Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan

(1)

PERKEMBANGAN MUSIK PROGRESSIVE METAL DI KOTA

MEDAN

SKRIPSI SARJANA

Dikerjakan Oleh

NAMA : SYAIF PUTRA NIM : 0107070713

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan kurnia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan pada Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul Perkembangan Musik Progressive Metal di Kota Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi dan masa studi, penulis tentu dibantu dan diarahkan oleh orang lain. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Teristimewa Kedua orang tua yakni Ayahanda Drs.Syaiful Munar dan Ibunda Nur Aini serta abangku Ray Franandes dan adik-adik tercinta Afria Akbar, Herdi Kurnia, dan Ilham Satria atas segala pengorbanan, dorongan, semangat dan do’a yang telah kalian diberikan.

2. Bapak Drs. Irwansyah Harahap, M.A. dan Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian dan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Fridan Deliana, M.Si selaku Ketua Departemen Etnomusikologi, Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku Sekretaris Departemen Etnomusikologi dan


(3)

seluruh staf pengajar Departemen Kehutanan atas segala bantuan, saran dan arahan.

4. Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., P.h. D atas segala saran yang sangat membantu bagi penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini.

5. Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan : Taufan, Hanna, Rihem, Ichi, Indra Jaya Purba beserta keluarga, Deny, Rio dan kawan-kawan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dan kerja sama kita selama ini.

Semoga Allah Swt. membalas segala kebaikan yang telah diberikan dengan melimpahkan kemudahan, rahmat, serta kurnia-Nya kepada kita semua.

Penulis sadar bahwa tiada sesuatu yang dapat dikerjakan dengan hasil yang sempurna. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan penelitian di bidang Etnomusikologi, dan dapat menambah wawasan bagi yang membacanya. Semoga Allah SWT memlimpahkan rahmatnya bagi kita semua. Amin.

Medan, 19 Desember 2007


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...…i

DAFTAR ISI………..………...iv

DAFTAR LAMPIRAN……….………vii

DAFTAR TABEL………..………...viii

DAFTAR FOTO………..………...ix

BAB I PENDAHULUAN………..……….1

1.1Latar Belakang………..……….1

1.2Pokok Permasalahan………..…………3

1.3Tujuan dan Manfaat………..……….4

1.3.1. Tujuan………...………4

1.3.2. Manfaat………..………...4

1.4Konsep dan Teori………..……….5

1.4.1. Konsep………..………...5

1.4.2. Teori………..………...9

1.5Metode Penelitian………...14

1.5.1. Studi Kepustakan……….………..16

1.5.2. Kerja Lapangan………..………16

1.5.2.1Observasi………..………..17

1.5.2.2Wawancara…………..………...17

1.5.2.2.1 Alat Bantu Dokumentasi..………18


(5)

BAB II GENRE MUSIK BARAT………20

2.1Asal Usul dan Genre Musik Rock………....20

2.2Asal Musik Progressive Metal dan Gambaran Umum Musik Progressive Metal...22

2.3Masuknya Musik Progressive Metal di Medan Dalam Konteks Indonesia………...26

2.3.1. Masuknya Musik Rock sebagai Cikal Bakal Musik Progressive Metal Indonesia……….27

2.3.2. Masuknya Musik Progressive Metal di Medan………….30

BAB III KARAKTERISTIK MUSIK PROGRESSIVE METAL DAN KEBERADAAN GRUP MUSIK PROGRESSIVE METAL DI KOTA MEDAN……...37

3.1 Karakteristik Musik Progressive Metal………...…………..37

3.1.1 Warna Musik (Timbre)...37

3.1.2 Birama...38

3.1.3 Tangga Nada...38

3.1.4 Karakter Sound...39

3.2 Keberadan Musik Progressive Metal di Medan ………39

3.2.1 Gambaran Umum Kota Medan...39

3.2.2 Acara Musik Underground Sebagi Ruang Lingkup Musik Progressive Metal Di Medan...41


(6)

BAB IV PERKEMBANGAN MUSIK PROGRESSIVE METAL DI MEDAN

4.1 Perkembangn Musik Progressive metal di Kota Medan...44

4.1.1. Lhirnya Kelompok-Kelompok Musi Progressive Metal di Medan ...45

4.1.2. Proses Pengerjaan Lagu dan Strategi Pemasaran Album...47

4.1.2.1Proses Pengerjaan Lagu pada Kelompok Progressive Metal di Medan...47

4.1.2.2Strategi Pemasaran Kaset/ CD Album...49

4.1.3 Tanggapan Masyarakat Terhadap Perkembangan Musik Progressive Metal di Medan...53

4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Musik Progressive Metal di Medan…...………...53

4.2.1. Media Massa………...54

4.2.2. Remaja………....56

4.2.3. Studio Musik………...58

4.2.4. Pertunjukan Musik……….60

BAB V PENUTUP……….

5.1 Kesimpulan……… 5.2. Saran………. DAFTAR PUSTAKA……….

DAFTAR INFORMAN……….. LAMPIRAN-LAMPIRAN……….


(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Aliran musik progressive metal merupakan sebuah inovasi dari beberapa aliran musik-musik metal yang sudah ada sebelumnya. Yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock. Hal ini bisa memberi arti bahwa musik adalah elemen budaya yang juga selalu berkembang diluar kebudayaan itu sendiri. Dari kutipan yang di ambil dari terjemahan buku “The Music-Culture as a World of Music” dalam World of Music: An Introduction to the Music of the Word’s Peoples, oleh: Jeff Tinton, James T.Koetting, David Mc Alester, David B. Reck dan Marrk Slobin, bahwa musik adalah suatu hal yang mengalir, ia merupakan elemen kebudayaan yang dinamis, dan ia dapat berubah dan beradaptasi terhadap ekspresi dan emosi manusia. Ide atau gagasan tentang musik, organisasi sosial musik, reportoar, serta kebudayaan material musik berbeda dari satu kebudayaan musik ke kebudayaan musik yang lain”. Dapat di simpulkan bahwa musik dapat berkembang dan melahirkan genre-genre baru yang saling berkaitan. Seperti halnya yang terjadi pada musik rock yang sudah berjaya di era 60-an dan kemudian berkembang. Hal ini terbukti dengan lahirnya genre-genre baru dari musik rock, mulai dari pop rock, hard rock, psycadelic rock, classic rock, new classic rock, modern rock dan progressive rock. Lahirnya musik rock memiliki peranan penting terhadap munculnya aliran-aliran musik yang berkarakter keras seperti pada karakter musik rock bahkan lebih keras dari musik rock itu sendiri, yaitu musik metal yang juga


(8)

berkembang diera 60-an. Aliran musik metal atau yang sering disebut dengan heavy metal ini pertama kali di pelopori oleh grup musik Black Sabbath di album mereka yang berjudul “Paranoid” yang merupakan icon bagi aliran musik metal. Kemudian musik metal tersebut juga berkembang dan melahirkan aliran-aliran musik metal yang lebih ekstrem lagi seperti speed metal, thrash metal, death metal, black metal, nu metal, metalcore sampai progressive metal dan sebagainya. Dimana masing-masing aliran tersebut memiliki ciri khas yang dapat membedakan antara satu dan lainnya tanpa menghilangkan ke khasan yang ada pada musik metal itu sendiri.

Musik progressive metal adalah musik metal yang memiliki stuktur komposisi musik yang lebih kompleks dari struktur komposisi musik yang ada pada musik metal lainya. Seperti halnya aliran-aliran musik yang lain, adalah sangat sulit untuk mendefinisikan musik progressive metal ini secara tepat. Namun ada beberapa ciri khas dari musik ini yang biasanya dapat ditemui dalam sebuah aransemen musik progressive metal pada umumnya. Di antaranya adalah sering dimainkan ritme yang asimetris dan sinkopasi, penguasaan alat musik yang mahir serta permainan solo yang rumit dengan tempo cepat dan rapat. Yang kemusian disuguhkan dengan karakter sound distorsi gitar yang megah.

Musik progressive metal sangat erat hubungannya dengan musik progressive rock yang merupakan cikal bakal dari musik progressive metal itu sendiri. Yang mana didalam perkembangannya sering mengalami lonjakan-lonjakan yang mengakibatkan musik ini sering timbul dan tenggelam. Disisi lain, timbul juga anggapan bahwa aliran musik ini tidak layak untuk dianggap sebagai musik, karena sangat tidak lazim untuk didengarkan. Tanggapan tersebut muncul


(9)

dari para pecinta musik rock yang belum terbiasa dan belum mengerti akan musik ini.

Meski demikian, pada era 90-an aliran musik progressive rock kembali bangkit dengan bermunculannya grup-grup musik yang memainkan musik progressive rock, diantaranya yang memiliki peranan yang sangat besar bagi bangkitnya aliran musik progressive rock adalah grup musik Dream Theater. Tanpa disadari, hal tersebut memberi pengaruh kepada musisi-musisi yang memainkan musik metal pada masa itu. Seiring berjalannya waktu, bermunculanlah grup musik-grup musik metal yang menggabungkan nuansa progressive rock didalam aransemen musiknya, dan terus berkembang sampai sekarang.

Yang menjadi perbedaan mendasar antara aliran musik progressive rock dengan aliran musik progressive metal adalah pada harmonisasi nada, karakter vokal dan karakter sound pada musiknya. karakter sound pada musik progressive rock secara keseluruhan terdengar lebih soft dibandingkan dengan musik progressive metal yang lebih menonjolkan karakter sound yang keras, berat, kacau dengan tingkat distorsi yang tinggi. Pada musik progressive rock, susunan nada yang harmonis sangat ditonjolkan. Sedangkan pada musik progressive metal, keharmonisan nada kadang tidak bisa kita rasakan saat mendengarkannya, malahan yang akan lebih terasa saat didengar adalah hentakan rithmyc musiknya yang sangat rapat dan karakter sound yang sangat keras.

Munculnya musik progressive metal ternyata mampu menarik perhatian para metal heads didunia hingga sampai ke Indonesia. Tentunya dalam hal ini


(10)

media massa lah yang sangat berperan penting terhadap perkembangan musik ini hingga bisa diterima oleh masyarakat di Indonesia khususnya.

Sedangkan perkembangan musik progressive metal di Medan dimulai dari munculnya kelompok musik metal yang sudah mengalami perubahan-perubahan konsep bermusik dan dengan proses yang panjang hingga mereka mulai memainkan musik progressive metal kedalam aransemen musiknya sendiri. Kelompok musik dengan aliran progressive metal mulai sering dijumpai di acara-acara musik underground sejak tahun 2002. Dengan inovasi yang mereka lakukan dan perkembangan mereka sangat pesat ternyata mampu memacu kreatifitas masyarakat dan remaja khusunya kearah hal-hal yang positif dan produktif.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana perkembangan musik progressive metal dikota Medan khususnya. Yang kemudian akan penulis tuliskan kedalam sebuah skripsi dengan judul “Perkembangan Musik Progressive Metal di Kota Medan”.

