberikan pengawasan kepada anak. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari salah seorang informan berikut: Pantun Mangatur SiahaanLaki-laki, 41 tahun “ harus bekerja keras mencari uang, mengawasi dan mendidik anak-anak itulah tugas yang paling penting biar anak-anak saya ini bisa sekolah.. kalau perlu apa yang dibutuhkan anak-anak saya untuk sekolah akan saya penuhi semampu saya”Wawancara 14 Mei 2015 Tanggung jawab orangtua juga tidak hanya memenuhi kebutuhan sekolah saja atau mencari uang saja namun orangtua harus lebih berperan dalam pendidikan anak-anaknya. Peran orangtua sangat besar buat anak-anaknya baik di lingkungan keluarga maupun di sekolah. Anak-anak yang berhasil, tidak terlepas dari peran orangtuanya yang sangat besar, orangtua perlu memberikan kasih sayang serta perhatian terhadap anak-anaknya. Mendidik anak atau mengajari anak juga menjadi bagian dari peran orangtua walaupun sebenarnya itu tugas sekolah atau guru-guru di lingkungan pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari informan berikut: Relli simanjuntakPerempuan, 32 Tahun “ tanggung jawab saya itu besar buat anak-anak saya… memenuhi kebutuhan sekolahnya, mengawasi anak-anak saya , mendidik mereka juga biar menjadi anak yang baik dan jadi anak yang berhasil nantinya.. saya juga harus lebih perhatian terhadap anak-anak saya walaupun saya sedang sibuk bekerja” Wawancara 09 Mei 2015 Hal tesebut sesuai dengan penuturan dari informan berikut: Rikton SipayungLaki-laki, 48 tahun “ saya harus memenuhi dan mencukupi setiap kebutuhan anak-anak saya baik untuk kebutuhan sekolah maupun kebutuhan sehari-harinya..saya juga harus mengawasi anak saya sama siapa dia bergaul biar tidak terpengaruh sama anak-anak yang lain.. mendorong anak-anak biar rajin 95 belajar, mengajari anak-anak juga menjadi tanggung jawab saya..”Wawancara 13 Mei 2015 Namun semenjak hadirnya Program Bantuan Operasional SekolahBOS orangtua di Desa Pematang Panei ini semakin melonggarkan tanggung jawabnya dan peran dalam memenuhi kebutuhan akan pendidikan anak-anaknya semakin berkurang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya namun tanggung jawab mengajar atau mendidik anak-anaknya juga sepenuhnya diberikan kepada pihak sekolah. Hal tersebut sesuai dengan penuturan dari salah seorang informan berikut: Lamria Tampubolon Spd Perempuan, 59 Tahun “ orangtua di desa ini terkadang kurang bersyukur kalau ada bantuan dari pemerintah buat sekolah anak-anaknya.. bukannya makin rajin bekerja malah ini orangtua manja jadinya karna tidak memikirkan biaya sekolah anak-anaknya…tidak hanya itu orangtua berfikir karena ada bantuan itu jadi mendidik dan mengawasi anak-anaknya menjadi tanggung jawab orangtua sepenuhnya.. masa menyampul buku paket aja harus sekolah.. seharusnya kan bisa orangtua juga, maunya semuanya serba gratis dan bebas tanggung jawab”Wawancara 04 Mei 2015 Peran orangtua dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya seharusnya tidak boleh berkurang, dan walaupun dengan adanya Program Bantuan Operasional Sekolah ini orangtua harus lebih bertanggung jawab baik dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya, mendidik serta memberikan perhatian penuh terhadap anak-anaknya. Seperti penuturan dari informan berikut: Rengsi Manatap Simbolon Perempuan, 62 tahun “ kalau orangtua sekarang maunya hidupnya tinggal tenang, tidak ada bebannnya.. udah dibantu, udah gratis harusnya lebih semangat lagilah bekerja, untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya ..ini tidak, malah orangtuanya malas bekerja, lebih suka di warung kopi duduk-duduk sambil main judi, ibu-ibunya lebih suka merumpi sama tetangga.. tidak ada lagi 96 seperti dulu kerja sama orangtuanya mencari uang walaupun harus ke kampung orang yang jauh..orangtua juga berperanlah membiayai anak- anaknya, mendidik anak-anaknya juga..karena bukan tanggung jawab pemerintah atau sekolah aja sepenuhnya itu”Wawancara 05 Mei 2015. Kehadiran Program Bantuan Operasional Sekolah ini tentunya bisa memberikan keringan