Pembiayaan Bermasalah NpfNon Performing Financing

dapat memberikan keuntungan maksimal baik kepada stake holder maupun share holder potensial. 8 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwasannya proses pemasaran koperasi syariah harus dimulai sebelum terjadinya akad- akad pembiayaan. keputusan-keputusan pemasaran dibuat untuk: 1. Memperkenalkan produk dan jasa koperasi syariah yang ditawarkan 2. Menentukan anggota, calon anggota dan masyarakat yang akan dibidik 3. Menentukan tingkat margin, bagi hasil dan fee sebagai agen 4. Memberikan kepuasan pada anggota maupun masyarakat luas Pemasaran merupakan ujung tombak dari sebuah usaha, oleh karenanya, komponen-komponen pemasaran koperasi syariah harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini : 1. Analisa pasar Sasaran pasar, pesaing, harga dan kemasan produk 2. Strategi pemasaran 3. Periklanan yang berkaitan dengan produk koperasi syariah 4. Humas sebagai sarana sosialisasi produk 5. Anggota dan calon anggota atau masyarakat lain.

B. Pembiayaan Bermasalah NpfNon Performing Financing

1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan adalah : kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon 8 Kasmir, “Manajemen perbankan”, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2000 h.168 anggota, koperasi lain dan atau anggotanya, yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dan pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut. 9 Definisi lain tentang pembiayaan yaitu : pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang direncanakan. 10 Sedangkan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uangtagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuankesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai dengan imbalan atau bagi hasil. Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan, bagi bank berdasarkan prinsip konvensional, keuntungan diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah berupa imbalanbagi hasil. Perbedaan lainnya terdiri dari analisis pemberian pembiayaan kredit beserta persyaratannya. 11 9 Kementrian Koperasi UKM RI, Petunjuk teknis program pembiayaan produktif koperasi dan usaha mikro P3KUM pola syariah Jakarta, 2007 h.4 10 Muhammad, manajemen pembiayaan Bank Syariah Yogyakarta, UPP. AMM, YKPN, 2002 h. 17 11 Kashmir, Manajemen perbankan Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2003 h. 72-73 Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administrative serta sertifikat wadiah Bank indonesia. 12 Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lai yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil pasal 1 Angka 12 Undang- Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan 13

2. Pengertian Pembiayaan Bermasalah NPF Non Performing

Financing Non Performing Financing NPF adalah: pembiayaankredit bermasalah disebut NPF pada bank syariahNPL pada bank konvensional, menggambarkan situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mangalami resiko kegagalan. Bahkan menunjukan kepada bank akan mengalami resiko kegagalan. 14 12 Peraturan Bank Indonesia No. 57PBI2003 tanggal 19 Mei 2003 13 BPRS AL SALAAM , Program Pendidikan Officer. Modul 7:Manajemen Pembiayaan.Jakarta, 2008 h. 94 14 H.Veithzel Rivai, Kredit management handbook, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Non Performing Financing NPF adalah suatu rasio keuangan bank yang menggambarkan besarnya tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan. 15 Dalam bank konvensional dikenal dengan istilah Non Performing Loan NPL. Menurut dowd Non Performing Loan NPL adalah peluang kejadian dimana pihak lawan akan gagal melakukan pembayaran sesuai perjanjian. 16 Ssednagkan menurut Andrea Szczesny dan Ralf Ewert, Non Performing Loan NPL adalah apabila telah terjadi satu atau lebih peristiwa-peristiwa yakni: debitur tidak ingin membayar kewajibannya secara penuh; adanya peristiwa kerugian pembiayaan seperti restrukturisasi karena kesulitan yang mengakibatkan penundaan pokok, debitur menunggak lebih dari 90 hari atas kewajibannya, debitur dinyatakan bangkrut atas usahanya. 17 Golin pun menjelaskan bahwa berdasarkan praktek internasional, suatu kredit dimana bunga atau pokok yang telah jatuh tempo lebih dari 90 hari di klasifikasikan sebagai non performing loan. 18 NPL sendiri biasanya diklasifikasikan kedalam tiga atau lebih regulator. Classified loan meliputi kredit yang dipertimbangkan sebagai substandard kurang lancar, doubtful diragukan, dan Loss macet. 15 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 330DPNP tanggal 14 Desember 2001, lampiran 14 16 Kevin Dowd, Beyond Value at Risk, The new science of risk management, England: John Willey Sons, 1998 h, 142 17 Michael K Ong, Credit Ratings, Methodologies, Rationale and Default Risk, London; Risk Book, 2002 h, 36 18 Jonathan Golin, The Bank credit analisis handbook, A, Guide for analysis, Banker and Investor Singapore: John Willey Son, 2001 h. 161