1.2. Pokok Permasalahan

Untuk menghindari kesimpangsiuran didalam pembahasan nantinya dan juga agar lebih mendapatkan kejelasan yang lebih akurat tentang pokok permasalahan, penulis menetapkan beberapa pokok permasalahan antara lain:

1. Bagaimana perkembangan grup musik progressive metal di Medan. 2. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan musik progressive


(11)

1.3. Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan

Mantle Hood dalam Music, the unknown mengatakan bahwa salah satu tujuan studi Etnomusikologi adalah “mempelajari musik semua bangsa-bangsa non-Eropa dan meliputi musik-musik suku bangsa, musik rakyat, dan musik popular dari dunia Barat, dan hasil cagkokan dari musik-musik tersebut” (1963:217).

Berdasarkan alasan diatas, penelitaian yang penulis lakukan merupakan salah satu bagian dari kajian dalam bidang Etnomusikologi. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam tulisan ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan musik progressive metal dari segi musikal dan pertunjukanya.

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan grup musik beraliran progressive metal di Medan.

1.3.2 Manfaat

Manfaat yang ingin dicapai dari tulisan ini adalah:

1. Sebagai bahan dokumentasi untuk menambah referensi di jurusan etnomusikologi, tentang salah satu musik populer yang berkembang di kota Medan.

2. Dapat dijadikan data untuk bahan penulisan selanjutnya tentang musik metal.


(12)

3. Melalui hasil penelitian ini penulis dan pembaca akan mengetahui apa itu musik progressive metal dan bagaimana perkembangan grup musik progressive metal di Medan.

1.4. Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep

Menurut Mely G.Tan (1990:21), konsep merupakan defenisi dari apa yang akan kita amati, konsep menentukan antara variable-variabel mana yang kita inginkan, untuk menentukan hubungan empiris. Untuk itu penulis memberikan konsep dari beberapa kata yang ada didalam tulisan ini.

Dalam The Concise Oxford Dictionary of Music (1995:325), rock adalah jenis musik popular asli Amerika (rock and roll) yang berkembang pada awal tahun 1950-an dan menyebar diseluruh dunia. Ditampilkan oleh kelompok-kelompok musik yang terdiri dari penyanyi, pemain gitar, dan drum, yang biasanya dikontrol secara elektronik. Musik rock biasanya dipentaskan dipanggung.

Mengenai perkembangan (sejarah) musik progressive metal di kota Medan, penulis menggunakan konsep yang ditawarkan oleh Garraghan yaitu :“the term history stands for three related but sharply differentiated concepts: (a) past human events; past actually; (b) the record of the same; (c) processor technique of making record”(1957:3). Menurutnya, istilah sejarah memiliki tiga pengertian yang saling berhubungan yaitu: (1) peristiwa-peristiwa dimasa lampau; aktivitas yang telah lalu; (2) rekaman masalah yang sama pada butir (1); dan (3) proses atau teknik membuat rekaman.


(13)

M. Soeharto (1992:86) menyatakan bahwa musik seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan, sifat dan warna bunyi. Namun dalam penyajiannya, sering masih berpadu dengan unsur-unsur lain seperti bahasa, gerak ataupun warna.

Menurut Sutton (2000:35), musik popular dapat diartikan sebagai sebuah musik yang dikemas, dipromosikan, dan disebarluaskan sebagai bahan dagangan melalui media massa, dengan maksud utama sebagai alat hiburan.

Rock menurut Sadily (1992:489), berarti “batu”, yaitu suatu benda keras. Dari sini dapat diartikan bahwa rock adalah musik keras. Menurut Mack (1995:35), rock berarti “mengayukan” yang berarti juga “mengayunkan keras sampai membahayakan sesuatu”. Secara sosiologi menurut Mack (1995:35) juga, rock merupakan sebuah jenis musik yang kebanyakan menggunakan vokal dan alat musik elektronik.

Jenis aliran musik sangat beragam terutama pada musik popular. Musik rock, dangdut, alternative, hardcore, hip hop, metal, punk dan sebagainya, termasuk dalam kategori musik popular. Perkembangan pada musik juga bisa terjadi, hal ini dapat dilihat dari munculnya jenis musik baru seperti punk rock, yaitu gabungan dari musik rock dan punk. Hip metal, perpaduan dari musik hip hop dan metal. Termasuk musik progresif metal, yang merupakan gabungan dari dua jenis musik yang berbeda yaitu musik metal dan musik progressive.

Arti kata metal menurut M John dalam Kamus Inggris Indonesia terbitan PT. Gramedia 2004, berati logam keras; padat. Bisa diartikan metal lebih keras


(14)

dari pada rock yang berarti batu. Jadi musik metal disini berarti musik yang memiliki karakter lebih keras dari musik rock.

Aliran musik metal atau sering disebut heavy metal adalah sub genre dari musik rock yang muncul di era 60-an di Amerika yang dimotori oleh grup musik Black Sabbath dengan album perdana klasik mereka yang berjudul ‘Paranoid’, dimana Black Sabbath menjadi icon bagi aliran musik metal saat itu.

Pengertian progresif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka adalah menuju ke peningkatan atau kearah kemajuan, secara rinci dengan pengembangan dan inovasi teknologi.

Pengertian musik progressive dari artikel yang ditulis oleh Anah Numus dalam situs internet http://en.wikipedia.org tanggal 22 januari 2005 adalah musik yang menjadikan kemajuan yang evolusioner sebagai gaya musiknya, yang banayak menampilkan hal-hal baru dalam bermusik.

Pengertian progressive rock yang penulis terjemahkan dari atikel yang juga didapat dari situs internet http://en.wikipedia.org adalah sub genre dari musik rock yang berkembang pada tahun pertengahan dan akhir 1960an mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1970 an, dan terus berkembang menjadi musik popular hingga saat ini. Biasanya prog rock di hubungkan dengan Art Rock dan Simponi Rock, walaupun nuansa prog rock saat ini lebih mencerminkan spectrum musik yang lebih luas. Prog rock pada umumnya mengkombinasdikan format rock dengan elemen dari musik klasik atau kadang-kadang dengan jenis yang lain seperti Jazz, biasanya dengan cara yang berbeda dengan aslinya, dan malah menghadirkan stuktur musik dan ide yang tidak lazim.


(15)

Aliran musik progressive metal adalah subgenre dari musik heavy metal yang mana memilliki kesamaan dengan musik progressive rock yang juga memiliki komposisi yang compleks, birama ganjil yang khas, dan tekhnik permainan instrument musik dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Kepiawaian sang musisi sering dikombinasikan dengan lirik yang lepas sehingga menghasilkan durasi lagu yang cukup panjang dan album yang

berkonsep(http://en.wikipedia.org).

Medan adalah salah satu kota di Indonesia yang penduduknya terdiri dari beraneka suku dan ras, hal tersebut memberi pengaruh yang sangat besar terhadap tingkat kemajuan kota Medan yang merupakan kota besar ke 3 di Indonesia. Dimana masyarakat kotanya memiliki apresiasi yang cukup tinggi terhadap hal-hal baru yang berkembang dikotanya, dan itu sangat penulis rasakan sendiri. Banyak anak-anak muda di Medan yang memiliki kreatifitas dan inisiatif tinggi yang cenderung selalau inovatif. Didukung pula maraknya teknologi informasi dari internet yang setiap detik selalu berkembang dan secara tidak langsung memberikan pengaruh besar terhadap pola pikir masyarakat dalam hal ini anak muda khususnya.

1.4.2 Teori

Berbagai teori dan metode keilmuan serta pendekatan etnomusikologis dengan didukung dengan pendekatan ilmu-ilmu lainnya sangatlah diperlukan uantuk mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan musik sebagai produksi dari tingkah laku manusia.


(16)

Teori yang penulis gunakan untuk menganalisis setiap penyajian pertunjukan dalam hal ini adalah yang diajukan oleh Alan P. Merriam dan Andrienne L. Keappler.

Merriam (1964) mengatakan bahwa untuk menganalisis suatu penyajian petunjukan musikal penting diperhatikan mengenai elemen-elemen; bunyi musikal, konsep-konsep mengenai musik, dan tingkah laku manusia berhubungan dengan bunyi musikal yang mempengaruhi terhadap konsep-konsep musik.

Disisi lain Keappler (1972) menekankan pada etnologi pertunjukan yang menggabungkan analisis emik dan analisis etik. Analisis emik adalah penggambaran suatu peristiwa pertunjukan menurut cara pandang masyarakat pendukung itu sendiri. Analisis etik adalah penggambaran pertunjukan dengan cara pandang teoritis dari penelitian peristiwa pertunjukan tersebut.

Teori etnosains adalah teori yang mengaplikasikan pandangan dan konsep-konsep masyarakat pendukung kebudayaan yang diteliti. Secara prinsip, teori ini mencoba merumuskan aturan-aturan mengenai cara berpikir yang mungkin melatarbelakangi suatu kebudayaan, kendatipun atura-aturan tersebut hanya dikemukakan secara intuisi. Dengan demikian aturan-aturan hanya dicoba dirumuskan berdasarkan analisis logis terhadap data-data etnografis, dan kemungkinan bahwa analisis itu diwarnai penelitian sepihak dari peneliti , sejauh mungkin akan dihindari (Ihromi 1987:67).

Untuk melihat sejauh mana perkembangan musik progresif metal sebagai salah satu musik popular yang berkembang di Medan. Penulia akan ngunakan teori ditawarkan oleh Nettl dalam Eight Urban Musical Cultures: Traditional and


(17)

Change (1978:171) menawarkan dua pola proses kebudayaan, yaitu modernisasi dan westernisasi. Modernisasi adalah suatu proses pengadaptasian yang menonjolkan tampilan dari barat dengan tujuan untuk memperluas, dengan tidak menggantikan elemen-elemen utamanya. Westernisasi adalah suatu proses pembaratan, dimana budaya barat telah menjadi budaya tempatan atau asli yang menggantikan elemen-elemen budaya tempatan atau asli tersebut. Perkaitan dengan perkembangan musik progressive metal di Medan, kedua pola peroses perubahan kebudayaan inilah yang diadopsi oleh pemusik dan penikmat musik progressive metal di Medan. Pengaruh modernisasi tercermin dari pola pikir mereka yang menyukai musik progressive metal yang secara nyata bukan berasal dari budaya Indonesia, pengaruh westernisasi tercermin dari perwujudan prilaku sosial dan musikal, serta gaya berpakaian yang mereka tiru.

Manuel (1988:2) mengatakan bahwa “kata musik populer telah digunakan secara umum dalam tulisan-tulisa berbahasa inggris untuk mengartikan musik rakyat dari seni musik yang di asosiasikan dengan kaum elit. Kata musik populer ini bisa juga dideskripsikan sebagai sebagai bentuk dari musik yang berkembang di abad ini yang mempunyai hubungan erat dengan media massa”. Hal ini semakin memperkuat anggapan penulis bahwa salah satu musik populer yaitu musik progressive metal, memang berkembang melaliu media massa ketika suatu masyarakat mengalami proses industrialisasi (dimana musisi sebagai produsen, masyarakat sebagai konsumennya dan sebagai medianya adalah media massa). Dan akibatnya, tercipta produk budaya yang diproduksi oleh produser untuk kemudian dijual di pasar luas dan di prodiksi ulang oleh media massa yang akhirnya di konsumsi oleh konsumen.


