Studi kepustakaan Lokasi Penelitian

1.5.1 Studi kepustakaan

Untuk mencari teori, konsep dan juga informasi yang berhubungan dengan tulisan ini, yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian penulis terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan untuk menemukan literatu atau sumber bacaan yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian lapangan. Sumber bacaan yang dilakukan dapat berasal dari penelitian luar maupun peneliti dari Indonesia sendiri. Selain bacaan yang dapat berupa majalah atau Koran, bulletin, buku ilmiah, jurnal, skripsi sarjan, tesis, berita dan lain-lain penulis juga menggunakan artikel-artikel yang penulis dapat dari beberapa situs internet dan buku-buku yang dianggap cukup relevan dengan topik permasalahan dalam penelitian ini, teruatama yang menyangkut pada analisis deskriptif musikal dan kebudayaan. Buku-buku tersebut antara lain adalah, Musik Populer, terbitan Lembaga Pendidikan Musik NusantaraLPSN yang ditulis oleh Mauly Purba dan Ben M. Pasaribu, 2006; The Anthropology of Music, tulisan Alan P. Merriam, 1964; Pokok-pokok Antropologi Budaya, karya T.O Ihromi, 1987; serta buku- buku lain yang dianggap relevan dengan topik penelitian ini.

1.5.2 Kerja Lapangan

Penulis melakukan observasi dan wawancara, dilakukan pula perekaman terhadap informasi utama, seperti perekaman terhadap pertunjukan musik progrsif metal dan wawancara terhadap pemusik dan penonton yang didalamnya banyak menggunakan istilah-istilah atau terminologi setempat dengan menggunakan teknik pendekatan elisitasi bertanya langsung ke informan. Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007 USU e-Repository © 2009

1.5.2.1 Observasi

Observasi atau pengamatan dapat berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan indra penglihatan yang juga berati tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan Soehartono, 1995:69. Untuk melakukan pengamatan terlibat, penulis berusaha untuk selalu ikut serta dalam kegiatan- kegiatan yang dilakukan loleh subjek yang diteliti. Penulis melakukan penelitian selama empat bulan lebih, dari bulan juni sampai akhir September. Selain ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh grup musik Foredoom sebagai grup musik progressive metal, penulis juga dengan mengunjungi beberapa event underground yang di gelar yang menjadi tempat tampilnya grup-grup musik progressive metal. Dan kebetulan pula penulis juga terlibat sebagai panitia acara disalah satu acara yang diselenggarakan. Hal ini sangat membantu penulis dalam mengumpulkan data yang berupa rekaman pertunjukan dan wawancara terhadap musisi dan audiensnya. Serta wawancara terhadap pengamat-pengamat musik yang kebetulan juga hadir diacara tersebut.

1.5.2.2 Wawancara

Wawancara menurut Soeharto 1995:67 adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara pengumpul data kepada responden informan dan jawaban-jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan alat perekam. Wawancara adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk memperoleh data tentang kejadian yang tidak dapat Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007 USU e-Repository © 2009 diamati secara langsung. Teknik wawancara yang dilakukan penulis adalah wawancara berfokus focused interview dan wawancara bebas free intervew.

1.5.2.2.1 Alat bantu dokumentasi

Sebagai alat bantu perekam audio dan video penulis menggunakan kamera digital OLYMPUS FE160X735 6.0 Megapixel, dengan dengan kapasitas memori 512MB yang memiliki kemampuan merekam dengan durasi 1 jam lebih. Yang digunakan untuk merekam bunyi musik serta wawancra langsung dengan informan. Dan juga terdapat beberapa hal yang dianggap sangat penting juga akan dilakukan pemotretan untuk memberi gambaran secara visual kepada pembaca tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan musik progressive metal dari segi pertunjukan.

1.5.3 Lokasi Penelitian

Seperti yang dikemukakan oleh Gomloh dalam artikel “musik rock, sumber brutalitas?” bahwa keberadaan musik oleh masyarakat penggemarnya harus dibuktikan melalui pertunjuakan secara live. Penulis akan melakukan observasi diberbagai tempat pertunjukan musik underground di Medan. Sebagai sample kajian penulis memilih lokasi penelitian di gedung perjunjukan Aek Mual Medan yang berada dijalan Setia Budi. Gedung pertunjukan Aek Mual adalah tempat dimana acara musik underground rutin diadakan di Medan satu kali sebulan bahkan lebih. Penulis juga akan melakukan penelitian langsung kebeberapa pertunjukan musik dimana kelompok musik yang beraliran progressive metal akan tampil. Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007 USU e-Repository © 2009 Dan kemudian penulis akan melakukan wawancara dengan penonton serta grup musik yang tampil diacara itu. Hal ini bertujuan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Dari sana penulis dapat dengan jelas melihat bagaimana perkembangan musik progressive metal di Medan sehingga pada akhirnya penulis penulis memilih lokasi-lokasi diatas sebagai tempat penelitian penulis. Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007 USU e-Repository © 2009

BAB II GENRE MUSIK BARAT

2.1 Asal Usul dan Genre Musik Rock

Untuk mengetahui asal lusul musik progressive metal, penulis akan terlebih dahulu menjelaskan mengenai perkembangan musik rock sebagai cikalbakal munculnya musik progressive metal di dunia. Di dalam The Dictionary of Music and Musicians Sadie 1979:111, perjalanan sejarah perkembangan musik rock di dunia dimulai sejak Perang Dunia II usai, yaitu sejak tahun 1940-an di Amerika. Ketika itu jutaan penduduk dari daerah-derah terpencil di Amerika melakukan urbanisasi ke kota-kota besa dengan tujuan mencari pekerjaan untuk meneruskan hidup mereka. Mereka yang datang ke kota-kota besar ini terdiri dari berbagai macam suku dengan membawa kebudayaan musik mereka masing- masing. Orang kulit putih dengan musik country-nya dan orang kulit hitam membawa “black music”-nya rhythm and blues. Musik mereka terus berkembang dengan ciri khas masing-masing. Kedua aliran musik ini akhirnya melahirkan “bintang-bintang” dengan gaya musik masing-masing. Selanjutnya muncul pula aliran-aliran baru akibat perpaduan dari kedua jenis musik mereka tadi, seperti folk rock, rock and roll, blues country, jazz rock, dan sebagainya Chase 1982:619:638. Musik para musisi ini dapat didengarkan di radio-radio, juke-boxes, dan kaset-kaset rekaman mereka yang beredar dipasaran. Musik ternyata telah menjadi bagian hidup para imigran tersebut dalam menjalani hidup sehari-hari ketika bekerja dan istirahat. Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007 USU e-Repository © 2009