katakan aspek sosiologi dalam kehidupan remaja erat kaitannya dengan perkembangan musik progressive metal, bahwa telah terjadi suatu hubungan
timbal balik antara remaja dan musik progressive metal itu sendiri. Yang mana remaja disini menjadi media dalam perkembangan musik progressive metal di
Medan dan sebaliknya musik progressive metal menjadi sarana bagi remaja untuk melakukan aktivitas positif bermusik dan sebagai sarana berekspresi bagi remaja.
Para remaja lebih mementingkan kepuasan bermusiknya ketimbang menjadikan musik mereka sebagai hiburan bagi masyarakat yang mendengarnya.
Dari kesimpulan angket yang penulis sebarkan, terbukti mereka memang banyak mengambil pengaruh positif yang disebarkan oleh musisi dan musik
progressive metal itu sendiri. Menurut mereka, semua dikembalikan lagi kepada pribadi masing-masing penggemar untuk menyaring semua pengaruh yang ada
secara positif. Mereka selalu melihat kenyataan yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitar mereka. Sedangkan yang menjadi faktor
penghambatnya adalah sikap idealisarogan yang terlalu berlebihan pada sebagian remaja Medan yang kurang bisa menerima kelebihan orang lain. Selain itu, ada
sebagian remaja yang dilarang orang tuanya untuk menekuni musik seperti musik progressive metal karena dianggap musik hanya sekedar kegemaran, tidak bisa
dijadikan sumber keuangan dalam aspek ekonomi.
4.2.3 Studio Musik
Studio musik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu studio latihan dan studio rekaman. Secara umum banyak sekali terdapat studio-studio musik di
Medan, tetapi sebagian besar berfungsi sebagai studio latihan bermusik.
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007 USU e-Repository © 2009
Sedangkan untuk studio rekaman musik, hanya dibeberapa tempat saja yang menyediakan fasilitas untuk rekaman.
Studio-studio musik ini rata-rata dikunjungi setiap hari oleh kaum remaja yang memiliki kelompok musik. Mereka datang untuk latihan bermusik atau
hanya sekedar berkumpul bersama teman-teman mereka. Dari pengunjung yang sering datang kestudio-studio ini, rata-rata didominasi oleh kaum remaja
penggemar musik keras. Hal ini terbukti bahwa mereka memiliki grup band yang beraliran seperti progressive rock, progressive metal, grindcore, metal core,
trashmetal, metal dan sebagainya. Biasanya mereka juga sering membawa teman- teman hanya untuk sekedar bertemu, bercerita dan berkumpul.
Jika dikaitkan dengan adanya aspek sosiologis musik dalam konteks remaja, merupakan suatu hal utama, karena dalam kehidupan manusia khususnya
remaja, ada dua hasrat atau keinginan utama yang harus dipenuhi, yaitu: keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya dan keinginan
untuk menjadi satu dengan orang-orang di sekitarnya Soekanto 1982:110-111. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa manusia pada umumnya khusus
remaja selalu mempunyai keinginan untuk bertemu dan mengenal sesamanya, bergabung, dan bersatu dengan orang-oarang disekitarnya. Salah satu tempat
untuk mewujudkan keinginan para remaja penggemar musik progressive metal ini adalah studio musik. Disini mereka saling mengenal dan menyesuaikan diri
dengan remaja lainnya. Disini juga, akhirnya mereka memiliki banyak teman yang biasanya melahirkan ide untuk membentuk suatu kelompok musik.
Di Medan, studio-studio yang paling banyak pengunjung biasanya karena fasilitas yang diberikan oleh studio tersebut lebih baik dari pada studio-studio lain
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007 USU e-Repository © 2009
yang jarang dikunjungi. Di Medan ada beberapa studio yang paling banyak pengunjungnya, diantaranya : JG 411 Music Studio, Progressive Music Studio,
Mita Enterprise Studio, Kalista Studio, Lowrey Musik Studio, dan Bintang Studio. Selain studio-studio latihan bermusik, juga ada studio-studio rekaman
musik, diantaranya Biru Studio, Citra Studio, Grand Recording Studio, Bazzkill Records Studio, Fatal Records, 52 Studio dan Musik Room. Mereka meneriman
produksi rekaman secara indie lable, yaitu dengan pengeluaran modal yang relative kecil. Hal ini desebabkan belum adanya keberanian para produser
rekaman tersebut untuk menjamin bahwa modal mereka akan kembali. Itu adalah kendala penyebab musisi Medan pada umumnya sulit untuk ikut masuk ke
industri musik nasional.
4.2.4 Pertunjukan Musik