Kondisi Sosial Budaya Desa Pematang Panei

61 pendapatan masyarakat. Desa Pematang Panei juga memiliki sebanyak 387 Rumah Tangga yang sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor Pertanian dan menggunakan lahannya sebagai lahan pertanian. Tabel 4.7 Jumlah Rumah Tangga yang bekerja sebagai Petani NO Rumah Tangga yang Bertani Jumlah Persentase 1 Rumah Tangga yang bertani 296 76,48 2 Rumah Tangga Bukan bertani 71 18,35 3 Rumah Tangga Buruh tani 20 5,17 Jumlah 387 100 Sumber : Statistik Data Desa Pematang Panei tahun 2010 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rumah tangga yang bertani yang ada di Desa Pematang Panei ini berjumlah 296 rumah tangga atau sekitar 76,48 dan rumah tangga yang bukan bertani itu ada sekitar 71 rumah tangga atau 18,35 . Dari data diatas menunjukkan bahwa terlihat masyarakat Desa Pematang Panei itu lebih dominan dalam sektor pertanian dan banyak yang bekerja sebagai petani.

4.1.4 Kondisi Sosial Budaya Desa Pematang Panei

Adat istiadat yang masih melekat pada masyarakat Desa Pematang Panei ini serta interaksi yang terjalin secara harmonis di desa ini tidak terlepas dari peran lembaga adat,tokoh adat dan juga peran dari masyarakat itu sendiri. Dari awal terbentuknya lembaga adat di desa ini lembaga ada sangat berperan penting dalam mengatur serta menjaga hubungan yang harmonis di desa ini dan terciptanya keteraturan sosial yang diatur melalui aturan-aturan yang dibuat oleh 62 lembaga desa dan masyarakat. sampai pada saat ini juga lembaga adat di Desa Pematang Panei ini masih tetap ada dan selalu melakukan tugas serta tanggung jawabnya dalam mengatur hubungan masyarakat agar tetap harmonis. Pada Masyarakat Desa Pematang panei nilai-nilai adat masih tetap dilakukan oleh asyarakat dan masih terus dipegang teguh akan tetapi penerapannya bisa berbeda-beda tergantung masyarakat itu sendiri bagaimana meletakkan nilai-nilai adat itu dalam kehidupannya sendiri. Namun pada saat ini tidak bisa dipungkiri kalau perubahan pada masyarakat itu sudah ada, hal tersebut terjadi karena perkembangan teknologi dan sikap masyarakat yang semakin lebih tidak peduli. contohnya perubahan yang terjadi itu seperti pada masyarakat Desa Pematang Panei ini ada dikenal Nilai “Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu” atau anak adalah harta yang paling berharga pada masyarakat Desa Pematang Panei sudah mulai memudar. Pada Masyarakat Desa Pematang Panei nilai “Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu” sudah tidak menjadi penyemangat lagi buat orangtua untuk bekerja. Orangtua di desa ini cenderung lebih bermalas- malasan untuk bekerja mencari uang untuk membiayai kebutuhan sehari- hari dan kebutuhan pendidikan anak. Kebanyakan orangtuaayah yang ada di desa ini lebih menyukai nongkrong- nongkrong di warung bermain catur, main judi, main togel, dan minum tuak pada sore harinya. Tidak ada semangat orangtua untuk bekerja dan menabung uangnya untuk pendidikan anak-anaknya. Orangtua semakin manja dan tergantung semenjak hadirnya bantuan dari pemerintah untuk membantu membiayai sekolah anak-anaknya, hanya mengaharapkan bantuan itu saja. 63 Pada masyarakat Desa Pematang Panei ada kebiasaan kalau panen itu harus 2-3 kali dalam setahun, jadi masyarakat sebelumnya harus lebih bekerja keras, bergotong- royong sama-sama agar dapat mencapai tujuan tersebut. intinya di desa ini bisa panen 2-3 kali dalam setahun supaya hasilnya dapat digunakan untuk mencukupi semua kebutuhan anak-anaknya dan hasilnya bisa digunakan untuk tabungan untuk kebutuhan keluarga. Namun pada saat ini hal tersebut tidak bisa tercapai lagi dikarenakan orangtua di desa ini semakin malas untuk berjuang panen 2-3 kali dalam setahun demi anak-anaknya atau kebutuhan keluarganya. Orangtua seolah-olah meletakkan tanggung jawab atau bebannya kepada pemerintah baik membiayai kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan untuk pendidikan anak-anak di