bagi orangtua untuk membiayai anak-anaknya, tapi tidak melonggarkan tanggung jawabnya dalam mencari nafkah untuk biaya sekolah anak-anaknya dan tidak meletakkan sepenuhnya tanggung jawab mendidik anak-anaknya kepada pihak sekolah karena peran orangtua juga sangat besar dalam mendidik, mengontrol dan mengajar anak-anaknya walaupun tidak berada di lingkungan sekolah. Peran Orangtua dalam Pendidikan anak Relli simanjuntak Perempuan,32 Tahun tanggung jawab saya itu besar buat anak-anak saya, memenuhi kebutuhan sekolahnya, mengawasi anak- anak saya , mendidik mereka juga biar menjadi anak yang baik dan jadi anak yang berhasil nantinya. saya juga harus lebih perhatian terhadap anak-anak saya walaupun saya sedang sibuk bekerja Lamria Tampubolon Spd Perempuan, 59 Tahun orangtua di desa ini terkadang kurang bersyukur kalau ada bantuan dari pemerintah buat sekolah anak- anaknya, bukannya makin rajin bekerja malah ini orangtua manja jadinya karna tidak memikirkan biaya sekolah anak-anaknya. tidak hanya itu orangtua berfikir karena ada bantuan itu jadi mendidik dan mengawasi anak-anaknya menjadi tanggung jawab orangtua sepenuhnya, masa menyampul buku paket aja harus sekolah. seharusnya kan bisa orangtua juga, maunya semuanya serba gratis dan bebas tanggung jawab Rengsi Manatap Simbolon Perempuan, 62 tahun kalau orangtua sekarang maunya hidupnya tinggal tenang, tidak ada bebannnya.. udah dibantu, udah gratis harusnya lebih semangat lagilah bekerja, untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya. ini tidak, malah orangtuanya malas bekerja, lebih suka di warung kopi 97 duduk-duduk sambil main judi, ibu-ibunya lebih suka merumpi sama tetangga.. tidak ada lagi seperti dulu kerja sama orangtuanya mencari uang walaupun harus ke kampung orang yang jauh. orangtua juga berperanlah membiayai anak-anaknya, mendidik anak- anaknya juga..karena bukan tanggung jawab pemerintah atau sekolah aja sepenuhnya itu 4.3.4 Ketergantungan Masyarakat Desa Pematang Panei terhadap Pemerintah dalam menyekolahkan anak-anaknya Teori yang mendasari ketergantungan ini adalah teori karl marx yang melihat dua kelas yang memiliki posisi yang berbeda yang satu menguasai yang lain. Kelas proletar dikuasai oleh kelas borjuis yang menyebabkan kelas proletar menjadi tergantung dengan kelas borjuis yang memiliki modal yang kuat. Dikotomi posisi ini kemudian digunakan untuk menganalogikan hubungan yang terjadi antara negara maju dan negara dunia ketiga. Dan menurut teori ketergantungan selama negara dunia ketiga melakukan hubungan dengan dengan negara maju maka selamanya mereka akan mengalami situasi ketergantungan dan keterbelakangan. Hal ini telah terjadi pada masyarakat Indonesia yang mana kelas proletar dianggap sebagai kelas orang miskin dan kelas borjuis itu adalah pemerintah. Kelas proletar atau masyarakat yang miskin akan selalu tergantung terhadap pemerintah karena keterbatasan ekonomi dan saat ini sudah seharusnya masyarakat sudah bisa lebih mandiri serta harus bisa mengembangkan potensi- potensi yang ada. saat ini hal tersebut juga terjadi pada masyarakat Desa Pematang Panei yang mengalami ketergantungan terhadap pemerintah dengan 98 semua bantuan-bantuan yang ada terutama bantuan pada pendidikan. orangtua mengharapkan bantuan pada bidang pendidikan misalnya ketergantungan terhadap Bantuan Operasional Sekolah yang diberikan oleh pemerintah. Ketergantungan terhadap bantuan tersebut dialami oleh informan berikut : Mangatas TampubolonLaki-laki, 43 tahun “ Seharusnya bantuan untuk anak-anak sekolah itu tidak cukup hanya memperbaiki sekolah, menyediakan buku paket serta uang sekolah gratis……tapi harus ada lah berupa bantuan uang langsung yang diberi biar bisa mencukupi kebutuhan sekolah anak…terusss kenapa anak saya tidak dapat uang BLSM itu …anak saya kan juga butuh …seharusnya harus adil lah pemerintah ini….”Wawancara 06 Mei 2015 Hal tersebut juga senada dengan pernyataan informan berikut: Rame PurbaPerempuan, 39 tahun “ Bantuan seperti inilah yang sangat penting buat