Kelompok Perlakuan METODOLOGI PENELITIAN

3.10. Uji pendahuluan pada metode induksi aloksan

Uji pendahuluan merupakan upaya peningkatan kadar glukosa darah dengan menginduksi tikus dengan aloksan. Pada hari ke-0 diukur glukosa darah, setelah penginduksian tersebut, kadar glukosa darah tikus dikontrol pada hari ke- 3,8 dan 14 untuk meyakinkan bahwa aloksan dengan dosis tersebut menyebabkan pankreas. Uji pendahuluan dilakukan dengan cara : 1 Larutan aloksan disuntikan di bagian ekor tikus pada 10 kelompok tikus. Setelah penyuntikan diberi makan dan minum seperti biasa kemudian setelah 2 jam dilakukan lagi pengambilan sampel darah sebagai kadar glukosa darah minggu ke-1 2 Pada hari ke-3 diamati berat badan tikus. Kadar glukosa darah diukur secara kuantitatif. Kemudian ditunggu selama 6 hari untuk menstabilkan hiperglikemia pada tikus. 3 Pada hari ke-8 diamati berat badan tikus. Kadar glukosa darah diukur secara kuantitatif. Kemudian ditunggu selama 6 hari untuk menstabilkan hiperglikemia pada tikus. 4 Hari ke-14 dilakukan pengambilan darah. Hasil pengukuran kadar glukosa darah ditetapkan sebagai kadar glukosa darah hiperglikemia awal.