(18)

Untuk memperkuat teori bahwa musik progressive metal berkembang dikota-kota besar dan menjadi bagian dari kajian Etnomusikologi, Nettle dalam Recent Directions in Etnomusicology (1992:380,384) mengemukakan tentang fenomena Etnomusikologi Urban, yang merupakan suatu studi terhadap budaya kaum minoritas dan musik para imigran. Dalam hal ini dapat dianalisis adalah bahwa gejala urbanisasi memunculkan istilah Etnomusikologi Urban dengan melihat bagaimana telah terjadi transformasi kota dalam konteks budaya individu yang melahirkan budaya sentramultikultural di pusat kota tersebut. Dikaitkan dengan sejarah awal musik progressive metal yang berasal dari musik rock di Barat, hal inilah yang terjadi hingga akhirnya musik rock dan perkembangannya terus berkembang luas termasuk ke Medan sebagai salah satu kota besar di Sumatera.

Untuk membahas bahwa musik progreassive metal sebagai salah satu musik populer yang selalu berhubungan dengan pertunjukan, media massa dan industri rekaman, Nettle mengatakan dalam popular Music of The Non-Western World (Manuel, 1988:2) bahwa mudik populer selalu dikaitkan dengan wilayah perkotaan yang diorientasika kepada penonton, ditampilkan oleh para profesional yang menghargai hasil karya musiknya, mempunyai statistika sendiri tentang musik seni dari suatu budaya yang mulai pada abad ke-20, persebarannya meluas melalui media massa, radio, dan industri rekaman. Jadi jelas bahwa konser-konser musik progressive metal dalam hal ini sebagai salah satu sub genre dari musik rock yang sering diadakan, kaset-kaset industri rekaman yang beredar, dan media massa, yang juga ikut berpartisipasi adalah hal-hal yang mempengaruhi perkembangan musik progressive metal.


(19)

Selanjutnya untuk membahas bahwa dalam bidang musik populer menganut prinsip “sistem bintang” begitu pula yang terjadi pada musik progressive metal, Manuel (1988:3) mengatakan bahwa “musik populer sering menjadi musik hiburan sekuler/duniawi yang produksi dan penggunaannya tidak di asosiasikan secara intrinsik dengan fungsi-fungsi perputaran kehidupan tradisional yang khusus atau memiliki satu “sistem bintang”, dimana media mempromosikan pengaguman terhadap suatu kepribadian yang populer disekitar gaya hidup para musisi, fshion atau kehidupan pribadi”. Hal ini bertujuan agar antara musisi dan penggemar memiliki jarak dan batas, dimana nantinya akan mengakibatkan rasa ingin tahu yang berlebihan dari pengemar terhadap musisi idoanya itu. Akhirnya media massa pun akan sangat berperan untuk mendekatkan penggemar secara terus menerus tentang semua hal yang dirasa glamour dalam berita-berita terbaru dari “bintang” tersebut dan tentu akan membuat para penggemar akan selalu berfantasi akan kehidupan “bintang”nya itu.

Yang lebih relevan lagi, mengenai “sistem bintang” pada musik populer terhadap sejarah munculnya musik progressive metal adalah yang seperti dijelaskan dalam buku yang berjuduk “Musik Populer”, yaitu suatu cara untuk mencari kebaruan dengan adanya kebiasaan-kebiasaan dalam musik populer yang diabaikan seperti: ada lagu instrumental, tanpa vokal sama sekali; ada penyayi atau pemain yang dengan sengaja memilih pakaian jelek atau aksesoris dan rambut yang aneh seolah mengancam; ada lagu yang diambil dari musik klasik atau sumber lain yang tidak “akrab” dengan kebanyakan pendengar musik populer; ada akor atau ritme yang aneh. Tetapi bisanya keanehan-kenehan ini hanya berfungsi sebagai variasi, dan musiknya tetap jalan sebagaimana biasanya.


(20)

(Mauly Purba dan Ben M. Pasaribu, 2006:8). Begitu pula halnya yang terjadi pada musik progressive metal, banyak hal-hal baru dalam musik dan penampilan atau fashion para pemusik progressive metal yang menjadi faktor penarik bagi yang melihat atau penikmat musiknya dalam hal ini adalah “penggemar”. Dimana yang sangat berpernan penting sebagai media penghubung adalah media massa, yang mendekatkan penggemar dan “bintang”nya.

Dari bebrapa teori yang telah dikemukakan diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa penggemar dari musik progressive metal di Medan kebanyakan adalah kaum remaja. Hal ini dikarenakan yang menjadi target bagi media massa dalam hal ini musik sebagai hiburan, adalah kaula muda yang selalu memiliki rasa keingin tahuan yang sangat besar, yang beranggapan bahwa musik progressive metal memiliki banyak hal-hal baru dalam segi musikal maupun dari segi penampilan dan pertunjukan musiknya. Hal ini tentunya juga menjadi daya tarik bagi para musisi untuk memainkannya.

1.5. Metode Penelitian

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Moeliono, 2005:649).

Sedangkan penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk


(21)

memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesisi untuk mengbangkan prinsip-prinsip umum (Moeliono, 2005:732).

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif. Sesuai dengan apa yang ditawarkan oleh Bogdan dan Taylor (1975:5), yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penulis juga menggunakan metode pengukuran alat-alat, misalnya dengan membuat angket, teknik sampling, table atau wawancara berstruktur (Tan 1990:251). Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyan untuk diisi sendiri oleh responden (Soehartono 1995:65). Daftar pertanyan yang penulis buat ada yang bersifat pertanyaan bebas ( jawaban terbuka) dan pertanyaan tertutup (jawaban tersedia/pilihan).

Deskriptif menyangkut data yang di kumpulkan adalah berupa kata-kata dan gambar-gambar. Data tersebut antara lain berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video dan dokumen lainnya.

Untuk mendukung pada pengumpulan data dalam mengambil segala permasalahan serta untuk mengaplikasikan metode yang bersifat kualitatif, penulis akan berpedoman pada disiplin ilmu etnomusikologi seperti apa yang telah dingkapkan oleh Nettl (1964:63), bahwa ada 2 cara kerja etnomusikologi yaitu kerja lapangan dan kerja labotarium. Demikian juga yang dikatakan Merriam, dimana data dikumpulkan dari lapangan, oleh penyidik pada akhirnya dianalisis di labotariumdan hasil dari kedua metode akan dipusatkan kedalam suatu studi akhir (1964:39).


(22)

1.5.1 Studi kepustakaan

Untuk mencari teori, konsep dan juga informasi yang berhubungan dengan tulisan ini, yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian penulis terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan untuk menemukan literatu atau sumber bacaan yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian lapangan.

Sumber bacaan yang dilakukan dapat berasal dari penelitian luar maupun peneliti dari Indonesia sendiri. Selain bacaan yang dapat berupa majalah atau Koran, bulletin, buku ilmiah, jurnal, skripsi sarjan, tesis, berita dan lain-lain penulis juga menggunakan artikel-artikel yang penulis dapat dari beberapa situs internet dan buku-buku yang dianggap cukup relevan dengan topik permasalahan dalam penelitian ini, teruatama yang menyangkut pada analisis deskriptif musikal dan kebudayaan. Buku-buku tersebut antara lain adalah, Musik Populer, terbitan Lembaga Pendidikan Musik Nusantara(LPSN) yang ditulis oleh Mauly Purba dan Ben M. Pasaribu, 2006; The Anthropology of Music, tulisan Alan P. Merriam, 1964; Pokok-pokok Antropologi Budaya, karya T.O Ihromi, 1987; serta buku-buku lain yang dianggap relevan dengan topik penelitian ini.

1.5.2 Kerja Lapangan

Penulis melakukan observasi dan wawancara, dilakukan pula perekaman terhadap informasi utama, seperti perekaman terhadap pertunjukan musik progrsif metal dan wawancara terhadap pemusik dan penonton yang didalamnya banyak menggunakan istilah-istilah atau terminologi setempat dengan menggunakan teknik pendekatan elisitasi (bertanya langsung ke informan).


(23)

1.5.2.1 Observasi

Observasi atau pengamatan dapat berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan indra penglihatan yang juga berati tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan (Soehartono, 1995:69). Untuk melakukan pengamatan terlibat, penulis berusaha untuk selalu ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan loleh subjek yang diteliti.

Penulis melakukan penelitian selama empat bulan lebih, dari bulan juni sampai akhir September. Selain ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh grup musik Foredoom sebagai grup musik progressive metal, penulis juga dengan mengunjungi beberapa event underground yang di gelar yang menjadi tempat tampilnya grup-grup musik progressive metal. Dan kebetulan pula penulis juga terlibat sebagai panitia acara disalah satu acara yang diselenggarakan. Hal ini sangat membantu penulis dalam mengumpulkan data yang berupa rekaman pertunjukan dan wawancara terhadap musisi dan audiensnya. Serta wawancara terhadap pengamat-pengamat musik yang kebetulan juga hadir diacara tersebut.

1.5.2.2 Wawancara

Wawancara menurut Soeharto (1995:67) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden (informan) dan jawaban-jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan alat perekam. Wawancara adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk memperoleh data tentang kejadian yang tidak dapat


(24)

diamati secara langsung. Teknik wawancara yang dilakukan penulis adalah wawancara berfokus (focused interview) dan wawancara bebas (free intervew). 1.5.2.2.1 Alat bantu dokumentasi

Sebagai alat bantu perekam audio dan video penulis menggunakan kamera digital OLYMPUS FE160/X735 6.0 Megapixel, dengan dengan kapasitas memori 512MB yang memiliki kemampuan merekam dengan durasi 1 jam lebih. Yang digunakan untuk merekam bunyi musik serta wawancra langsung dengan informan. Dan juga terdapat beberapa hal yang dianggap sangat penting juga akan dilakukan pemotretan untuk memberi gambaran secara visual kepada pembaca tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan musik progressive metal dari segi pertunjukan.

1.5.3 Lokasi Penelitian

Seperti yang dikemukakan oleh Gomloh dalam artikel “musik rock, sumber brutalitas?” bahwa keberadaan musik oleh masyarakat penggemarnya harus dibuktikan melalui pertunjuakan secara live. Penulis akan melakukan observasi diberbagai tempat pertunjukan musik underground di Medan. Sebagai sample kajian penulis memilih lokasi penelitian di gedung perjunjukan Aek Mual Medan yang berada dijalan Setia Budi. Gedung pertunjukan Aek Mual adalah tempat dimana acara musik underground rutin diadakan di Medan satu kali sebulan bahkan lebih.

Penulis juga akan melakukan penelitian langsung kebeberapa pertunjukan musik dimana kelompok musik yang beraliran progressive metal akan tampil.


(25)

Dan kemudian penulis akan melakukan wawancara dengan penonton serta grup musik yang tampil diacara itu. Hal ini bertujuan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Dari sana penulis dapat dengan jelas melihat bagaimana perkembangan musik progressive metal di Medan sehingga pada akhirnya penulis penulis memilih lokasi-lokasi diatas sebagai tempat penelitian penulis.