3. Tujuan Pembiayaan

Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stake holder, yakni: 19 a. Pemilik Dari sumber pendapatan, para pemilik mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut. b. Pegawai Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya. c. Masyarakat 1 Pemilik dana Sebagai pemilik, mereka mengharapkan dari dana yang diinvestasikan akan diperoleh bagi hasil. 2 Debitur yang bersangkutan Para debitur, dengan penyediaan dana baginya, mereka terbantu guna menjalankan usahanya sector produktif atau terbantu untuk pengadaan barang yang diinginkannya pembiayaan konsumtif 3 Masyarakat umumnya-konsumen Mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya 19 Muhammad, Manajemen dana Bank Syariah, Yogyakarta, Ekonisia,2005, h.196 d. Pemerintah Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan Negara, disamping itu akan diperoleh pajak berupa pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahaan-perusahaan

4. Fungsi Pembiayaan

Ada beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah kepada masyarakat penerima, diantaranya: 20 a. Meningkatkan daya guna uang Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Uang tersebut dalam prosentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktifitas. Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk memperluasmemperbesar usahanya baik untuk peningkatan produksi, perdagangan maupun untuk usaha-usaha rehabilitasi ataupun memulai usaha baru. Pada asasnya melaluipembiayaan terdapat suatu usaha peningkatan produktifitas secara menyeluruh. Dengan demikian dana yang mengendap di bank yang diperoleh dari para penyimpan uang tidaklah idle diam dan disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat, baik kemanfaatan bagi masyarakat. 20 Muhammad, “Manajemen pembiayaan bank syariah”, Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2005 h.19, review buku Muchdarsyah Sinungan, Dasar-Dasar dan teknik manajemen kredit, Jakarta, Bina Aksara, 1983 b. Meningkatkan daya guna barang Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat, misalnya peningkatan utility kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak kelapagoring, peningkatan utility dari padi menjadi beras, benang menjadi tekstil dan sebagainya. c. Meningkatkan peredaran uang Pembiayaan yang disalurkan via rekening-rekening Koran pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, bilyet giro, wesel, promes dan sebagainya. Melalui pembiayaan, peredaran uang kartal maupun giral akan lebih berkembang oleh karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan bertambah baik kualitatif apalagi secara kuantitatif. d. Menimbulkan kegairahan berusaha Setiap manusia adalah mahluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkatan usaha tidaklan selaludiimbangi dengan peningkatan kemampuannya yang berhubungan dengan manusia lain yang mempunyai kemampuan. Karena itu pulalah maka pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningkatan usahanya. e. Stabilitas ekonomi Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilitasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha antara lain: pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitasi prasarana, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat. f. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional Bank sebagai lembaga kreditpembiayaan tidak saja bergerak di dalam negeri tapi juga di luar negeri. Amerika serikat yang telah sedemikian maju organisasi dan system perbankannya telah melebarkan sayap perbankannya ke seluruh pelosok dunia, demikian pula beberapa Negara maju lainnya. Negara-negara kaya tayu yang kuat ekonominya, demi persahabatan antar Negara banyak memberikan bantuan kepada Negara-negara yang sedang berkembang atau yang sedang membangun. Bantuan-bantuan tersebut tercermin dalam bentuk bantuan kredit dengan syarat-syarat yang ringan yaitu bunga yang relative murah dan jangka waktu penggunaan yang panjang. Melalui bantuan kredit antara begara, maka hubungan antar Negara pemberi and penerima kredit akan bertambah erat terutama yang menyangkut hubungan perekonomian dan perdagangan.