3.11. Kelompok Perlakuan

a Kontrol Normal Tikus dipuasakan selama 16 jam. Sebelum diberikan perlakuan, darah tikus diambil melalui vena ekor tikus dan diukur sebagai kadar glukosa puasa menggunakan glukometer. Kemudian tikus diberi air suling menggunakan sonde lambung. 30 menit setelah pemberian, tikus diberikan larutan glukosa 50 dengan dosis 1 gkg bb, lalu segera ambil darah tikus dan kadar glukosanya diukur sebagai kadar glukosa darah pada menit ke-0, selanjutnya darah tikus diambil pada menit ke 30,60,90,120,150 dan 180. Data yang diperoleh merupakan hasil uji toleransi glukosa oral. Setelah uji toleransi glukosa oral, lalu tikus kembali diberi makan dan minum secara normal setiap hari. Setelah 14 hari glukosa darah tikus diperiksa sebagai kadar glukosa awal. Lalu pada setiap harinya diberikan suspensi CMC pembanding. Pada hari ke 17, 22 dan 28, ukur glukosa darah masing-masing tikus, sebelum diukur gula darahnya, tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 16 jam. Setelah itu darah tikus diambil dan diukur kadar glukosanya dengan glukometer. Data yang diperoleh merupakan hasil uji hipoglikemia. b Kontrol negatif Tikus dipuasakan selama 16 jam. Sebelum diberikan perlakuan, darah tikus diambil melalui vena ekor tikus dan diukur sebagai kadar glukosa puasa menggunakan glukometer. Kemudian tikus diberi air suling menggunakan sonde lambung. 30 menit setelah pemberian, tikus diberikan larutan glukosa 50 dengan dosis 1gkg bb, lalu segera ambil darah tikus dan kadar glukosanya diukur sebagai kadar glukosa darah pada menit ke-0, selanjutnya darah tikus diambil pada menit ke 30,60,90,120,150 dan 180. Data yang diperoleh merupakan hasil uji toleransi glukosa oral. Setelah uji toleransi glukosa oral, tikus diberi aloksan monohidrat secara intravena, lalu tikus kembali diberi makan dan minum secara normal setiap hari. Setelah 14 hari glukosa darah tikus diperiksa sebagai kadar glukosa hiperglikemia awal. Lalu pada setiap harinya diberikan suspense CMC Na. Pada hari ke 17, 22 dan 28, ukur gula adarah masing-masing tikus, sebelum diukur gula darahnya, tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 16 jam. Setelah itu darah tikus diambil dan diukur kadar glukosanya dengan glukometer. Data yang diperoleh merupakan hasil uji hipoglikemia. c Kontrol positif Tikus dipuasakan selama 16 jam. Sebelum diberikan perlakuan, darah tikus diambil melalui vena ekor tikus dan diukur sebagai kadar glukosa puasa menggunakan glukometer. Kemudian tikus diberi acarbose menggunakan sonde lambung. 30 menit setelah pemberian, tikus diberikan larutan glukosa 50 dengan dosis 1gkg bb, lalu segera ambil darah tikus dan kadar glukosanya diukur sebagai kadar glukosa darah pada menit ke-0, selanjutnya darah tikus diambil pada menit ke 30,60,90,120,150 dan 180. Data yang diperoleh merupakan hasil uji toleransi glukosa oral. d Kelompok uji dosis rendah Tikus dipuasakan selama 16 jam. Sebelum diberikan perlakuan, darah tikus diambil melalui vena ekor tikus dan diukur sebagai kadar glukosa puasa menggunakan glukometer. Kemudian tikus diberi larutan ekstrak etanol G. verrucosa dosis rendah menggunakan sonde lambung. 30 menit setelah pemberian, tikus diberikan larutan glukosa 50 dengan dosis 1gkg bb, lalu segera ambil darah tikus dan kadar glukosanya diukur sebagai kadar glukosa darah pada menit ke-0, selanjutnya darah tikus diambil pada menit ke 30,60,90,120,150 dan 180. Data yang diperoleh merupakan hasil uji toleransi glukosa oral. Setelah uji toleransi glukosa oral, lalu tikus kembali diberi makan dan minum secara normal setiap hari. Lalu pada setiap harinya diberikan suspense ekstrak etanol G. verrucosa. Pada hari ke 17, 22 dan 28, ukur gula adarah masing-masing tikus, sebelum diukur gula darahnya, tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 16 jam. Setelah itu darah tikus diambil dan diukur kadar glukosanya dengan glukometer. Data yang diperoleh merupakan hasil uji hipoglikemia. Lakukan perlakuan yang sama pada kelompok hewan uji ekstrak etanol K. alvarezii dosis rendah. e Kelompok uji dosis sedang Tikus dipuasakan selama 16 jam. Sebelum diberikan perlakuan, darah tikus diambil melalui vena ekor tikus dan diukur sebagai kadar glukosa puasa menggunakan glukometer. Kemudian tikus diberi larutan ekstrak etanol G. verrucosa dosis sedang menggunakan sonde lambung. 30 menit setelah pemberian, tikus diberikan larutan glukosa 50 dengan dosis 1gkg bb, lalu segera ambil darah tikus dan kadar glukosanya diukur sebagai kadar glukosa darah pada menit ke-0, selanjutnya darah tikus diambil pada menit ke 30,60,90,120,150 dan 180. Data yang diperoleh merupakan hasil uji toleransi glukosa oral. Setelah uji toleransi glukosa oral, lalu tikus kembali diberi makan dan minum secara normal setiap hari. Lalu pada setiap harinya diberikan suspense ekstrak etanol G. verrucosa. Pada hari ke 17, 22 dan 28, ukur gula adarah masing-masing tikus, sebelum diukur gula darahnya, tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 16 jam. Setelah itu darah tikus diambil dan diukur kadar glukosanya dengan glukometer. Data yang diperoleh merupakan hasil uji hipoglikemia. Lakukan perlakuan yang sama pada kelompok hewan uji ekstrak etanol K. alvarezii dosis sedang. f Kelompok uji dosis tinggi Tikus dipuasakan selama 16 jam. Sebelum diberikan perlakuan, darah tikus diambil melalui vena ekor tikus dan diukur sebagai kadar glukosa puasa menggunakan glukometer. Kemudian tikus diberi larutan ekstrak etanol G. verrucosa dosis tinggi menggunakan sonde lambung. 30 menit setelah pemberian, tikus diberikan larutan glukosa 50 dengan dosis 1gkg bb, lalu segera ambil darah tikus dan kadar glukosanya diukur sebagai kadar glukosa darah pada menit ke-0, selanjutnya darah tikus diambil pada menit ke 30,60,90,120,150 dan 180. Data yang diperoleh merupakan hasil uji toleransi glukosa oral. Setelah uji toleransi glukosa oral, lalu tikus kembali diberi makan dan minum secara normal setiap hari. Lalu pada setiap harinya diberikan suspense ekstrak etanol G. verrucosa dosis tinggi. Pada hari ke 17, 22 dan 28, ukur gula adarah masing-masing tikus, sebelum diukur gula darahnya, tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 16 jam. Setelah itu darah tikus diambil dan diukur kadar glukosanya dengan glukometer. Data yang diperoleh merupakan hasil uji hipoglikemia. Lakukan perlakuan yang sama pada kelompok hewan uji ekstrak etanol K. alvarezii dosis tinggi.

3.12. Uji statistik terhadap kadar glukosa darah a.