pendidikan, keikutsertaan merupakan bentuk tanggapan atau responses atas rangsangan-rangsangan yang diberikan; yang dalam hal ini, tanggapan merupakan
fungsi dari manfaat rewards yang dapat diharapkan Berlo, 1961. Gray dalam Winardi 2007, motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang
bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu atau
ikut berkeikutsertaan. Menurut Atkinson, Hilgard, 1983, adanya pandangan mekanistik yang beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia timbul dari
adanya kekuatan internal dan eksternal di luar kontrol manusia itu sendiri, Hobbes abad ke -17 mengemukakan bahwa apapun alasan yang diberikan oleh seseorang
atas perilakunya, sebab–sebab terpendam dari semua perilakunya itu adalah adanya kecenderungan untuk mencari kesenangan dan menghindari kesusahan
Teori yang sama menunjukkan adanya hubungan partisipasi dengan motivasi intrinsik dan ektrinsik dimana motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang
yang dapat menimbulkan tingkat antusiasmenya dalam melakukan sesuatu kegiatan baik yang bersumber dalam dini individu itu sendiri motivasi intrinsik maupun dari
luar individu motivasi ektrinsik Desra, 2011.
2.5. Filosofi Penerangan dan Motivasi KB
Penerangan dan motivasi keluarga berencana dalam Repelita I terutama ditujukan untuk memberikan penerangan seluas-luasnya kepada masyarakat tentang
terdapatnya kemungkinan bagi mereka untuk melaksanakan perencanaan keluarga. Hal
Universitas Sumatera Utara
ini dilakukan baik melalui Penerangan umum, penerangan kelompok, penyuluhan wawan-muka, maupun melalui pendidikan kependudukan.
a. Penerangan umum.
Penerangan yang bersifat umum dilakukan terutama melalui surat-surat kabar, majalah, kantor berita, siaran radio, TVRI, lagu-lagu populer keluarga berencana,
pembuatan film cerita dan dokumenter tentang keluarga berencana, penerbitan- penerbitan, spanduk-spanduk, papan bergambar, stempel pos pada surat-surat,
perangko keluarga berencana dan lambang keluarga berencana pada mata uang logam.
b. Penerangan kelompok.
Penerangan kelompok terutama dilakukan melalui bantuan yang diberikankepada seminarrakerpertemuan berbagai kelompok masyarakat serta mengirimkan tenaga-
tenaga penerangan untuk melakukan pendekatan terhadap berbagai kelompok khusus masyarakat di daerah-daerah tertentu. Da1am rangka ini telah dilakukan
pendekatan terhadap golongan-golongan berpengaruh dalam masyarakat yang diharapkan tidak hanya akan menjadi penghubung dan penyebar gagasan keluarga
berencana, akan tetapi diharapkan menjadi orang contoh dalam pelaksanaan keluarga berencana. Untuk itu selama Repelita I telah dilakukan pendekatan secara
khusus terhadap pemimpin-pemimpin masyarakat, alim ulama, organisasi karyawan swasta dan pemerintah, organisasi pemuda, pelajar, cendekiawan, kalangan
Angkatan Bersenjata, usahawan dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
c. Penyuluhan wawan-muka
Perhatian yang telah timbul dari kalangan masyarakat terhadap program keluarga berencana segera membutuhkan penggarapan yang lebih bersifat perorangan
agar kesadaran yang telah berkembang tersebut dapat tumbuh menjadi tindakan melaksanakan keluarga berencana. Hal ini dilakukan melalui penyuluhan wawan-
muka baik berupa pendekatan secara langsung kepada calon akseptor maupun kepada mereka yang telah menjadi akseptor. Dengan demikian diharapkan jumlah
akseptor baru terus bertambah dan bersamaan dengan itu kelangsungan akseptor yang telah ada dapat terus dipertahankan. Kegiatan penyuluhan wawan-muka
tersebut untuk sebagian besar dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana PLKB. Oleh karena itu selama Repelita I jumlah tenaga PLKB terus ditingkatkan.
Dalam tahun 196970 dan tahun 197071 belum terdapat tenaga PLKB yang terorganisir. Sejak tahun 197172 telah tercatat 1.930 orang tenaga PLKB, kemudian
dalam tahun 197273 terdapat tambahan 3.774 orangdan kemudian dalam tahun 197374 tercatat PLKB baru sejumlah 5.969 orang.
d. Pendidikan kependudukan
Pendidikan kependudukan ditujukan untuk mengembangkan pengertian tentang hubungan rasionil antara perkembanganjumlah penduduk manusia dan
perkembangan sumber-sumber kehidupan yangterdapat di sekitarnya. Kegiatan ini dilakukan baik melalui pendidikan di dalam sekolah maupun pendidikan di luar
sekolah. Pelaksanaan kegiatan pendidikan kependudukan secara terorganisir mulai dilaksanakan sejak tahun 19711972. Langkah ini dirintis melalui seminar dan loka
Universitas Sumatera Utara
karya untuk mendapatkan pengarahan dan cara pendekatan yang tepat untuk masyarakat Indonesia. Selama masa Repelita I telah dapat diselesaikan penyusunan
bahan-bahan pelajaran pendidikan kependudukan dan telah dapat dirumuskan 26 bahan pelajaran dari 26 judul.
2.6. Vasektomi