5. Kategori pembiayaan bermasalah Non Performing Financing

Berikut ini dibahas berbagai permasalahan mengenai criteria dan pedoman berkaitan dengan kualitas Aktiva Produktif Koperasi. Dari pembahasan ini akan diketahui aktiva produktif yang masuk kategori lancar dan macet. Sumber pembahasan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No 618PBI2004 tentang kualitas Aktiva Produktif, tanggal 1 juli 2004 disebutkan bahwa aktiva produktif adalah penanaman dana Bank Syariah dalam bentuk 1 Pembiayaan 2 Piutang 3 Qard 4 Penem patan 5 Penyertaan modal 6 Penyertaan modal sementara 7 sertifikat Wadiah Bank Indonesia. 21 Sedangkan Aktiva Produktif berupa pembiayaan, piutang, penempatan dana pada bank lain, dan Ijarah menurut Peraturan Bank Indonesia No. 618PBI2004 dikategorikan bermasalah yang dapat menyebabkan Non Performing Financing NPF adalah pembiayaan dengan kualitas Kurang Lancar Kol 2, Diragukan Kol 3 dan Macet Kol 4.

6. Perhitungan Non Performing Financing NPF

Non Performing Financing adalah suatu rasio yang membandingkan tingkat pembiayaan bermasalah pembiayaan yang dikualifikasikan terhadap total pembiayaan yang diberikan. 22 Perhitungan Non Performing Financing NPF ada 2 macam yakni: 23 1. NPF Gross : Perbandingan antara pembiayaan yang memiliki Kualitas Kurang Lancar Kol 2, Diragukan Kol 3. Macet Kol 4 dibandingkan dengan Total Pembiayaan yang disalurkan. RUMUS : NPF Gross = Pembiayaan kol 2-4 X 100 Total Pembiayaan 21 www.bi.go.id di akses pada 10 Januari 2010 22 Ibid 23 Katiyo, Analisa Kredit dan Resiko, Jakarta: Institut bankir Indonesia, 2004 h.67 2. NPF Neto : Perbandingan antara pembiayaan yang memiliki Kualitas Kurang Lancar Kol 2, Diragukan Kol 3, Macet Kol 4 dikurangi dengan PPAP Khusus Kol 2-4 dibandingkan dengan total Pembiayaan yang disalurkan. RUMUS: Keterangan: NPF Neto = Pembiayaan kol 2-4 – PPAP Kol 2-4 X 100 Total Pembiayaan a. Pembiayaan yang diberikan merupakan pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kepada bank lain b. Pembiayaan bermasalah dihitung secara gross tidak dikurangi PPAP

