3 Dampak dan Respon masyarakat terhadap ORARI

kepada orang yang tepat untuk dapat menangani masalah yang terjadi. Kebanyakan hal-hal yang dilaporkan adalah bencana alam, kebakaran, kecelakaan lalulintas, perampokan pengrusakan, kemacetan lalu lintas, demonstrasi, dan lain sebagainya. Banyak surat-surat dan piagam penghargaan telah diterima dari pejabat- pejabat tinggi di daerah Sumatera Utara baik untuk ORARI maupun untuk anggota Team Emergency. Ini membuktikan bahwa TES berhasil dalam misinya membantu dan memberikan peran kepada negara dan masyarakat dalam menjalankan fungsi demi kemajuan Pembangunan Nasional 41 .

4. 3 Dampak dan Respon masyarakat terhadap ORARI

Mustahil kalau ada yang mengatakan ORARI Sumatera utara tidak maju dan tidak berkembang dalam dua dekade sejak berdirinya. Masyarakat pun mulai merespon terhadap ORARI dan peranannya untuk kepentingan masyarakat. Dari perkembangan yang terjadi itu, disamping dampak positifnya, tentu juga ada dampak negatif dari ORARI terhadap masyarakat. Keberadaan ORARI Sumatera Utara di tengah-tengah masyarakat serta partisipasinya dalam pembangunan belum dirasakan penting, tetapi masyarakat telah mengetahui adanya ORARI dan kemanfaatannya dalam kehidupan sehari- hari. Partisipasi ORARI sebagai sebuah organisasi yang besar sangatlah banyak yang dapat dilihat dan dirasakan. Disamping kemajuan di bidang komunikasi, ORARI juga banyak berperan di berbagai bidang, seperti pengetahuan, kegiatan- kegiatan sosial, kemanusiaan dan lain-lain. 41 Wawancara dengan Yazwan Batubara di kediamannya Jl. Bulutangkis No. 31 Medan, pada tanggal 19 Oktober 2007 Alex Boby Irvanda Hutasoit : Organisasi Amatir Radio Indonesia Di Sumatera Utara 1968-1988, 2007 USU e-Repository © 2009 Dalam hal yang demikian, ORARI dianggap oleh masyarakat sebagai sebuah organisasi yang banyak memberikan sumbangsih dalam mencerdaskan kehidupan rakyat, dimana kemajuan di bidang elektronika komunikasi yang terjadi semenjak berdirinya ORARI memberikan masyarakat kemudahan dan kenyamanan yang tidak didapatkannya pada waktu-waktu sebelumnya. Setiap orang yang mempunyai kesenangan perorangan atau hobi di bidang elektronika komunikasi diberi kesempatan untuk mengembangkan hobinya tersebut melalui organisasi ORARI. Melalui strategi ini banyak bakat yang tersaring dan dapat dimanfaatkan dengan tujuan memajukan teknologi komunikasi di Indonesia. Dengan adanya kemajuan ini, maka dengan sendirinya masyarakat luas sebagai pengguna komunikasi sangatlah terbantu. Hal ini dikarenakan masyarakat sebagai manusia sangatlah membutuhkan komunikasi. Selain dalam bidang pengetahuan komunikasi, ORARI juga banyak memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat yang membutuhkan. Sebagai organisasi yang besar ORARI mampu melaksanakan berbagai kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan, diantaranya adalah kunjungan ke panti-panti asuhan yang dilakukan ORARI dalam rangka menyambut hari-hari besar agama seperti idul fitri, natal dan tahun baru. Walaupun bidang sosial bukan bidang utama dari ORARI, namun untuk membuktikan bahwa ORARI adalah abdi negara dan masyarakat maka kegiatan-kegiatan kemanusiaan tidak luput dari pantauan ORARI. Dengan demikian ORARI tidak hanya dikenal oleh orang-orang elektronika saja, tetapi di kalangan orang awam ORARI dikenal dengan kegiatan- kegiatan sosialnya. Alex Boby Irvanda Hutasoit : Organisasi Amatir Radio Indonesia Di Sumatera Utara 1968-1988, 2007 USU e-Repository © 2009 Masyarakat yang bukan anggota ORARI juga memberikan respon yang baik terhadap acara-acara yang dilakukan ORARI, misalnya bazar-bazar yang dilakukan ORARI tidak hanya diikuti oleh anggota ORARI saja, tetapi banyak masyarakat umum