Hewan Uji Metode pemeriksaan kadar glukosa darah Baver DJ, 1982

2.2.3. Kandungan

sumber iodium, seng, selenium. dan vitamin seperti vitamin B1, B2, B6, B12, β–karoten, C dan E.α-karoten, fikoeritrin Luning, 1990, karaginan Winarno, 1996, flavonoid Fard, 2011. 2.2.4. Manfaat Tumbuhan Menurunkan kadar kolestrol darah Hardoko, 2008, antioksidan dan antiinflamasi Fard, 2011. Dalam dunia kedokteran dan farmasi, Eucheuma sp. digunakan sebagai bahan obat asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, rematik, antihiperkolesterol, anti kanker.

2.3. Hewan Uji

Klasifikasi hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sharp et al, 1998: Regnum : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Bangsa : Rodentia Keluarga : Muridae Anak keluarga : Murinae Marga : Rattus Jenis : Rattus Norvegicus Rattus norvegicus adalah salah satu spesies tikus yang paling umum dijumpai di perkotaan. Hasil seleksi terhadap hewan ini banyak digunakan sebagai hewan percobaan dikenal sebagai tikus putih dan sebagai hewan peliharaan dengan warna bervariasi Sharp et al, 1998. Tikus putih Rattus norvegicus sering digunakan dalam penelitian karena memiliki beberapa kelebihan antara lain: mudah dipelihara dalam populasi yang sangat besar, dapat berkembang biak dengan pesat, dan memiliki ukuran yang lebih besar daripada mencit sehingga untuk beberapa percobaan tikus lebih menguntungkan. Tikus putih Rattus norvegicus memperlihatkan masa hamil yang singkat 21-23 hari, jumlah anak yang cukup banyak 6-12 ekor, dan dapat hidup sampai 4 tahun.Seekor tikus putih dewasa membutuhkan 15 gram makanan dan 20-45 ml air per 100 gram berat badan per hari. Suhu kandang yang dibutuhkan tikus 18-27 o C dan kelembaban relatif 40-70. Ada berbagai galur tikus putih antara lain : Long-Evans, Sprague-Dawley, dan Wistar. Tikus putih Rattus novergicus L galur Wistar mempunyai ciri-ciri : warna tubuh putih, mata berwarna merah albino, ukuran kepala dan ekor lebih pendek dari badannya; galur Sprague-Dawley mempunyai ciri-ciri : warna tubuh putih, mata berwarna merah albino, ukuran kepala yang kecil, dan ekor lebih panjang dari badannya; sedangkan galur Long-Evans ditandai dengan warna hitam dibagian kepala, dan tubuh bagian depan. 2.4. Diabetes Mellitus 2.4.1. Pengertian Diabetes mellitus adalah penyakit gula atau kencing manis yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal hiperglikemik akibat tubuh kekurangan insulin, baik absolute maupun relative. Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa ke dalam sel terlambat serta metabolismenya diganggu. Pada diabetes mellitus semua proses tersebut terganggu, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga energi terutama diperoleh dari metabolism protein dan lemak. Sebenarnya hiperglikemia sendiri relative tidak berbahaya, kecuali bila hebat sekali. Yang nyata berbahaya ialah glikosuria yang timbul, karena glukosa bersifat diuretic osmotic, sehingga diuresis sangat meningkat disertai hilangnya beberapa elektrolit. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya dehidrasi dan hilangnya elektrolit pada penderita diabetes yang tidak diobati. Karena adanya dehidrasi, maka badan berusaha mengatasinya dengan banyak minumpolidipsia. Badan kehilangan kalori untuk setiap gram glukosa yang diekskresi. Polifagia timbul karena perangsangan pusat nafsu makan di hipotalamus oleh kurangnya pemakaian glukosa di kelenjar itu Suherman, 2007.