(26)

BAB II

GENRE MUSIK BARAT

2.1 Asal Usul dan Genre Musik Rock

Untuk mengetahui asal lusul musik progressive metal, penulis akan terlebih dahulu menjelaskan mengenai perkembangan musik rock sebagai cikalbakal munculnya musik progressive metal di dunia. Di dalam The Dictionary of Music and Musicians (Sadie 1979:111), perjalanan sejarah perkembangan musik rock di dunia dimulai sejak Perang Dunia II usai, yaitu sejak tahun 1940-an di Amerika. Ketika itu jutaan penduduk dari daerah-derah terpencil di Amerika melakukan urbanisasi ke kota-kota besa dengan tujuan mencari pekerjaan untuk meneruskan hidup mereka. Mereka yang datang ke kota-kota besar ini terdiri dari berbagai macam suku dengan membawa kebudayaan musik mereka masing-masing. Orang kulit putih dengan musik country-nya dan orang kulit hitam membawa “black music”-nya (rhythm and blues).

Musik mereka terus berkembang dengan ciri khas masing-masing. Kedua aliran musik ini akhirnya melahirkan “bintang-bintang” dengan gaya musik masing-masing. Selanjutnya muncul pula aliran-aliran baru akibat perpaduan dari kedua jenis musik mereka tadi, seperti folk rock, rock and roll, blues country, jazz rock, dan sebagainya (Chase 1982:619:638). Musik para musisi ini dapat didengarkan di radio-radio, juke-boxes, dan kaset-kaset rekaman mereka yang beredar dipasaran. Musik ternyata telah menjadi bagian hidup para imigran tersebut dalam menjalani hidup sehari-hari ketika bekerja dan istirahat.


(27)

Musik rock yang berkembang dikota-kota besar di Amerika ini akhirnya telah menjadi budaya baru yanitu budaya urban bagi masyarakat kota yang sangat heterogen seperti yang di atakan Nettl tentang lahirnya budaya sentramultikultural akibat dari transformasi kota di pusat-pusat kota besar.

Menurut Chase (1992:631), peda tahun 1955 ada kelompok musik kulit putih yang mulai diperhitungkan keberadaannya yaitu Bill Hekey (The Comets), juga muncul musisi rock kulit putih seperti T-Bone Walker, Cduck Berry, dan Richard yang akhirnya mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap munculnya kelompok-kelompok musik rock baru yang berasal dari Inggris seperti The Beatles dan Rolling Stones. Pada tahun 1960-an muncul nama-nama baru dalam dunia musik rock, diantaranya dari Amerika adalah Jnis Joplin dengan kelimpok Big Brother-nya, Jeferson Airplane, The Grateful Dead, The Byrds, The Who, The Doors, Pink Floyd, Bob Dylan, Rod Stewart, Eric Clapton, dan lainnya. Pada masa 1970-an ada Kiss, Deep Purple, Black Sabbath, judas priest, Sex Pistols, David Bowie, Bruce Spingsteen, dan lain segbagainya.

Memasuki era 1980-an, semakin banyak musisi baru yang muncul dengan berbagai macam sub aliran lagi sebagai pecahan dari aliran musik rock, diantaranya Metallica, The Ramones, The Misfis, The Damned, Motley Crue, Social Distrotions, Twisted Sister, Pantera, The Clash, Black Flag, Guns ‘n Roses, U2, Bon Jovi dan sebaginya. Ketika di era 1990-an semakin banyak lagi sub-sub aliran baru di musik rock seperti metal, hardcore, grunge, grind core , death metal, metal core, progressive metal dan sebagainya yang melahirkan “bintang-bintang” baru pula, mulai dari Nirvana, Rage Against The Machine, Pantera, Slipknot, Misery Index, Dream Theater dan sebagainya. Dan diawal tahun 2000-an muncul


(28)

band baru seperti Incubus, Linkin Park, System of a Down, Static X dan lain sebaginya.

Asal usul dan perkembangan dari musik rock ini tentunya tidak terlepas dari media-media populer yang sagat besar peranannya dalam menyebarluaskan informasi mengenai musik rock sebagai salah satu musik populer yang sedang berkembang di dunia. Hingga musik rock tersebut dapat diterima dan berkembang pada masyarakat diluar tempat musik rock tersebut berasal.

2.2 Asal Musik Progressive Metal dan Gambaran Umum Musik Progressive Metal

Seperti yang sudah penulis jelaskan secara singkat pada bab I, bahwa musik progressive metal adalah sebuah inovasi dari musik rock yang sudah ada sebelumnya ditahun 1980-an. Yang mana erat kaitannya dengan musik progressive rock dan musik metal yang juga sama-sama berasal dari musik rock.

Munculnya aliran musik progressive metal diawali dengan lahirnya aliran musik progressive rock di era 1960-an dan era 1970-an seperti kelompok musik Yes, Pink Ployd, Jetro Tull, King Crimson, Genesis dan Rush. Akan tetapi progressive metal tidak dapat berkembang dijalurnya sendiri hingga di pertengahan 1980-an. Pada saat itu muncul sebuah kelompok musik dengan nama “Rainbow” dimana mereka telah memiliki banyak unsur-unsur musik progressive metal pada musiknya dan telah bereksperimen dengan menggabungkan fushion metal dengan sentuhan klasik, walau begitu jenis musik ini belum diakui pada masa itu.


(29)

Akan tetapi kelompok-kelompok musik seperti Rainbow pada umumnya masih dikatagorikan sebagai kelompok musik heavy metal, seperti juga halnya Qween Styce, dan Dream Theater yang pada umumnya mengambil elemen dari aliran musik progressive rock yang bersifat instrumental secara struktur komposisi lagu dan kemudian menggabungkannya dengan karakter aliran musik heavy metal seperti Metalicca, Deep Purple, Black Sabbath, Megadeath dan Iron Maiden. Hasilnya dapat kita gambarkan progressive rock dengan sound heavy metal.

Walaupun mereka memainkan musik blues dengan warna atau karakter metal elemen progresif yang mereka ciptakan telah memberikan dampak kepada kelompok musik yang sudah dikenal lainnya. Judas Pricee, walaupun bukanlah kelompok musik progressive metal, tapi mereka memberikan kontribusi yang cukup besar pada album mereka ”The Essential Judas Priest Compilation” yang menciptakan contoh pertama musik progressive metal dengan lagu mereka “ Victim Of Changes “. Genre ini mendapat perhatian dari media diawal 90-an ketika Queensryces dengan lagunya “ Silent Insidity “ menjadi hits di radio dan MTV. Walau lagu tersebut tidak memiliki karakteristik dari musik progressive metal tapi tetap saja hal tersebut menjadikan musik kelompok musik ini sebagai kebanggaan bagi para fans-nya.

Pada tahun 1993, Dream Theater dengan lagu Full Me Under ( album images dan words 1992 ) menjadi popular di radio-radio dan MTV. Lagu tersebut lebih menunjukkan karakter progressive metal-nya dibandingkan dengan lagu Queensryches “Silent Insidity “, akan tetapi lebih tepat dideskripsikan sebagai musik heavy metal.


(30)

Kelompok musik yang muncul di era 1990 an seperti Paint Of Salvation, Opeth fool and Sympony X, masing-masing mereka mencoba memberikan warna baru dari musik mereka dengan menggali sound yang khas dari kelompok musik Watch Tower, Atheist and Cynie, dimana dari ketiga mereka ini menggambarkan struktur lagu yang sangat kompleks dan suatu yang luar biasa didalam instrumentasinya.

Musik progressive metal memiliki komposisi musik yang compleks, birama ganjil yang khas, dan tekhnik permainan instrument musik dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Musik ini dimainkan dengan tempo berkisar 180 sampai 220ms. Dengan karakter sound musik yang sama dengan karakter sound pada musik metal/heavy metal, seperti sound distorsi gitar elektrik yang tebal dan berat (low gain). Para gitaris metal biasanya lebih memilih menggunakan ampli tabung sebagai ampli gitarnya, hal ini dikarenakan ampila tabung memiliki tendangan gain yang sangat tinggi, seperti ampli-ampli gitar dengan merek Marshall, Mesa Bogie, Randal dan sebagainya. Diimbangi pula dengan karakter sound drum yang bright ( karakter bass dan treble lebih terasa), sehingga bila dipadukan akan menghasilkan sound musik yang sangat megah.1

Walaupun memiliki karakter sound yang sama, musik metal dan progressive metal memiliki perbedaan pada struktur komposisi musiknya, dimana musik metal sebelumnya masih menggunakan struktur komposisi musik yang umum digunakan dalam komposisi musik populer, seperti pola birama yang umumnya 3/4, atau 4/4 yang terus digunakan dalam satu komposisi lagu. Peletakan intro, song, bridge, chorus dan outro yang masih lazim digunakan


(31)

dalam sebuah komposisi musik metal atau musik populer lainnya. Sedangkan dalam sebuah komposisi musik perogressive metal, penggunaan pola birama bisa berubah disetiap bar, seperti birama 3/4 ke 7/4 lalu berikutnya ke 5/4 dan lain sebagainya. Dengan kata lain musik progressive metal lebih bebas dalam penggunaan birama. Dalam sebuah kompoisi musik progressive metal sangat jarang dijumpai penggunaan susunan intro, song, bridge, chorus dan outro. Komposisi musiknya mengalir begitu saja, dan sangat jarang pula dijumpai pola-pola pengulangan atau pola-pola repetitif.

Begitu pula pada lirik-lirik lagu pada musik progressive metal, liriknya terkadang sangat lepas dan lugas. Tanpa harus memikirkan norma dan sopan santun dalam bahasa, bisa berisi cacian dan makian atau hal-hal lain sebagainya. Hal ini pula yang menyebabkan musik ini tidak dapat kita jumpai di acara televisi. Lirik-liriknya bisa menceritakan tentang apa saja, salah satu contoh pada grup musik progressive metal asal Kanada yang bernama Psyopus dalam lagunya yang berjudu ”Insect” pada labumnya yang berjudul ”Imogenis Puzzle” yang dirilis pada tahun 2002, liriknya menceritakan tentang proses reproduksi pada serangga, hal tersebut membuat kelompok musik ini menjadi sangat unik.

Perkembangan yang sangat pesat terjadi di tahun 2000-an. Dimana bermunculan kelompok-kelompok musik progressive metal baru yang sudah memiliki ciri dan karakter musiknya masing-masing, baik itu dari karakter sound ataupun dari aransemen musiknya. Tidak hanya dari Amerika, tetapi juga dari Asia bahkan Indonesia. Mereka sangat mudah dijumpai disitus-situs internet seperti www.myspace.com, dimana situs ini adalah situs nomor dua terbesar peminatnya di Amerika. Situs ini memberikan sarana untuk menyebar luaskan


(32)

profil band-band yang terdaftar disitus ini keseluruh jaringan internet didunia. Disitus tersebut bisa kita jumpai kelompok musik dengan nama-nama baru dengan aliran musik progressive metal ataupun jenis musik lain lengkap dengan video dan list-list lagu mereka yang setiap saat bisa didownload dengan sangat mudah. Diantaranya ada The Dillinger Escape Plan, Chepalic Carnage, Ion Dissonance, Psyopus, Dead Vertical dan Nasakrat dari Indonesia dan lain sebagainya. Mereka adalah generasi baru dari musik progressive metal, yang sekarang sangat di gemari oleh pencinta musik progressive metal diseluruh dunia.