yang ikut berpartisipasi mengisi acara-acara tersebut. Hal ini menjadi sebuah bukti bahwa adanya respon masyarakat terhadap ORARI yang dianggap sebagai organisasi yang banyak memberi dampak positif terhadap negara dan masyarakat. Terakhir, kegiatan membantu masyarakat Publik Service yang dilakukan oleh ORARI Sumatera Utara merupakan kegiatan yang paling menonjol di dalam memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Kegiatan ini merupakan ciri khas dari ORARI, dimana dianjurkan oleh ORARI kepada tiap- tiap anggotanya untuk dapat memberikan bantuan kepada masyarakat di sekitarnya tanpa mengaharapkam imbalan, sehingga ORARI akan lebih bermasyarakat dan juga sebaliknya. Semuanya dilakukan ORARI melalui ke-Radio amatirannya, yang merupakan kegiatan kemasyarakatan yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat di banyak negara di dunia, juga telah dan akan terus berkembang di Indonesia. Dengan demikian secara otomatis organisasi ORARI juga tampil semakin mantap dalam kehidupan bangsa. Tidak saja dilihat dari perangkat- perangkat pengaturannya, melainkan juga dalam pelaksanaan pembinaan maupun pelaksanaan operasionalnya oleh anggota-anggota ORARI. Dari kegiatan-kegiatan di atas, ORARI sebagai abdi negara dan masyarakat akan terus dikenal dan memungkinkan langgengnya keberadaan ORARI di tengah-tengah masyarakat. Alex Boby Irvanda Hutasoit : Organisasi Amatir Radio Indonesia Di Sumatera Utara 1968-1988, 2007 USU e-Repository © 2009 Dari perkembangan yang terjadi itu, tentu juga ada dampak negatif yang terjadi baik itu terhadap masyarakat ataupun terhadap ORARI itu sendiri. Untuk ORARI itu sendiri dampak negatif yang terjadi yakni adanya perbedaan sosial dari anggota-anggota ORARI, baik itu dari sifat dan sikap anggotanya yang memang terdiri dari berbagai kalangan masyarakat yang berbeda-beda. Sudah tentu semua bukan golongan tingkat atas saja, melainkan terdiri dari beberapa kualifikasi yang tumbuh tanpa disadari yang terdiri dari 3 tiga bagian, antara lain : • Anggota aktif penuh, dimana ia sebagai anggota aktif dalam kegiatan QSO komunikasi di semua band frekuensi ORARI sesuai dengan tingkatannya, serta berperan aktif dalam kegiatan ORARI itu sendiri. • Anggota aktif tidak penuh, dimana ia sebagai anggota hanya melakukan kegiatan di band yang dimilikinya, seperti 80 m band home brew atau hanya sekali-sekali muncul di band tertentu. Lantas silent kembali. • Anggota pasif, dimana ia sebagai anggota hanya mencatatkan diri sebagai anggota tetapi tidak pernah on air mengudara dengan kemungkinan- kemungkinan kriteria ia tidak memiliki rig, 80 m band, dan sebagainya. Dari ketiga bagian tersebut terlihatlah bahwa kualifikasi itu terjadi karena kurangnya komunikatif sesama anggota maupun tidak adanya inisiatif dari pihak yang berada diatas untuk saling bekerjasama menghidupkan ORARI dengan anggota yang aktif on air dan ber QSO. Akhirnya terlihat apa yang dinamakan dengan status sosial, gap antara anggota dengan anggota, semakin terjal berada dihadapan tubuh dari ORARI itu sendiri. Motivasi jelas akan selalu ada di benak seseorang baik ia yang positif Alex Boby Irvanda Hutasoit : Organisasi Amatir Radio Indonesia Di Sumatera Utara 1968-1988, 2007 USU e-Repository © 2009 maupun negatif. Hal ini menandakan bahwa yang menjadi anggota ORARI itu sendiri yang melahirkan gap itu secara langsung. Dengan demikian terlihatlah bahwa pada sementara anggota baik personil intinya maupun anggota biasa, telah tumbuh gap yang tidak menguntungkan kestabilan dan keselarasan, apalagi di mata masyarakat nantinya. Keheterogenan inilah yang menjadi masalah penting dalam ORARI, karena keheterogenan yang seperti ini akan membawa pengaruh yang lebih