7. Skema proses penyaluran pembiayaan

Menolak Menyetujui INISIASI Identifikasi dan analisi resiko pembiayaan DOKUMENTASI Kelengkapan dokumentasi pembiayaan, jaminan, perijinan, jatidiri, dll KOMITE PEMBIAYAAN PENCAIRAN Kontrol atas transaksi dan administrasi pembiayaan LANCAR BERMASALAH Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh bagian pembiayaan dalam memperoleh calon anggota penerima pembiayaan yaitu Walk in Client dan solitasi. Walk in Client adalah calon anggota pembiayaan datang ke kantor koperasi syariah untuk mendapatkan pelayanan dan jasa. Biasanya calon anggota pembiayaan yang diperoleh dengan cara tersebut sebagian besar adalah memiliki cukup beresiko tinggi.ada kemungkinan calon anggotamasyarakat yang datang tersebut biasanya sudah pernah mengajukan pembiayaan di koperasi atau di bank lain dan permohonannya ternyata ditolak sehingga datang mengajukan permohonan tersebut ke koperasi syariah. Untuk itu prinsip kehati-hatian sangat diperlukan pihak pengelola, walaupun calon anggota pembiayaan mengeluarkan bermacam- macam dalih. 24 Agar dana pembiayaan koperasi syariah aman dan manguntungkan, sebaiknya petugas pembiayaan mencari anggota pembiayaan yang di sebut solitasi. Kata lain dari solitasi adalah tindakan menjemput bola. Petugas pembiayaan harus pro aktif dalam mencari calon anggota pembiayaan pilihan dan sesuai criteria yang layak untuk dibiayai harus memenuhi syarat 6 C yaitu : 25 1 Character behaviour karakter akhlaknya Karakter ini dapat dilihat dari interaksi kehidupan keluarga dan para tetangganya. Untuk mengetahui lebih dalam adalah dengan bertanya 24 Arison Hendri “Penanganan pembiayaan bermasalah”, modul pelatihan pada Induk koperasi Syariah 22-23 Februari 2010 25 Andi pangeran hamzah “Upaya hukum penyelesaian pembiayaan bermasalah” modul pelatihan pada Induk koperasi syariah 23 Januari 2010 kepada tokoh masyarakat setempat maupun para tetangga tentang karakterakhlaknya dari si calon penerima pembiayaan. 2 Condition of economy kondisi usaha Usaha yang dijalankan calon anggota pembiayaan harus baik, dalam arti mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, menutupi biaya operasi usaha dan kelebihan dari hasil usaha dapat menjadi penambah modal usaha untuk berkembang. Apalagi kelak mendapat pembiayaan dari koperasi syariah maka usaha tersebut dapat tumbuh lebih baik dan akhirnya mampu untuk melunasi kewajibannya. 3 Capacity kemampuan manajerial Calon anggota pembiayaan mempunyai kemampuan manajerial, handal dan tangguh dalam menjalankan usaha. Biasanya seorang wiraswasta sudah dapat mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dari usahanya apabila sudah berjalan minimal dua tahun. Oleh karena itu kebijakan yang berlaku dikoperasi syariah sebaiknya apabila calon anggota pembiayaan tersebut belum menjalankan usaha sejenis minimal dua tahun maka tidak dapat diproses permohonan pembiayaannya. 4 Capital modal Calon anggota pembiayaan harus mampu mengatur keuangannya dengan baik. Pengusaha harus dapat menyisihkan sebagian keuntungan usahanya untuk menambah modal sehingga skala usahanya dapat ditingkatkan. Satu hal yang perlu diwaspadai adalah apabila usaha calon anggota pembiayaan yang sebagian besar struktur permodalannya berasal dari luar bukan modal sendiri maka hal ini akan menimbulkan kerawanan pembiayaan bermasalah. 5 Collateral jaminan Petugas pembiayaan harus dapat menganalisis usaha calon anggota pembiayaan dimana sumber utama pelunasan pembiayaan nantinya dibayarkan dari hasil keuntungan usahanya. Untuk mengatasi kemungkinan sulitnya pembayaran kembali kepada koperasi syariah maka perlu dikenakan jaminan. Pertama sebagai pengganti pelunasan pembiayaan apabila nasabah sudah tidak mampu lagi. Namun demikian koperasi syariah tidak dapat langsung mengambil alih jaminan tersebut, tetapi memberikan tangguh atau tenggang waktu untuk mencari alternative lain yang disepakati bersama dengan anggotanya. Kedua sebagai pelunasan pembayaran apabila anggotanya melakukan tindakan wanprestasi. 6 Constrain keadaan yang menghambat Ketepatan pemberian modal usaha sangat berkaitan pula dengan iklimmusim suatu usaha tertentu. Sebagai contohnya meskipun seseorang berpengalaman dalam berdagang es kelapa muda, akan tetapi jika ia diberikan pembiayaan usaha pada saat musim hujan maka dapat dipastikan pengembalian angsuran kepada koperasi syariah akan bermasalah. Demikian halnya dengan pedagang buah yang memiliki musim tersendiri, tidak tepat jika diberikan pembiayaan usaha dengan jangka waktu yang lebih dari dua bulan. Karena musim buah-buahan paling lama 3 bulan.

C. STRATEGI PEMBIAYAAN BERMASALAH

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Analisis Pengaruh Non Performing Financing Pembiayaan Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah

0 12 7

Strategi dan kendala pengembangan usaha koperasi jasa keuangan Syariah (studi pada koperasi mitra Indonesia di Kota Cileungsi kabupaten Bogor)

3 19 137

Rancangan bangun sistem informasi pembiayaan Mudharabah untuk pemberian modal bagi usaha kecil menengah : studi kasus koperasi jasa keuangan syariah ei mubarok

0 5 229

Akad istishna dalam pembiayaan rumah pada bank syariah mandiri :studi kasus pada bank syariah mandiri kantor cabang pembantu cinere

4 38 87

kesusaian Syariah mekanisme operasional koperasi jasa keuangan Syariah Amanah dan koperasi jasa keuangan Syariah BMT al-Fath

6 59 73

Stratetegi koperasi jasa keuangan syariah dalam menekan tingkat Non Performing Financing ( NPF): studi kasus pada KJK Syariah Arrahmah cinere

1 17 114

Pengaruh Debt Financing,Equity Financing dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Perbankan syariah (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)

0 10 139

Pengaruh Financing To Deposits Ratio dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

2 23 70

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 11