orangtua… tidak membeli buku paket lagi, uang sekolahpun tidak ada, tidak membayar uang les soe pokoknya biaya sekolah gratis.. terutama saya pada sekarang ini udah naik BBM tentu program BOS ini menjadi andalan masyarakat meringankan beban orangtua mencari nafkah buat biaya sekolah..Wawancara 08 Mei 2015 Informan berikut ini juga mengatakan hal yang sama : Rikton SipayungLaki- laki, 48 tahun “ Saya berharap tidak hanya BOS yang dikasi pemerintah tapi maunya ada bantuan yang lain buat orangtua juga untuk menambah pendapatan orangtua…maunya dikasi juga lah bantuan untuk pertanian juga…pokokny a yang bisa mensejahterakan masyarakatlah”…Wawancara 13 Mei 2015 Semakin dekat hubungan negara dunia ketiga dengan negara maju maka semakin memperburuk situasi ketergantungan dan keterbelakangan negara dunia ketiga .serta masalah ketergantungan itu tidak terlepas dari masalah ekonomi, negara dunia ketiga diharapkan memotong hubungan dengan negara maju. Negara dunia ketiga seharusnya mengembangkan model pembangunan 99 yang berbasis pada kemampuan diri atau lebih berusaha lagi lebih mandiri agar dapat mencapai pembangunan yang otonom dan bebas dari ketergantungan. Saat ini juga pada masyarakat Indonesia terutama ketergantungan pada pemerintah sudah semakin tinggi hal tersebut tampak pada pemerintahan sekarang yang begitu banyak memberikan bantuan kepada masyarakat baik untuk peningkatan kesejahteraan dan kesehatan, bidang pertanian, bidang usaha, bidang pendidikan. Hal tersebut juga akan menimbulkan masyarakat yang nantinya akan semakin nyaman untuk tergantung pada pemerintah. Pada masyarakat Desa Pematang Panei semakin ketergantungan terhadap pemerintah, hal tersebut terlihat pada masyarakat yang begitu berharap menanti hadirnya berbagai bantuan dari pemerintah misalnya Bantuan Langsung TunaiBLT, Bantuan untuk bidang pertanian, serta Bantuan untuk bidang pendidikan seperti Bantuan Langsung Siswa MiskinBLSM dan Bantuan Operasional SekolahBOS.orangtua semakin malas bekerja dan melonggarkan tanggung jawabnya dalam memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan anak-anaknya. Ada sifat dari orangtua itu hanya berharap menanti bantuan dan mereka sangat senang untuk dibantu sedangkan orangtua susah mengembangkan potensi yang ada. Hal tersebut senada dengan pernyataan informan berikut : Lamria Tampubolon SpdPerempuan, 59 tahun “ adapun dana BOS ini bukannya makin rajin murid-murid itu saya perhatikan …ada murid yang sering meninggalkan buku paket yang dibagikan dari sekolah, ada yang malas mengikuti les sore…orangtuanya juga menurut saya semakin dilonggarkan mencari uang karena biaya 100 sekolah anaknya yang terutama SD ini tidak ada …orangtua murid yang mampu juga semakin tergantung karena bantuan ini membuat dia semakin sedikit pengeluarannya buat pendidikan anak-anaknya”..Wawancara 04 Mei 2015 Pernyataan dari informan diatas juga sama dengan informan berikut: Ramot Sormin SpdLaki-laki, 51 tahun “ mungkin karena Bantuan Operasional Sekolah ini membuat orangtua semakin nyaman dan tidak perlu terbebani lagi memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya… saya takutnya orangtua bakalan lepas tanggung jawab karena sepenuhnya sudah ditanggung oleh pemerintah…. Padahalkan masih banyak yang harus dilakukan orangtua dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya”Wawancara 04 Mei 2015 Informan berikut ini juga menyatakan bahwa orangtua semakin tergantung dan malas dalam bekerja karena hanya berharap pada bantuan saja. informan: Rengsi Manatap SimbolonPerempuan, 62 tahun “ Bantuan Operasional Sekolah itu tidak ada gunanya menurutku.. karena ujung-ujungnya membuat orangtua semakin malas dan tanggung jawabnya untuk menyekolahkan anaknya tinggal sedikit… ada prinsip masyarakat kalau nantinya ada sesuatu yang ditunggu dari pemerintah untuk membantu …apa gak bangkrut pemerintah asik memberikan bantuan … gratis semua tanpa membuahkan hasil” Wawancara 05 Mei 2015

4.3.5 Respon Masyarakat Desa Pematang Panei dengan hadirnya Bantuan Operasional Sekolah BOS