2.3 Masuknya Musik Progressive Metal di Medan dalam Konteks Indonesia

Memasuki era globalisasi, hampir seluruh dunia mengalami pengaruh ekspansi budaya. Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi objek pengaruh ekspansi budaya yang berasal dari barat. Hampir seluruh kegiatan hidup manusia sehari-hari di Indonesia telah menerima pengaruh tersebut, tidak terkecuali dalam selera musik.

Akibatnya musncul satu trend bahawa ada kecenderungan pada kalangan remaja Indnesia lebih menyukai hal-hal yang datang dari luar, termasuk juga selera musik. Seperti yang di kemukakan oleh Manuel (1988:8) diantaranya, benarkah produk-produk musik dianggap sebagi ekspresi yang tumbuh dan mengakar secara murni dari kesadaran estetika, ideologi, maupun aspirasi individu, kelompok etnis, ataupun kelas sosial.


(33)

Sebelum penulis menjelaskan tentang masuknya musik progressve metal ke Medan, terlebihdahulu penulis akan menjelaskan sedikit sejarah tentang musik rock sebagai pionir musik ’keras’ di Indonesia secara umum.

2.3.1 Masuknya Musik Rock Sebagai Cikal Bakal Musik Progressive Metal di Indonesia

Secara umum masuknya musik progressive metal di Indonesia tidak bisa terlepas dari lahirnya rock undrground di Indonesia., dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gypsy (Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Trencem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang), hingga Rawa Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil Sejak Awal era 70-an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasikan kelompok-kelompok musik yang memainkan musik ’keras’ dengan gaya yang lebih ’liar’ dan ’ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Pada masa itu mereka kebanyakan masih meng-cover lagu-lagu dari band-band luar negeri seperti Deep Purple, Led Zeppeline, Black Sabbath, Genessis hingga Rolling Stones. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah hanya sedikit saja album rekaman yang terlahir dari band-band rock generasi 70-an ini.

Dekade 80-an tercatat sebagai masa perkembangan rock n’ roll dam mulai bergerak subkultur kearah industri. Tokoh sentral yang dominan mewarnai perkembangan musik rock di era 80-an tentu saja Log Zhelebour asal Surabaya. Mantan pengusaha rental lampun disko yang nekat mengkapitalisasi musik rock


(34)

berkat dukungan perusahaan rokok ternama ini secara berkala sukses mengorganisir Festival Rock Se-Indonesia yang babak finalnya selalu digelar dikota Surabaya. Gara-gara festival inilah media massa nasional kemudian mengklaim Surabaya sebagai barometer musi rock Indonesia. Ajang kompetisi band-band rock nasional yang di gelar sejak tahun 1984 ini di kemudian hari banyak melahirkan alumni-alumni kelompok musik rock yang namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Menjelang era 80-an, diseluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem dari musik heavy meta. Band-band yang menjadi panutannya antara lain adalah Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Antrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogyakarta, Surabaya, Malang, Bali hingga Medan pengikut musik undergroundnya berasal dari musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil didepan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini sering hang out di Pid Pud, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Band yang ada disana antara lain Roxx (Metallica & Antrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GNR), Jenazah hingga Mortus (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal dari band beraliran


(35)

gothic metal yaitu Getah, dan juga Rotor yang terbentuk pada tahun 1992 setelah keluarnya Irvan Sembiring gitaris Sucker Head.

Di tahun 90-an, di Indonesia mulai berkembang kelompok-kelompok musik yang beraliran hip metal, modern rock dan nu metal. Aliran musik ini sempat merambah belantika musik dan industri musik ditanah air, dengan munculnya band-band tanah air yang sangat pesat merebak industri musik Indonesia, seperti Scoop (hip metal), Purgatory (nu metal), Alakazam (nu metal), Keripik Pedeus (rep metal), hingga Jamrud (modern rock). Hal ini tentunya memberi warna baru bagi belantika musik Indonesia.

Lain halnya yang terjadi di tahun 2000-an, beraneka macam jenis baru dari musik rock mulai muncul ke permukaan, dimana saat itu ada banyak sekali band-band dengan mengusung musik rock sudah diramu sedemikian rupa sehingga menghasilkan genre baru dalam musik rock di Indonesia khususnya, seperti Saint Loco (memadukan hip metal dengan pop), Taboo (british rock), Rocket Rokers (punk rock dengan pop) dan lain sebagainya.

Sedangkan musik progressive metal sendiri mulai masuk ke Indonesia dari tahun 1990-an bersamaan dengan masuknya musik-musik populer lain yang juga lagi in di Eropa. Akan tetapi pada masa itu musik progressive metal belum banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia. Hingga pada tahun 1993, kelompok musik Dream Theater dengan lagu “Full Me Under” (album “Images And Words” 1992) menjadi popular di radio-radio dan MTV.2 Hal memberi pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan musik progressive metal di Indonesia. Antusias masyarakat terhadap kelompok musik Dream Theater ini dibuktikan

2


(36)

dengan suksesnya Bass Clinic Event yang diselenggarakan oleh majalah Audio Pro Indonesia tahun 2003 di Jakarta dengan mengundang pemain bass dari kelompok musik Dream Theater yang bernama John Miyung. Klinik bass ini dihadiri oleh musisi terkenal Indonesia. Mereka datang segala keingin tahuannya musik progressive metal.3

Grup musik yang beraliran progressive metal di Indonesia baru muncul di tahun 2000-an, itu pun bisa dihitung dengan jari. Belum adanya lebel-lebel rekaman yang mau menerima musik ini membuat band-band tersebut memilih jalur musik underground sebagai ruang lingkup mereka. Hal ini dikarenakan musik progressive metal dianggap tidak komersil dalam arti tidak easy listning bagi kebanyakan lebel rekaman. Sampai-sampai mereka harus memilih jalur indie lable.4 Hingga berdirinya Rotrefor Record di Jakarta, dimana mereka berani merekrut band-band underground untuk di produseri. Diantara sekian banyak band-band underground yang mereka produseri, diantaranya adalah grup-grup musik yang beraliran progressive metal. Keolmpok musik tersebut diantaranya adalah Siksa Kubur, Death Vertikal, Discuss dan Nasakrat. Walaupun masih banyak band-band progressive metal di Indonesia, tetapi band-band yang penulis disebutkan tadilah yang sudah muncul kepermukan dan menjadi pionir band progressive metal di Indonesia.

2.3.2 Masuknya Musik Progressive Metal di Medan

3

Baca majalah Audio Pro Edisi Khusus Bass John Miyung tahun 2003

4

Indie Lable menurut Gomloh (2001: 9), adalah sebutan untuk industri rekaman musik, dimana posisi pemusik juga merangkap sebagai produser, eksekutif produser, penata musik untuk rekamannya dan juga sebagai distributor yang biasanya jumlah prodiksi rekaman tergantung pada keuangan sendiri juga. Lihat juga Fajar Arifan S.sn: Perkembangan Musik Indie Lable di


(37)

Medan sebagai salah satu kota besar di Sumatera, juga menerima arus modernisasi dalam perkembangan musik terutama dalam hal ini musik progressive metal.

Seperti pada umumnya di Indonesia, musik rock lah yang menjadi pionir untuk jenis-jenis musik lainnya. Musik rock mulai menyebar ke Medan sekitar akhir tahun 1970-an. Pada waktu itu, banyak remaja Medan yang mulai menekuni kegemaran baru yaitu bermain musik rock, meniru anak-anak muda Jakarta yang juga sedang gemar-gemarnya dengan musik rock. Mereka mulai membentuk kelompok musik rock dan berusaha tampil diberbagai konteks pertunjukan yang diselenggarakan di Medan. Perkembangan musik rock di Medan pada tahun 1970-an, ditandai banyaknya bermunculan kelompok-kelompok musik rock seperti Minstreal, Freedom, Minstream, Destroyer’s, The Stroom, Lime Stone dan lain sebagainya. Kehadiran mereka ternyata telah membangkitkan semangat bermusik dikalangan anak-anak muda Medan. Bahkan mereka juga telah berhasil mendapatkan penggemar yang membentuk kelompok masing-masing terhadap musisi yang di idolakannya tersebut. Hal ini terbukti ketika diadakan pertunjukan musik rock pada waktu itu, pada penggemar selalu bersikap fanatik dengan teriakan-teriakan yang histeris ketika musisi idola mereka tampil, gaya perpakaian, dan dandanan mereka dimiripkan dengan gaya musisi idolanya, dan perilaku-perilaku ciri khas lainnya. Biasanya juga, ketika para musisi Medan tersebut tampil pada satu pertunjukan musik rock, mereka selalu membawa suporter dan penggemar mereka dengan membawa perlengkapan bendera, kembang api atau spanduk dan sejenisnya.5

5

Baca “Satu Dasawarsa Konser Musik Siblonk (Catatan Pendek Perjalanan Musik Rock di Medan) oleh Dharma, (2001: 3-7)


(38)

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan beberapa informan, maka penulis mendapat data-data yang berhubungan dengan perkembangan musik progressive metal di Medan. Komunitas musik underground di Medan terbentuk atas ide-ide dari anak-anak muda kreatif yang mempunyai satu pemikiran dan tujuan yang sama dengan maksud mempersatukan band-band underground Medan, walaupun berbeda sub aliran, kedalam satu wadah dengan semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk sama-sama menumpahkan inspirasi dan apresiasi bermusik mereka dalam wadah tersebut. Selain itu, mereka juga mempunyai harapan agar komunitas mereka dapat diterima masyarakat luas (seperti yang diceritakan Deny Foredoom, salah satu informan penulis).

Dari informasi yang penulis dapat dari Alex (salah satu informan penulis), bahwa pada tahun 1997 telah ada sebuah komunitas underground yaitu komunitas ZOR yang berada dijalan Gaperta Medan. Berawal dari sebuah studio musik sekaligus Event Organizer yang didirikan oleh Adi Oet Lubis yang akrab dipanggil Si Om, dimana beliau juga merupakan gitaris dari grup musik Zorbotus (salah satu band death metal Medan saat itu). Dengan beberapa acara musik underground yang telah mereka diselenggarakan yaitu Psychotherium I sampai V, komusitas ZOR ini mampu menarik perhatian publik dan khususnya band-band metal yang ada di Medan. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan komunitas ZOR menjadi tempat berkumpulnya band-band metal di kota Medan. Perkembangan yang sangat pesat sekali terjadi pada tahun 2002. Di mana semakin banyak lahir band-band underground Medan di komunitas ini, seperti Kiblat (grind core), Backside (hardcore), Schall Bastard (hardcore), Emosi Bangsa (hardcore), Leviatan (black metal), Hysteria (death metal), Muntah Kawat (death


(39)

grind), Death Fenomenon (death grind), Blood Infected (death metal), Foredoom (death core) dan masih banyak lagi. Mereka saling bertukar informasi berkisar tentang musik yang mereka mainkan, selain itu mereka juga menjalin hubungan dengan komunitas-komunitas underground lain yang berada diluar Medan baik itu diseluruh Indonesia bahkan sampai keluar negeri. Hingga akhir tahun 2003 terjadi perpecahan didalam komunitas ZOR ini yang kemudian menyebabkan adanya beberapa band yang memilih jalur independent (berdiri sendiri) dan juga ada yang membentuk komunitas-komunitas baru. Setelah komunitas ZOR barulah muncul komunitas-komunitas musik underground seperti Tepas Dimensi, Sparky, Fateful dan lain-lain. Jadi bisa penulis simpulkan, bahwa dari komunitas inilah perkembangan musik progressive metal Medan di mulai.

