KETENTUAN PIDANA MENURUT UU NO.232002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

Fernando Enrico Fermi : Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Paedofilia Ditinjau Dari UU No. 232002 Tentang Perlindungan Anak dan KUHP Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2008. USU Repository © 2009 Idealnya, pembaharuan hukum yang hendak direncanakan sebagai bagian dari konsekuensi politik hukum di Indonesia ini, adalah dapat mengacu pada kepentingan yang memfokuskan pada kepentingan masyarakat dan korban kejahatan.

B. KETENTUAN PIDANA MENURUT UU NO.232002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

Seperti yang kita ketahui bahwa anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat dan martabat serta hak-haknya sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang tercantum dalam Undang-Undang 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak anak-anak. Dari sisi kehidupan anak adalah masa depan bangsa dan penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan. Perlindungan pada anak-anak masih memerlukan suatu Undang-undang mengenai perlindungan anak sebagai landasan yuridis bagi pelaksanan kewajiban tanggung jawab tersebut. Dengan demikian, pembentukkan undang-undang ini didasarkan pada pertimbangan bahwa perlindungan anak dalam segala aspeknya merupakan bagian dari kegiatan pembangunan nasional. Undang-undang ini menegaskan bahwa pertanggungjawaban orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus demi terlindunginya hak-hak anak. Rangkaian Fernando Enrico Fermi : Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Paedofilia Ditinjau Dari UU No. 232002 Tentang Perlindungan Anak dan KUHP Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2008. USU Repository © 2009 kegiatan tersebut harus berkelanjutan dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Tindakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak yang diharapkan sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki nasionalisme yang dijiwai ahlak mulia dan nilai Pancasila. Berangkat dari konteks yang ada diatas, maka penulis akan mengangkat tindak pidana Paedofilia yang dikaitkan dengan Undang-Undang Perlindungan Anak ini. Dalam pasal 13 ayat 1 UU No. 23 2002 berbunyi: “ Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan”: 1. Diskriminasi, misalnya perlakuan yang membedakan suku, agama, ras, jenis kelamin, etnik, dan bahasa dari anak. 2. Perlakuan eksploitasi, misalnya tindakan atau perbuatan memperalat, memanfaatkan seorang anak untuk memperoleh keutungan dalam hal seksualitas. 3. Kekejaman, kekerasan dan penganiayaan, misalnya seperti tindakan atau perbuatan secara zolim, keji, bengis atau tidak menaruh belas kasihan kepada anak dan perbuatan melukai dan atau mencederai anak, dan tidak semata-mata fisik, tetapi juga mental dan sosial. Fernando Enrico Fermi : Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Paedofilia Ditinjau Dari UU No. 232002 Tentang Perlindungan Anak dan KUHP Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2008. USU Repository © 2009 4. Perlakuan salah lainnya, misalnya tindakan tindakan pelecehan seksual dan perbuatan tidak senonoh kepada anak. 60 Seperti yang sudah dijelaskan oleh penulis pada Bab-bab sebelumnya, tindak kejahatan Paedofilia ini sungguh sangat merugikan korban-korbannya yang sebagian besar adalah anak-anak. Untuk itu diharapkan dengan hadirnya UU ini ditengah- tengah masyarakat, dapat membuat takut para pelaku Paedofilia dalam melakukan tindak pidana kekerasan seksual kepada anak-anak. Menurut penulis ketentuan pidana yang terdapat dalam Undang-undang ini sudah cukup baik didalam penjatuhan hukuman. Karena dengan masa hukuman yang cukup lama dapat membuat para pelaku menjadi jera dan takut untuk melakukannya. Adapun pasal-pasal yang berhubungan dengan tindak pidana Paedofilia ini yaitu antara lain : 1. Pasal 80 ayat 1 yang berbunyi : “ Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun 6 enam bulan danatau denda paling banyak Rp. 72.000.000,00 tujuh puluh dua juta rupiah”. 61 2. Pasal 81 ayat 1 UU No. 23 2002 yang berbunyi : “ Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan 60 Undang –Undang No.232002 hal. 10. 61 Ibid, hal: 41 Fernando Enrico Fermi : Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Paedofilia Ditinjau Dari UU No. 232002 Tentang Perlindungan Anak dan KUHP Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2008. USU Repository © 2009 penjara paling lama 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp. 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah ”. 62 3. Pasal 82 UU No. 23 2002 yang berbunyi “ Setiap orang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp. 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah. 63 Karena itu, sering terdengar kasus-kasus memprihatinkan. Hakim, jaksa, dan polisi, gagal memperoleh bukti perkosaan yang dilakukan tersangka. Hingga banyak Ancaman hukuman yang diberikan Undang-undang ini cukup tinggi, namun untuk menjatuhkan dan menerapkan hukumannya sangat sulit. Hal ini disebabkan, karena untuk dapat dihukum si pemerkosa harus dapat memenuhi unsur-unsur, seperti harus dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak-anak bersetubuh dengan dia. Apabila semua itu tidak dapat dibuktikan di persidangan tersangka tidak dapat dihukum dengan tuduhan memperkosa. 62 Ibid. 63 Ibid. Fernando Enrico Fermi : Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Paedofilia Ditinjau Dari UU No. 232002 Tentang Perlindungan Anak dan KUHP Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2008. USU Repository © 2009 pelaku pemerkosaan, yang meninggalkan sejumlah penderitaan kaum korban yang diperkosa, lolos dari jaring-jaring hukum.

BAB IV KASUS DAN ANALISA KASUS

A.Kasus BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N No. 996 Pid.B 2004PN.MDN DEMI KEADILAN

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Kepada Anak Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor: I/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Ptk dan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Mdn)

2 81 104

Perlindungan Hukum terhadap Anak Korban Tindak Pidana Hubungan Seksual Sedarah (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Binjai

7 146 111

Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Negeri Boyolali No. 142/Pid.Sus/2011/Pn-Bi)

5 92 87

Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Paedofilia Ditinjau Dari UU No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak dan KUHP (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan

3 83 90

Tanggung Jawab Pelaku Tindak Pidana Korupsi Atau Ahli Warisnya Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata (Studi Kasus Pada Pengadilan Negeri Lubuk Pakam)

1 33 248

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pelaku Tindak Pidana Perusakan dan Pencemaran Lingkungan (Studi Putusan MA RI No. 755K/PID.SUS/2007)

1 50 100

Analisis Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Ijazah (Studi Putusan Hakim No. 945/PID.B/2010/PN.TK)

0 4 71

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Negeri Boyolali No. 142/Pid.Sus/2011/Pn-Bi)

0 1 20

Penerapan Sanksi Tindakan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana (Studi Putusan Raju di Pengadilan Negeri Stabat)

0 1 100

Delik Kesusilaan Yang Dilakukan Oleh Anak Ditinjau Dari Aspek Kriminologi (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan No. 326/Pid.B/2003/PN.Mdn)

0 0 95