luas lagi, apalagi ORARI memiliki Kode Etik yang selalu diterapkan dan lebih ditekankan lagi tentang keamatirismenya. Jelas bahwa tingkat sosial akan selalu menjadi masalah utama dalam kehidupan manusia. Selain itu, masih ada beberapa masalah dalam tubuh ORARI sehingga menimbulkan kesan yang negatif terutama oleh masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan kekurang pahaman akan azas dan pengertian radio amatir, ataupun pola dari unsur-unsur yang kurang bertanggung jawab sehingga menyebabkan banyaknya muncul stasiun-stasiun radio gelap. Selain itu banyak terjadi penyimpangan atas penggunaan radio amatir antara lain dengan mengkomersilkannya atau terjadi hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan- ketentuan yang berlaku, maupun Kode Etik ORARI sendiri. Terjadinya peredaran dan pemakaian alat-alat pemancar yang tidak melalui prosedur yang sah dianggap merupakan gejala-gejala yang hendak menyalahgunakan kegiatan amatirisme radio bagi keuntungan sendiri. Ditambah lagi dengan menjamurnya pemakaian gelombang radio gelap maka frekuensi radio juga mudah dicemari dan disalahgunakan. Alex Boby Irvanda Hutasoit : Organisasi Amatir Radio Indonesia Di Sumatera Utara 1968-1988, 2007 USU e-Repository © 2009 Bersamaan dengan tumbuhnya minat orang untuk menjadi amatir radio, ada juga masalah lain yang menyebabkan dampak negatif terhadap kegiatan amatir radio. Salah satu masalahnya adalah membanjirnya perangkat radio dan perizinan yang diberikan oleh pemerintah terhadap perangkat-perangkat radio amatir. Di lain pihak, sarana telekomunikasi umum masih sangat kurang, bahkan belum ada sama sekali, merupakan penyebab melonjaknya jumlah peminat untuk mendapatkan izin amatir radio. Keadaan ini juga menimbulkan meningkatnya pemasukan perangkat radio itu ke dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan atau minat tersebut. Hal ini mendorong pula usaha-usaha pemasukannya secara tidak sah sehingga harga penjualannya dapat menjadi sangat murah, dan pada akhirnya terjadi yang namanya perdagangan bebas perangkat radio amatir. Selain dampak-dampak negatif tersebut, ORARI juga dapat menimbulkan dampak negatif lainnya bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat pengguna perangkat radio amatir. Hal ini dapat dikatakan demikian karena bagi yang mempunyai hobi berkomunikasi melalui pesawat radio, untuk mewujudkannya mereka harus memiliki alat-alat ataupun stasiun radio amatir, dimana untuk mendapatkannya bagi yang tidak bisa merakit sendiri harus membeli dengan harga yang relatif memberatkan, terutama kepada mereka yang masih berstatus mahasiswa. Selain itu para anggota ORARI yang terdiri dari berbagai kalangan selalu lupa waktu apabila sedang mengudara, terutama kepada para anggota ORARI yang memang sudah memiliki alat pemancar dan stasiun radio amatir sendiri. Dimana pada awalnya mereka saling berkomunikasi dengan pembicaraan yang penting, namun lama kelamaan mereka lebih mengarah kepada komunikasi yang Alex Boby Irvanda Hutasoit : Organisasi Amatir Radio Indonesia Di Sumatera Utara 1968-1988, 2007 USU e-Repository © 2009 bersifat santai, saling tanya-menanya di luar kepentingan organisasi. Mereka saling bercanda dan bersenda gurau mulai dari sore hingga malam hari tanpa memperhatikan waktu dan sekelilingnya, dimana para tetangga yang menyetel televisi dan radio akan merasa terganggu siarannya disebabkan adanya pemakaian frekuensi radio oleh anggota ORARI. Kesemuanya itu merupakan segelintir hal-hal negatif yang terjadi dalam ORARI dan berdampak negatif juga terhadap anggota-anggota ORARI maupun terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.

4. 4 ORARI Mengahadapi Persaingan Teknologi Media Elektronik