Pesatnya informasi tentang musik dari luar negeri cukup memberi pengaruh terhadap band-band lokal Medan. Sehingga menyebabkan band-band tersebut mengalami perubahan-perubahan dalam alairan musiknya. Sebutlah salah satunya adalah grup musik Foredoom yang sebelumnya mengusung aliran musik deathcore yang memadukan musik death metal denga hardcore, ternyata mengubah haluan kearah musik progressive metal. Menurut Rio (drumer Foredoom), musik progressive metal memiliki kokposisi musik yang sangat kompleks, hingga menimbulkan rasa keingin tahuan mereka untuk memainkan musik seperti ini. Hal ini ternyata banyak menarik perhatian ’metal head’ kota Medan.

Hingga tahun 2004, mulai muncul band-band baru mencoba memainkan musik progressive metal seperti Kumal, Unbroken dan lain-lain. Band-band tersebut kebanyakan mencontoh gaya musik progressive metal pada band-band


(40)

dari luar negeri yang sudah memiliki cirikhas masing-masing seperti Ion Dissonace, Chepalic Carnage, Into The Moat, The Dillinger Escape Plan dan lain-lain.

Perkembangan musik progressive metal juga ditandai dengan adanya pertunjukan-pertunjukan musik underground, dimana pada acara tersebut tampil pula band-band yang beraliran progressive metal seperti Foredoom, Kumal, Unbroken dan lain-lain. Walaupun masih sedikit, band-band progressive metal tersebut cukup ’mewarnai’ acara. Menurut Roy Romero, seorang musisi, pengamat musik sekaligus wartawan tabloid musik Brontak Zine Medan yang kebetulan sedang meliput acara tersebut berargumen bahwa musik progressive metal sangat unik, rumit dan inovatif. Acara yang sering kali di adakan di gedung Aek Mual di jalan Setia Budi Medan ini yang selalu ramai dengan anak-anak muda yang menyukai musik metal. Sehingga penulis beranggapan bahwa dari sini bisa dijadikan barometer perkembangan musik-musik metal di Medan.

Menurut hasil wawancara dengan Zoel yang merupakan gitaris dari kelompok musik Kumal, ia mengatakan masih sedikit sekali band prograssive metal di Medan, kemungkinan disebabkan sangatlah sulit untuk membuat sebuah komposisi musik progressive metal. Perlu pendalaman teori dan teknik bermusik untuk bisa mengerjakan atau memainkan sebuah komposisi musik progressive metal ujarnya.

Salah satu yang menjadi faktor dalam perkembangan musik underground khususnya progressive metal di Medan adalah studio musik, baik itu studio latihan ataupun studio rekaman. Ada beberapa studio musik di kota Medan yang menjadi ’sarang’ band-band metal kota Medan, diataranya seperti Progressive


(41)

music studio yang berada dijalan Kampung Susuk, Dagan music studio yang berada dijalan Skip Medan, dan studio Loury dijalan Dr. Mansyur Medan. Tidak hanya menawarkan alat-alat musik, beberapa studio di Medan menurut pengamatan penulis, juga menyediakan jasa rekaman musik. Mereka menerima produksi rekaman secara indie lable. Bisa dikatakan 80% yang mengisi studio musik itu adalah band dengan aliran musik metal, diantaranya adalah band-band beraliran progressive metal. Disanalah mereka mewujudkan keinginan bermusik mereka bersama kelompok musiknya. Ada beberapa band-band progressive metal Medan yang sudah memproduksi album untuk musik mereka seperti Kumal, Foredoom dan Cranium. Mereka mendistribusikan kaset ataupun CD album mereka dengan sistem titip jual di studio-studio musik, toko kaset sampai ke distro-distro seperti distro fateful, sparky, poison ivy dan lain sebagainya.


(42)

(43)

BAB III

KARAKTERISTIK MUSIK PROGRESSIVE METAL DAN KEBERADAAN MUSIK PROGRESSIVE METAL DI KOTA MEDAN

3.1 Karakteristik Musik Progressive Metal 3.1.1 Warna Musik (Timbre )

Dengan mengutip dari penjelasan yang ada di bab II mengenai gambaran umum musik progressive metal yang terdiri dari ensambel musik morderen seperti instrumen gitar, bass, drum, keyboard/synthesizers dan vocal, bahwa musik progressive metal memiliki komposisi musik yang compleks, birama ganjil yang khas, dan tekhnik permainan instrument musik dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Ternyata hal inilah yang menyebabkan musik progressive metal tidak bisa dinikmati oleh semua kalangnan masyarakat terutama pada masyarakat awam pada umumnya. Dengan pengertian bahwa musik ini hanya bisa dinikmati oleh orang-orang memiliki pengetahuan dan wawasan musik yang lebih mendalam mengenai musik progressive metal ini. Sehingga yang mendengarkan musik bisa menikmati setiap detail musik yang khas dengan hal-hal yang janggal atau yang tidak lazim dijumpai pada saat menengarkan jenis musik lain. Hal-hal yang janggal tersebut antara lain bisa dirasakan pada pola birama, melodi (nada), struktur komposisi musik, karakter sound serta warna musik yang sering berubah-ubah. Sebagai contoh, didalam satu komposisi musik progressive metal sering kali di jumpai bagian-bagian yang di isi dengan warna musik lain yang karakter musiknya sangat berbeda jauh dengan karakter musik metal seperti jazz, latin, musik klasik barat, fushion, musik timur tengah, dan lain sebagainya. Hal ini


(44)

menimbulkan ke khasan tersendiri dalam musik progressive metal. Para pendengarnya akan dibawa kedalam spektrum musik yang berubah-ubah saat mendengarkannya. Tidak hanya itu saja, dalam musik progressive metal sering pula memadukan warna bunyi-bunyian dari instrumen musik yang dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan suara atau bunyi musik yang unik didengar, seperti suara lengkingan pada gitar, suara microphone vokal yang di ”on-off ”kan (sehingga suara vokal yang didengar terputus-putus), suara drum digital yang menimbulkan kesan musik techno, instrumen gitar bass yang dimainkan dengan teknik stumming (dirambas), hingga pengolahan suara synthesizers dan lain sebagainya.

3.1.2 Birama

Birama-birama asimetris seperti 3/4, 5/8, 7/8, 9/8 sangatlah lazim digunakan pada musik ini. Tidak hanya ganjil tetapi juga selalu berubah-ubah di setiap barnya. Sehingga membentuk sebuah pola permainan yang panjang tanpa ada bagian-bagian yang diulang. Selain itu pula sering juga dijumpai pola-pola polyrithme.

3.1.3 Tangganada

Tangga nada yang sering digunakan didalam sebuah komposisi lagu progressive metal antara lain tangganada pentatonic minor dan mayor, harmonic minor, deminished, dan tangganada cromatic.


(45)

3.1.4 Karakter Sound

Karakter sound pada musik progressive metal pada umumnya sama dengan kakter sound yang terdapat pada musik-musik metal lain. Karakter suara efek distorsi dari sound gitar elektrik yang sangat dominan, dengan equalisasi sound yang lebih berat dan kasar. Para gitarisnya biasa menyebutkan dengan istilah low gain. Karakter low gain bisa dicontohkan seperti karakter sound pada lagu-lagu yang diamainkan oleh band-band trash metal di era 1980-an seperti Metallica, Sepultura, Pantera, Slayer dan lain sebagainya.

3.2 Keberadaan Musik Progresive Metal di Medan

Pada bagian ini, penulis akan menerangkan beberapa aspek-aspek mengenai keberadaan musik progressive metal, juga tentang pertunjukan musik progressive metal yang pernah dibuat di Medan. Tetapi sebelumnya penulis akan menerangkan gambaran kota Medan pada umumnya berdasarkan pengamatan dan observasi yang penulis lakukan yang dimana kota Medan sebagai tempat dimana penelititan akan dilakukan.

3.2.1 Gambaran Umum Kota Medan

Menurut Biro Statistika, kota ialah wilayah yang jumlah penduduknya lebih dari 2500 jiwa. Selain itu, salah satu kriteria penilaian terhadap suatu kota adalah berdasarkan tingkat kemajuan yang sudah dicapainya, terutama dari segi ekonomi serta menjadi pusat pemerintahan. Dalam hal ini, Medan merujpakan pusat pemerintahan dari propinsi Sumatera Utara.


(46)

Dari keterangan diatas, dapat kita ambil suatu pengertian dari masyarakat Medan yaitu sekumpulan orang yang jumlah penduduknya lebih dari 2500 jiwa yang berhubungan secara tetap dan menjalankan kegiatannya serta terikat bersama yaitu masyarakat Medan. Pada masa sekarang ini, kota Medan menjadi salah satu kota yang berkembang di Indonesia, karena telah melakukan banyak pembangunan, baik dibidang fisik maupun nonfisik. Selain itu, kota Medan juga menjadi kota nomor tiga terbesar di Indonesia setelah Surabaya, sehingga menjadikan medan sebagai salah satu kota yang penuh dengan berbagimacam kegiatan.

Penduduk asli kota Medan adalah suku Melayu yang menurut riwayat kota Medan ini pada mulanya disebut kampung Medan didirikan oleh Guru Patimpus, yaitu nenek moyang Datuk Hamparan Perak dan Suku Piring, yang merupakan nenek dari empat Kepala Suku Kesultanan Deli (Harapan, dkk 1997/1998:15-19 dalam skripsi sarjana Husein 2004). Disamping itu, Medan juga merupakan daerah perkotaan yang dihuni oleh berbagai etnis daengan latar belakang budaya yang berbeda pula.

Karena menjadi pusat kegiatan dipropinsi Sumatera Utara, maka Medan menjadi kota yang sangat sibuk, sehingga hampir sepanjang waktu kota ini selalu ramai dengan orang besrta kegiatannya. Hal ini dimungkinkan karena Medan memiliki dua terminal besar, yaitu terminal amplas yang menghubungkan kota Medan dengan propinsi lainnya, dan terminal tepadu Pinang Baris yang menghubungkan kota Medan dengan kota-kota yang ada di propinsi Sumatera Utara. Selain itu Medan juga memiliki satu stasiun kereta api yang menghubungkan beberapa kota di Sumatera Utara, dan juga Bandar udara


(47)

Polonia, yang menghubungkan Medan dengan propinsi-propinsi diluar Sumatera Utara dan diluar Indonesia.