desa ini. Ada lagi budaya masyarakat yang saat ini sudah memudar yaitu “Acara Gondang Naposo” atau pesta pemuda yang dilakukan untuk meningkatkan semangat para pemuda baik yang masih sekolah atau yang sudah bekerja. Budaya tersebut tersebut sudah memudar karena pemuda sudah tidak mau melakukan dan tidak mau berusaha mengadakan acara “ Gondang Naposo” dan juga orangtua tidak mau mendorong dan mendukung anak-anaknya untuk mengadakan acara tersebut. sedangkan acara tersebut sangat berguna untuk membangkitkan solidaritas antar pemuda dan membangkitkan semangat pemuda untuk berusaha lebih baik lagi yang mana di pekerjaan supaya sukses maupun di sekolah juga bisa menjadi generasi yang cerdas. Pada masyarakat desa ini budaya yang masih melekat yaitu budaya Batak Toba dan salah satu budaya yang masih melekat yaitu budaya “ Partamiangan 64 Marsuan” atau mendoakan penanaman padi yang akan dilakukan serentak dan di desa ini biasanya dilakukan secara bersama-sama dan dipimpin oleh seorang pengurus Gereja yang berasal dari desa ini sendiri dan juga dipimpin oleh tokoh masyarakat serta diikuti oleh semua masyarakat. ada juga budaya yang masih melekat pada masyarakat Desa Pematang Panei ini yaitu Budaya “ Natal Parsautaon” atau natal yang dilakukan oleh desa ini sendiri yang dibentuk dan dilakukan secara bersama-sama baik anak-anak, pemuda maupun orangtua. Pada “ Natal Parsautaon” ini terlihat bahwa baik orangtua, pemuda maupun anak-anak semua bekerja sama untuk mengadakan pesta “ Natal Parsautaon” ini. adanya sistem gotong royong yang dilakukan untuk mensukseskan acara ini baik mnegumpulkan uang, memberikan sumbangan beras, ikan, minuman, dan juga ada bantuan dari anak-anak perantau untuk membuat “ Natal Parsautaon” dan acara yang dibuat pun rutin setiap tahunnya . dengan adanya “Natal Parsautaon” ini membangun hubungan yang harmonis antarmasyarakat dan membangun solidaritas antarpemuda di desa . 4.1.5 Gambaran Masyarakat Desa Pematang Panei 4.1.5.1 Interaksi Sosial Masyarakat Desa Pematang Panei Interaksi sosial merupakan hubungan- hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Bentuk paling mendasar dari proses sosial adalah interaksi sosial, oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas- 65 aktivitas sosial. Menurut Gillin dan Gillin interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara perorangan dengan sekelompok manusia Soekanto, 1987 : 51. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai, pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling bercerita, atau bahkan berkelahi. Walaupun orang-orang bertatap muka tersebut tidak berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, oleh karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syarat orang-orang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan dan sebagainya. Interaksi sosial yang terjalin pada masyarakat Desa Pematang Panei sanga harmonis, yang mana pada masyarakat desa ini tidak pernah terjadi konflik antara etnis maupun di dalam etnis ini juga sehingga menumbuhkan rasa kekeluargaan seperti di Desa Pematang Panei ini terjalin interaksi di dalam kehidupan sehari-hari, saling bekerja sama dalam bidang pertanian atau lebih dikenal “Marsiadapari”. Walaupun pada saat ini “Marsiadapari” di desa ini sudah mulai memudar dikarenakan munculnya teknologi-teknologi canggih dan banyaknya perubahan yang terjadi pada masyarakat. namun hal tersebut sampai sekarang masih ada dilakukan oleh masyarakat desa. Selain itu masyarakat desa ini juga saling mengunjungi pada waktu acara perayaan atau pesta, melakukan kerjasama dalam membantu perayaan atau pesta dan adanya Serikat Tolong Menolong 66 STM di desa ini yang menjadi wadah buat masyarakat dalam melakukan interaksi sosial yang sesungguhnya dan pada STM ini juga masyarakat lebih bersatu dan melakukan kerjasama dalam pembangunan desa baik dari pembangunan kemajuan pertanian maupun dari segi budaya atau adat istiadat.