2.4.2. Gejala Klinik Diabetes Mellitus

a. Pada diabetes mellitus DM tipe I, gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia,polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah,iritabilitas dan pruritis. b. Pada diabetes mellitus DM tipe II, gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada, tapi DM ini sering kali muncul tanpa diketahui. Penanganan baru dilakukan beberapa tahun ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM tipe II umumnya lebih mudah terinfeksi dan sukar sembuh dari luka dan umumnya penderita hipertensi,hiperlipidemia,obesitas dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf anonim, 2006.

2.4.3. Diagnosis

Diagnosis klinis DM umumnya akan ada keluhan khas DM berupa poliuria, polifagia, polidipsia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, Keluhan lain yang mungkin disampaikan penderita antara lain badan terasa lemas, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria dan pruritis vulvae pada wanita. Hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu 200mgdl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa 126mgdl juga dapat digunakan sebagai patokan diagnosis DM. Dan apabila tanpa keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah abnormal tinggi hiperglikemia satu kali saja tidak cukup kuat untuk menegakkan diagnosis DM. Diperlukan konfirmasi atau pemastian lebih lanjut dengan mendapatkan paling tidak satu kali lagi kadar gula darah sewaktu abnormal tinggi 200mgdl pada hari lain, kadar glukosa darah puasa yang abnormal tinggi 126mgdl, atau dari hasil uji toleransi glukosa oral didapatkan kadar glukosa darah pasca pembebanan 200mgdl Suherman, 2007. 2.5. Metode Pengujian Diabetes 2.5.1. Metode uji toleransi Glukosa Kepada tikus yang telah dipuasakan selama kurang lebih 20-24 jam, diberikan larutan glukosa per oral setengah jam sesudah pemberian sediaan obatyang diuji. Pada awal percobaan sebelum pemberian obat, dilakukan pengambilan cuplikan darah vena telinga dari masing-masing kelinci sejumlah 0,5 ml sebagai kadar glukosa awal. Pengambilan cuplikan darah vena diulangi setelah perlauan pada waktu-waktu tertentu. Penurunan kadar glukosa darah pada kelompok uji diketahui dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil dari kelompok control positif. Semua data dievaluasi secara statistic dengan menggunakan ANOVA dan uji t. Dapat dibuat kurva dosis respons kadar gula darah sebagai fungsi dosis dan waktu penentuan kadar gula darah.

2.5.2. Metode uji diabetes aloksan

Induksi diabetes dilakukan pada tikus yang diberi suntikan aloksan monohidrat dengan dosis 70mgkg BB. Penyuntikan dilakukan secara intravena pada ekor tikus. Perkembangan hiperglikemia diperiksa setiap hari. Pemberian obat antidiabetik secara oral dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan terhadapa tikus positif. Perhitungan untuk kadar glukosa darah dilakukan sama dengan perhitungan untuk tikus. Semua data dimuat dalam table dan dievaluasi secara statistic dengan ANOVA dan uji t. Dapat dibuat kurva dosis respons kadar glukosa darah sebagai fungsi dosis yang diberikan dan waktu pemeriksaan kadar gula darah.

2.6. Metode pemeriksaan kadar glukosa darah Baver DJ, 1982

Metode enzimatik Kadal glukosa darah diukur dengan metode enzimatik glukosa oksidase menggunakan glukometer Roche. Prinsip kerja penggunaan alat ini yaitu: oksigen dengan bantuan enzim glukosa oksidase mengkatalis proses oksidasi glukosa menjadi glukoronat dan hydrogen peroksida. Dalam reaksi yang kedua enzim peroksidase mengkatalis reaksi oksidasi khromogen akseptor oksigen yang tidak berwarna, kemudian oleh hydrogen peroksida membentuk suatu produk khromogen teroksidasi berwarna biru,yang diukur dengan glukometer. Tes strip pada glukometer Roche mengandung bahan kimia glukosa oksidase lebih dari sama 0,8 IU; peroksisase 5,6 IU; garam naftalen asam sulfat 42 mikrogram;dan 3- metil-2-benzothiazolim hidrazon.

2.7. Terapi Obat