Letak geografis kota Medan terletak dibagian timur propinsi Sumatera Utara dan berada pada garis koordinat diantara 2o 29’30-2o 47’30 LU dan 98o 35’30-98o 44’30 BT, dan luas area Kota Medan mencapai 26.510Ha (Data Statistik Kota Medan,2003). Secara administratif, kota Medan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara dengan selat Malaka.

-Sebelah Selatan dengan kecamatan Deli Tua dan kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

-Sebelah Barat dengan kecamatan Sunggal kabupten Deli Serdang.

-Sebelah Timur dengan kecamatan Percut Sei Tuan dan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang.

Dalam tulisan ini masyarakat kota Medan yang dijadikan objek penelitian, tetapi bukanlah masyarakat Medan secara keseluruahan yang mencapai jutaan orang, melainkan masyarakat atau komunitas tertentu yang ada di wilayah kota Medan yang menjadi pecinta dan penikmat musik progressive metal.

3.2.2 Acara Musik Underground Sebagi Ruang Lingkup Musik Progressive Metal Di Medan

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, acara musik underground merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya grup-grup


(48)

musik-musik ekstrem di kota Medan. Progressive metal adalah salah satu dari sekian banyak jenis-jenis musik ekstrem yang juga berkembang di acara-acara musik underground. Walau pun tidak menutup kemungkinan musik ini di tampilkan di acara-acara lain, namun tetap saja para musisinya memilih acara musik underground sebagai ”kampung halaman” bagi mereka. Beralasan memang, mereka beranggapan di acara-acara musik underground inilah musik progressive metal atau musik-musik ekstrem sejenisnya pertama kali bisa diterima oleh penontonnya. Hal ini di karenakan yang datang dan menonton di acara ini rata-rata bukanlah orang-orang awam, tetapi para penikmat musik ekstrem dengan segudang pengetahun mereka terntang musik underground. Sehingga siapa saja band-band underground yang tampil pasti akan mendapatkan sambutan hangat dari para penontonnya. Biasanya para penontonnya akan melakukan aksi ”mosing” disaat ada grup musik yang tampil. Ini adalah suatu cara bagi mereka untuk mengekspresikan apresiasi mereka terhadap musik yang mereka sukai.

Di Medan acara-acara underground tersebut sering di adakan dibeberapa tempat seperti di gedung Aek Mual yang berada di jalan Setia Budi, Kapendam, Pendopo USU, Studio Kalista dan lain sebagainya.

Acara ini biasanya di adakan oleh grup-grup musik itu sendiri. Dengan dana yang dikumpukan dari band-band yang akan tampil, mereka sudah bisa memuaskan para grup-grup musik dan para pecinta musik ekstrem terutama musik progressve metal di acara itu. Rasa persaudaraan yang kuat memang menjadi modal dasar bagi mereka untuk membuat sebuah acara uderground, semangat kebersaman sangat jelas terlihat disaat mereka menyuarakan aspirasi-aspirasi


(49)

mereka diacara musik underground ini. Selain sebagai acara musik, mereka juga menganggap bahwa acara musik underground adalah sebuah media tempat mereka berorasi, berekspresi dan berapresiasi secara bebas tanpa batas.


(50)

BAB IV

PERKEMBANGAN MUSIK PROGRESSIVE METAL DI MEDAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan pembahasan dari beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan yang telah penulis tetapkan di bab I. Pokok permasalahan tersebut antara lain adalah bagaimana perkembangan musik progressive metal di Medan dan apa faktor yang mempengaruhi perkembangan musik progressive metal di Medan.

4.1 Perkembangan Musik Progressive Metal di Medan

Perkembangan musik progressive metal di Medan menurut penulis bisa dilihat dari hal-hal yang berhubungan dengan musik progressive metal itu sendiri. Untuk memperkuat anggapan tersebut, penulis menggunakan konsep yang di tawarkan oleh Garraghan (1957:3) menurutnya, istilah sejarah memiliki tiga pengertian yang saling berhubungan yaitu: (1) peristiwa-peristiwa dimasa lampau; aktivitas yang telah lalu; (2) rekaman masalah yang sama pada butir (1); dan (3) proses atau teknik membuat rekaman.

Dengan berpedoman dengan hal-hal di atas, penulis akan mendeskripsikan perkembangan musik progressive metal dimulai dari munculnya kelompok-kelompok musik progressive metal Medan dengan berbagai latar belakang mereka masing-masing. Yang mana penulis juga akan memaparkan beberapa hal-hal yang penulis anggap masih relevan dengan pokok permaslahan antara lain, siapa yang memainkan musik progressive metal dan apa alasan mereka memainkan musik progressive metal; dimana atau pada momen apa saja musik ini


(51)

biasa dimainkan; bagaimana proses pengerjaan atau penciptaan lagu pada kelompok musik progressive metal (dalam hal ini penulis akan memilih salah satu grup musik progressive metal yang eksis di Medan untuk penulis diteliti), sampai pada strategi pemasaran yang dilakukan oleh kelompok musik progressive metal ini dalam memproduksi album-album mereka.

4.1.1 Lahirnya Kelompok-kelompok Musik Progressive Metal di Medan Seperti yang sudah penulis jelaskan, bahwa kelompok-kelompok musik progressive metal di Medan lahir dengan latar belakangnya masing-masing. Latar belakang yang penulis maksudkan disini adalah proses dari terbentuknya kelompok-kelompok musik tersebut. Dari beberapa observasi yang penulis lakukan terhadap beberapa kolompok musik progressive metal di Medan penulis penemukan bahwa, ada beberapa kelompok musik yang sebelumnya memiliki basic musik yang berbeda seperti death metal, grindcore, hardcore dan lain sebagainya, yang akhirnya memilih untuk memainkan musik progressive metal. Ada pula kelompok musik yang merupakan pecahan dari beberapa kelompok musik, yang kemudian bergabung untuk membentuk sebuah keompok musik baru yang beraliran progressive metal. Selain itu juga ada kelompok musik yang terbentuk dari inisiatif beberapa musisi yang ingin memainkan musik progressive metal walaupun sifatnya hanya sementara saja.

Ada beberapa kelompok musik progressive metal yang eksis di Medan seperti, Foredoom, Kumal, Cranium, Djind dan lain sebagainya. Rata-rata mereka adalah sekumpulan remaja yang sangat tergila-gila akan musik progressive metal. Bukannya tanpa alasan, kelompok-kelompok musik ini menyukai musik


(52)

progressive metal antara lain karena musik ini mampu memuaskan hasrat bermusik mereka. Menurut anggapan mereka, struktur kompisisi yang kompleks pada musik ini menjadi daya tarik bagi mereka untuk memainkannya. Hal ini membuat mereka menjadi lebih penasaran lagi untuk menggali potonsi-potensi bermusik mereka, khususnya pada musik progressive metal. Pada musik progressive metal para musisi dari kelompok-kelompok musik tersebut bisa lebih memaksimalkan kepiawaian mereka dalam memainkan instrumen musiknya. Hal ini ternyata menimbulkan dampak positif bagi kelompok-kelompok musik porgressive metal tersebut. Karena keunikan dan kepiawaiannya masing-masing, ternyata mampu menarik perhatian publik sehingga membuat kelompok-kelompok musik tersebut sering di undang ke acara-acara musik yang lebih bergengsi selain selain bermain diacara-acara musik underground saja, yang mana mereka beranggapan bahwa acara musik underground itu sendiri merupakan ”kampung halaman” bagi mereka.

Masalah eksistensi pada kelompok-kelompok musik progressive metal di Medan merupakan hal yang sangat penting bagi penulis untuk menjadi pertimbangan dalam memilah-milah kelompok musik yang akan penulis teliti. Dari beberapa band-band progressive metal yang sudah penulis sebutkan diatas. Penulis memilih grup musik Foredoom sebagai objek dari penelitian yang penulis lakukan. Yang mana menurut anggapan dari beberapa sumber yang penulis wawancarai, grup musik Foredoom ini adalah salah satu kelompok musik progressive metal Medan yang memiliki eksistensi lebih tinggi tingkatannya dari kelompok-kelompok musik progressive metal lain di Medan. Hal ini dibuktikan dengan seringnya grup musik Foredoom tampil diacara-acara musik bergengsi di


(53)

Medan khususnya di tahun 2007 ini. Tidak hanya di pentas musik, tetapi mereka juga sering menjadi bintang tamu dalam program-program siaran yang di adakan diradio-radio Medan. Selain itu grup musik Foredoom juga telah mengeluarkan album edition promo mereka yang berjudul ”Re-Constructed EP” yang baru diluncurkan pada pertengahan tahun 2007 ini. Yang mana berdasarkan surve penulis, penjualan albumnya cukup lumayan di kota Medan ini. Penulis beranggapan bahwa hal ini tentunya akan mempermudah penulis untuk mengumpulkan data mengenai strategi pemasaran album musik yang dilakukan oleh salah satu kelompok musik metal progressive di Medan.

4.1.2 Proses Pengerjaan Lagu dan Strategi Pemasaran Album

Proses pengerjaan lagu dan strategi pemasaran album pada grup musik progressive metal merupakan hal yang menarik bagi penulis untuk diteliti. Karena setiap kelompok musik memiliki cara tersendiri dalam proses pengerjaan lagu dan memasarkan album musik mereka.

4.1.2.1Proses Pengerjaan Lagu pada Kelompok Musik Progressive Metal di Medan

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada beberapa kelompok musik progressive metal di Medan, ternyata ada banyak cara yang dilakukan grup-grup musik progressive metal di Medan dalam menciptakan sebuah komposisi musik atau lagu. Diantaranya ada kelompok musik yang membuat lagu dengan cara ber-jamsession di studio musik, ada juga yang menotasikan dahulu melodi-melodi musiknya kedalam sebuah notasi musik dan kemudian dicoba


(54)

untuk dimainkan bersama. Selain itu ada pula yang menggunakan teknologi komputer untuk merekam musik atau nada, part demi part hingga tercipta sebuah komposisi musik yang sudah jadi. Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk mengikuti proses pengerjaan lagu yang dilakukan oleh grup musik Foredoom yang mana mereka telah menggunakan teknologi komputerisasi untuk mempermudah proses pengerjaan lagu pada musik mereka.