4.1.5.2 Pendidikan Masyarakat Desa Pematang Panei

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan upaya mencerdaskan bangsa, menanamkan nilai- nilai moral dan agama, membina kepribadian, mengajarkan pengetahuan, melatih kecakapan, ketrampilan, memberikan bimbingan, arahan, tuntutan, teladan, disiplin dan lain-lain. Masyarakat Desa Pematang Panei responnya terhadap pendidikan sangat tinggi yang mana masyarakat sangat memperdulikan pendidikan bagi anak-anak. Hal tesebut terlihat dari antusias orangtua yang mendorong anak-anaknya supaya mau bersekolah. dikarenakan posisi atau letak geografis desa ini yang sangat strategis maka tidak ada lagi halangan bagi orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya, yang mana Desa Pematang Panei ini tidak jauh dari pusat kota yang memiliki sarana pendidikan atau 67 sekolah yang memadai. Dari data yang didapat dari Masyarakat Desa Pematang Panei bahwa memang masyarakat banyak yang berasal dari tamatan Sekolah DasarSD namun tingkat yang tamat dari Sekolah Menengah atasSMA juga sudah banyak. Pada saat ini juga di Desa Pematang Panei antusias masyarakat untuk pendidikan sangat tinggi yang mana orangtua terlihat bersaing atau berusaha agar anak-anaknya dapat bersekolah. Pendidikan bagi masyarakat Desa Pematang Panei ini juga menjadi aspek yang sangat penting dalam memajukan dan membangun desa ini. hal ini terlihat dari anak yang sudah berhasil dari pendidikan dan memperoleh pekerjaan sehingga menyumbangkan bantuan untuk desa ini dan hal tersebut lebih dikenal dengan istilah “Marsipature Huta na Be”. Dengan pendidikanlah masyarakat desa ini mampu memperbaiki kondisi dan memajukan Desa Pematang Panei ini.

4.1.5.3 Kegiatan Masyarakat Desa Pematang Panei

Masyarakat Desa Pematang panei memiliki kegiatan yang bermacam- macam misalnya sebagian besar Masyarakat desa ini lebih disibukkan dengan kegiatan pertanian atau bertani yang menjadi sumber kehidupan masyarakat desa ini, selain itu ada juga masyarakat yang berladang seperti menanam tanaman kerasKelapa Sawit, kakao, kopi dan lainnya. Selain itu masyarakat desa ini juga ada yang beternak ternak kandang maupun ternak kolam. Serta ada juga kegiatan Masyarakat Desa Pematang panei ini berdagang atau wiraswasta. 68 Kegiatan pada bidang pendidikan juga menjadi hal yang utama di desa ini seperti anak-anak yang bersekolah atau sebagian orangtua yang bekerja sebagai tenaga pendidik atau Guru. Masyarakat Desa Pematang Panei ini juga disibukkan dengan kegiatan-kegiatan pesta baik acara pernikahan maupun acara kematian, yang mana masyarakat desa ini ikut terlibat aktif dalam penyelenggaran pesta atau acara tersebut. kegiatan-kegiatan lainnya juga berlangsung di desa ini seperti Kegiatan Pemudaterutama pada bidang olahraga, Kegiatan di Gerejaterutama bidang pelayanan dan ada juga kegiatan Masyarakat yang bergotong royong di akhir tahun.

4.1.5.4 Upaya yang dilakukan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak

Antusias orangtua di Desa Pematang Panei ini juga sangat tinggi dalam pendidikan sehingga dalam mewujudkan pendidikan yang berhasil pada anak maka peran orangtua sangat besar dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan pendidikan atau biaya pendidikan anak-anaknya. Oleh karena biaya pendidikan saat ini terutama pada tingkat Sekolah DasarSD sampai tingkat Sekolah Menengah AtasSMA sudah di subsisdi oleh pemerintah maka orangtua tidak kesulitan lagi menacari dana untuk biaya pendidikan anak-anak terutama di Desa Pematang Panei ini. Subsidi pemerintah buat sekolah yang paling banyak adalah Sekolah Negeri, dan pada masyarakat Desa Pematang Panei ini cenderung dan lebih dominan menyekolahkan anak-anaknya ke Sekolah Negeri dikarenakan 69 orangtua dapat terbantu dan tidak terbebani lagi dengan biaya pendidikan di sekolah. Namun orangtua juga seperti biasanya bekerja baik bertani, berdagang maupun sebagai Pegawai Negeri agar dapat memenuhi kebutuhan atau biaya pendidikan anak. Misalnya dalam bidang pertanian, orangtua akan lebih meningkatkan hasil pertanian untuk dapat membiayai pendidikan anak-anaknya dan orangtua juga bekerja sampingan untuk menambah pendapatannya demi memenuhi kebutuhan atau biaya anak- anaknya. Namun realita saat ini pada Masyarakat Desa Pematang Panei adalah terjadi pergeseran tanggung jawab orangtua dalam membiayai pendidikan anak-anaknya. Orangtua sangat berantusias menyekolahkan anak-anaknya kesekolah Negeri agar biaya sekolah anak-anaknya sedikit dan beban orangtua mencari nafkah buat pendidikan anak juga sedikit. Selain itu juga masyarakat desa ini sangat mengharapkan segala bantuan yang diberikan oleh pemerintah buat masyarakat baik bantuan untuk pertanian, bantuan berasBeras Miskin maupun bantuan uang atau lebih dikenal Bantuan Langsung TunaiBLT. Masyarakat sangat tergantung dengan bantuan yang diberikan oleh pemerintah dalam menunjang peningkatan ekonomi masyarakat namun yang terjadi masyarakat juga semakin malas untuk bekerja dan berusaha yang mana masyarakat bisanya menikmati bantuan dan bukan menjadi masyarakat yang mandiri atau berkreativitas. 70 4.2 Profil Informan dan Temuan Data di Desa Pematang Panei 4.2.1 Masyarakat yang Mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah

a. Mangatas Tampubolon

Informan ini adalah adalah seorang suami yang berusia 43 tahun dan pekerjaan Informan sekarang adalah sebagai seorang supir angkutan Umum. Informan ini tamatan dari Sekolah Menengah Atas dan Informan memiliki seorang istri dan 4empat orang anak yang mana anaknya, Tiga laki-laki, satu perempuan. anaknya yang paling besar dan kedua masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama dan anaknya yang dua lagi masih mengenyam pendidikan dibangku Sekolah Dasar. Istri dari Informan ini bekerja sebagai seorang petani dan Informan ini juga memiliki lahan pertanian yang diolahnya, informan ini juga hanya pergi bekerja sebagai supir angkutan umum sampai siang hari jam 2 atau jam 3 dan selebihnya disisakannya untuk pergi kesawah atau kewarung untuk istirahat atau ngobrol dengan teman-temannya . informan ini dan keluarganya sudah tinggal di desa ini selama hampir 30 tahun dan sumber kehidupan mereka juga berasal dari sektor pertanian lebih besar. Informan ini sudah hampir 8 tahun menjadi supir angkutan umum karena Informan ini ingin mencari uang tambahan untuk menyekolahkan anak dan kebutuhan keluarganya. Sedangkan istrinya juga kalau tidak sibuk kesawah sendiri maka akan mencari uang dengan bekerja ke sawah orang lain. pendapatan dari informan ini seharinya sebagai supir Angkutan Umum sebanyak Rp. 50.000- 70.000 seharinya dan kadang lebih kalau banyak