Tepatnya di sebuah rumah yang berada di jalan Puri no. 133 Medan yang notabene adalah basecamp tempat grup musik Foredoom berkumpul dan membuat lagu. Hanya dengan memanfaatkan sebuah computer intel pentium IV dan beberapa perangkat sound sederhana, sudah bisa membantu mempermudah mereka dalam mengerjakan sebuah komposisi lagu sebelum merekamnya langsung ke studio rekaman yang sesungguhnya. Dengan menjalankan sampel digital drum dari program musik seperti fuity loops, cubase, sonar dan lain sebagainya di komputer, mereka sudah bisa membuat beberapa pola pukulan drum yang suaranya hampir mirip dengan suara drum asli yang biasa dimainkan oleh pemain drum pada umumnya. Di sisi lain, setelah mereka menemukan beberapa pola-pola permainan instrumen gitar, bass atau keyboard biasanya mereka langsung merekamnya kedalam komputer. Hal ini bertujuan untuk membantu mereka dalam mengingat setiap bagian-bagian dari komposisi musik yang sudah mereka. Tidak sisa-sia memang, mengingat komposisi musik pada musik progressive metal memiliki banyak sekali perubahan chord dan perpindahan nada di sepanjang aransemen musiknya. Untuk melakukan proses perekaman, grup musik Foredoom biasanya menggunakan program-program musik komputer seperti noendo dan samplitude. CD program dari


(55)

software-software ini sangat banyak dan gampang didapat di toko-toko tempat penjualan CD software di Medan. Tidak hanya instrumen musik, bahkan suara nyanyian vokal pun bisa direkam menggunakan komputer. Hingga akhirnya mereka menghasilkan sebuah file musik yang mereka buat dalam format mp3 dengan kualitas sound yang sangat sederhana sekali, yang kemudian dibagi-bagikan kepada setiap personilnya untuk dihafal atau dikembangkan lagi hingga lagunya siap untuk di rekam distudio rekaman yang sebenarnya.. Seperti yang di jelaskan oleh Deni (vokalis grup musik Foredoom), di Medan sudah cukup banyak band-band yang melakukan proses pengerjaan lagu dengan cara seperti ini. Dengan mengandalkan sumberdaya manusia dari personil-personil grup musiknya, mereka sudah bisa berkreasi sesuai dengan keinginan mereka sendiri tanpa harus mengeluarkan banyak uang untuk menyewa sebuah studio musik per jamnya.

4.1.2.2 Strategi Pemasaran Kaset/ CD Album

Seperti yang sudah kita ketahui, musik progressive metal yang merupakan salah satu musik populer yang berkembang di Medan tentunya tidak terlepas dari kegiatan industri. Mulai dari proses produksi, pendistribusian hingga proses pemasaran suatu produk musik dalam bentuk album kaset atau CD.

Dalam industri musik tanah air, ada dua jalur yang kerap kali menjadi pertimbangan bagi grup-grup musik dalam menentukan langkahnya kearah industri musik. Yaitu jalur indie lable dan major lable. Yang mana masing-masing jalur memiliki konsep yang berbeda.

Tidak di pungkiri memang, citra major label sangatlah buruk dimata band-band indie label kota Medan khususnya. Hal ini membuat mereka tidak ingin


(56)

hanyut dengan arus sentralisasi Ibukota yang sangat sulit di tembus oleh band-band lokal dari daerah diluar Ibukota Jakarta. Pernyataan ini penulis dapatkan dari beberapa kelompok musik indie lable Medan yang penulis jumpai secara langsung.

Begitu banyaknya band-band Medan yang memilih jalur indie label ternyata mampu membentuk pasar tersendiri dalam perkembangan industri musik dikota Medan. Walaupun hanya diketahui oleh kalangan-kalangan tertentu saja, kaset dan CD album indie label ini cukup menjamur di distro-distro sampai toko-toko kaset di seluru kota Medan. Sudah pasti peminatnya sebagian besar adalah kalula muda, baik itu ”anak band” atau anak muda yang suka mendengarkan musik.

Dalam memproduksi dan memasarkan sebuah album musik dalam bentuk CD atau kaset, biasanya ada cara-cara tersendiri yang dilakukan oleh grup-grup musik untuk bisa menarik perhatian pasar sehingga kaset atau CD album merekan bisa laku terjual. Begitu pula halnya yang dilakukan oleh band-band prgressive metal di Medan. Dengan memproduksi sendiri kaset atau CD album musiknya, mereka menjadi lebih leluasa untuk mengekpresikan keingginan mereka dalam berkreativitas. Banyak hal yang bisa mereka buat selain hanya sekedar mempromosikan musik mereka kepada publik. Mereka lebih memanfaatkan pitensi-potensi dari sumberdaya manusia yang ada di sekelilingnya. Seperti halnya pada kelompok musik Foredoom, mereka mampu membentuk sebuah tim produksi yang didalamnya ada beberapa teman-teman mereka yang memiliki keterampilan dalam bidang music recording, disaingrafis, sampai dengan bidang percetakan. Hal ini sangat berguna bagi mereka pada saat memastering, membuat


(57)

cover album, hingga membuat pernak-pernik atau mercendis yang berhubungan dengan band mereka sendiri. Setelah mereka merekam lagu-lagu mereka di studio rekaman, biasanya mereka meminimalis pengeluaran dana rekaman mereka dengan cara memixing dan memastering sendiri lagu-lagu mereka hingga menjadi sebuah album atau mini album yang layak dijual dalam bentuk CD atau kaset lalu kemudian mereka perbanyak. Begitu pula pada proses pengcoveran, banyak ide-ide yang muncul baik itu dari mereka sendiri ataupun dari orang-orang yang berada disekeliling mereka yang mereka tuangkan kedalam disain cover album yang mereka kerjakan sendiri. Mereka juga membuat ”baju band” dan pernak pernik seperti pin, sal yang didalamnya ada logo dari band mereka yang mereka disain sendiri.

Untuk memasarkan produk-produk mereka dalam hal ini CD album dan mercendisnya, grup-grup musik seperti grup musik Foredoom ini biasanya melakukan kerjasama dengan distro-distro yang ada di kota Medan, seperti di distro Death of Grory, Fateful, Poison Ivy, distro Gresside dan banyak lagi. Selain menitip jualkan CD-CD lagunya, mereka juga menawarkan kerjasama dalam hal memproduksi baju dan pernak-penik lainnya, tentunya dengan suatu kesepakatan bisnis yang sudah mereka setujui sebelumnya. Alhasil, mereka bisa menjual CD album mereka bersamaan dengan baju band mereka, seperti setiap pembelian satu buah baju diberi bonus satu CD atau kaset dari album mereka. Selain itu mereka juga menjual CD album mereka secara langsung atau hand to hand. Bahkan mereka juga menitipkan CD album mereka kepada teman-teman mereka yang ingin membantu memasarkan kaset atau CD album mereka tersebut, walaupun ada yang mengambil persenan dari setiap penjualan ada juga yang tidak.


(58)

Proses pemasaran album ini tentunya tidak terlepas dari promosi yang sangat-gencar mereka lakukan ke radio-radio di Medan seperti Bonsita Fm, Kiss Fm, Prambors, Visi Fm dan lain sebagainya hingga kesetiap acara-acara musik saat kelompok musik mereka tampil disana. Selain itu mereka juga melakukan promosi album mereka di situs-situs internet seperti myspace.com, friendster.com, youtube.com, purevolume.com, dan lain sebagainnya. Hal ini memungkinkan agar lagu-lagu mereka bisa dipromosikan sampai keluar negri bahkan keseluruh dunia. Di situs-situs internet tersebut mereka sering melakukan ”tukar jual” album dengan kelompok-kelompok musik dari luar negri.

Dari penjabaran diatas, penulis beranggapan bahwa perkembangan musik Progressive Metal di Medan ternyata memberi dampak positif terhadap masyarakat Medan umumnya, khususnya bagi sebagian kaum remaja kota Medan yang musik Progressive Metal. Dimana kelompok-kelompok musik Progressive Metal di Medan yang mayoritas adalah remaja, mencoba mengoptimalkan kegiatan bermusik mereka dengan cara yang mandiri dan ”menghasilkan”. Walaupun musik mereka sulit untuk dinikmati masyarakat awam, tetapi mereka mencoba menuangkan ekspresi dan kreativitas mereka kepada hal-hal yang produktif dan inovativ. Sehingga ini menjadi dayatarik tersendiri bagi sebagian kalangan masyarakat umum di kota Medan.


(1)

Putera Subakti, Yuda

2007 Makna Simbolis Penggunaan Asesoris Oleh Pemusik Punk Hardcore Komunitas Sparky Medan. Skripsi Sarjana USU

Koentjaraningrat

1973 Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia

Koentjaraningrat

1986 Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru

Merriam, Alan P

1964 The Antropology of Music. Evaston III; Northwestern University Press, 1964

Moeliono, Anton M. dkk

1988 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Nettle, Bruno

1964 Theory And Methods In Etnomusicology. New York: The Free Press-A Division Old Mc Milan Publishing, Co, Inc.

Manuel, Peter

1988 Popular Music of The Non-Western World. New York: Oxford University Press.

Soeharto, M

1992 Kamus Musik, Jakarta: Gramedia.

Romero, Roy

2007 Cerita Dibalik Scene Metal Medan, Medan Brontakzine.


(2)

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Zoelham

Umur : 28 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta / Gitaris band Kumal Alamat : Jl. Toamang No. 23 Medan-Pancing

2. Nama : Dedi (God)

Umur : 27 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Komp. Perumnas Mandala

3. Nama : Pudji Wibijaksana

Umur : 26 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Komp. Tasbih

4. Nama : Denny Charisma Putra

Umur : 25

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Sei. Kambing

5. Nama : Zoufy Abdurahman

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa


(3)

6. Nama : Dicky

Umur : 27 tahun

Pekerjaan : Guru

Alamat : Komp. Perumnas Mandala

7. Nama : Roy Romero

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : Warjawan/Musisi

Alamat : Jl. Skip

8. Nama : Rio

Umur : 24 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa/Drumer Foredoom

Alamat : Jl. Karya

9. Nama : Alex

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa/Gitaris Leviatan

Alamat : Jl. Amaliun

10. Nama : Febby

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : Operator Studio Recording di Biru Studio

Alamat : Tanjung Sari

11. Nama : Yuda

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa


(4)

12. Nama : Iben

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : Vocalis band KUMAL Alamat : Jl. H.M.Joni

13. Nama : Suryadi

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa/Musisi

Alamat : Tapian Daya

14. Nama : Heru

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Cemara Amaliun

15. Nama : Dedek

Umur : 28 tahun

Pekerjaan : Technisi Telkom/Gitaris band Cranium


(5)

SAMPLING PENELIIAN SKRIPSI:

PERKEMBANGAN MUSIK PPROGRESSIVE METAL DI KOTA MEDAN

• Semoga anda tulus mengisi angket ini, sehingga dapat menjawab dan mengisi data di bawah ini dengan sebenarbenarnya.

Identitas diri :

Nama :

Jenis kelamin : Sekolah/Pekerjaan :

Umur :

• Terima Kasih atas partisipasinya.

1. Apakah alsan anda menyukai musik keras seperti rock, metal, progressive metal dan sebagainya?

a. musiknya membuat saya merasa bersemangat dan merasa lebih hidup.

b. teks lagunya sesuai dengan yang saya alami. c. musiknya jenius.

d. pendapat anda sendiri... 2. Apakah musik rock, metal, progressive metal selalu diasumsikan


(6)

3. Bagaimana tanggapan anda terhadap musik progressive metal? a. jika anda menyukai, alasannya... b. jika anda tidak menyukai, alasannya...